Ukraina Tuding Rusia Rekrut Lebih dari 1.400 Tentara dari Afrika

- Rusia merekrut warga Afrika lewat berbagai cara
- Kenya minta warganya dipulangkan dari Ukraina
- Afrika Selatan investigasi warganya terlibat dalam konflik di Ukraina
Jakarta, IDN Times - Ukraina mengatakan bahwa terdapat 1.436 warga dari 36 negara di Afrika. Warga Afrika tersebut diduga dieksploitasi oleh Rusia untuk membantu melawan tentara Ukraina dalam beberapa tahun terakhir.
“Moskow telah mengeksploitasi kerawanan di Afrika lewat penipuan kontrak militer Rusia. Banyak dari mereka yang direkrut untuk menjadi umpan dan diterjunkan ke garis depan dengan misi yang berbahaya,” ungkap Menteri Luar Negeri Ukraina, Andriy Sybiha, dilansir The Independent, pada Jumat (7/11/2025).
Pekan lalu, Kenya menyebut ratusan warganya ditipu untuk bergabung dengan militer Rusia. Sebagian bahkan membayar mahal untuk diberangkatkan ke Rusia dengan harapan dapat bekerja.
1. Rusia merekrut warga Afrika lewat berbagai cara
Sybiha menyebut bahwa Rusia merekrut warga asing, terutama Afrika lewat berbagai cara licik. Sejumlah dari mereka dipaksa dan ditipu dengan tawaran insentif besar padahal yang didapat adalah kematian.
“Rusia merekrut warga Afrika dengan berbagai cara, beberapa mendapat tawaran uang dan lainnya ditipu dan tidak sadar bahwa mereka diharuskan masuk militer di bawah paksaan. Menyetujui kontrak tersebut sama dengan hukuman mati,” tuturnya, dikutip dari United24.
Ia menyebut, warga asing di Ukraina memiliki nasib yang menyedihkan dan mendapatkan perlakuan buruk. Ukraina mendesak pemerintah negara Afrika untuk memperingatkan warganya soal masalah ini.
2. Kenya minta warganya dipulangkan dari Ukraina
Pada saat yang sama, Presiden Kenya, William Ruto mengaku khawatir terhadap banyaknya warganya yang berada dalam kesulitan di Ukraina. Mereka ditipu dan diterjunkan di medan perang di Ukraina untuk membantu Rusia.
“Saya meminta Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy untuk memfasilitasi pembebasan semua warga Kenya di Ukraina. Saya bersyukur atas respons darinya untuk menanggapi permintaan kami,” terangnya, dilansir Business Africa Insider.
Sementara itu, Ukraina dan Kenya setuju untuk mendiskusikan masalah kemanusiaan dan ekonomi. Mereka setuju untuk meningkatkan kolaborasi lewat kementerian kedua negara.
3. Afrika Selatan investigasi warganya terlibat dalam konflik di Ukraina
Afrika Selatan (Afsel) mengatakan, sudah menerima panggilan dari 17 warganya yang bergabung dalam tentara bayaran Rusia di Ukraina. Warganya berusia antara 20-39 tahun dan terjebak di Donbass, Ukraina.
Dilansir BBC, Presiden Afsel, Cyril Ramaphosa mengungkapkan investigasi soal situasi ini dan proses rekrutmen pemuda untuk bergabung dalam militer asing. Menurutnya, bergabung dengan tentara negara lain adalah tindakan ilegal di Afsel.
Para pemuda itu bergabung karena menerima tawaran menarik dan insentif besar untuk bergabung dalam tentara bayaran. Dorongan utama pemuda Afsel bergabung karena tingginya angka pengangguran yang mencapai lebih dari 30 persen.


















