Uni Eropa Minta Ada Jeda di Jalur Gaza

Jakarta, IDN Times - Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Josep Borrell mendesak agar jeda kemanusiaan baru di Jalur Gaza kembali dibentuk. Borrell mengatakan, serangan Israel sudah kelewat batas.
“Serangan darat Israel di Gaza terus menimbulkan banyak korban meskipun tentara Israel berkewajiban untuk melindungi warga sipilnya,” kata Borrell, dikutip dari Anadolu, Sabtu (30/12/2023).
Borrell menyebut, pengeboman di kamp pengungsi Maghazi adalah salah satu yang terparah. Akibatnya, pengungsi pun bertambah jumlahnya dari hari ke hari.
“Jeda baru dalam permusuhan ini sangat mendesak diperlukan,” lanjut dia.
1. Jumlah korban tewas mencapai 21 ribu orang

Jumlah korban tewas di Jalur Gaza kini mencapai 21.320 orang sejak Israel mulai menyerang pada 7 Oktober 2023 lalu. Selain itu, 55.603 orang lainnya juga terluka.
“Sedikitnya 210 orang telah terbunuh di Gaza dalam 24 jam terakhir,” kata Juru Bicara Kementerian Kesehatan Gaza, Ashraf Al Qedra.
Ia menyatakan, tentara Israel sengaja menargetkan 104 ambulans dan 142 institusi kesehatan di Jalur Gaza.
2. 40 persen penduduk Gaza terancam kelaparan

Badan PBB untuk Pengungsi dan Pekerjaan Palestina (UNRWA) memperingatkan, kurangnya bantuan yang memasuki Jalur Gaza menyebabkan 40 persen penduduknya berisiko mengalami kelaparan.
Pada Kamis (28/12/2023), UNRWA memperbarui peringatannya bahwa saat ini Gaza sedang bergulat dengan bencana kelaparan. Badan tersebut juga mengulangi seruan gencatan senjata kemanusiaan di wilayah kantong itu.
“Setiap hari adalah perjuangan untuk bertahan hidup, mencari makanan, dan air. Kenyataannya adalah kita membutuhkan lebih banyak bantuan. Satu-satunya harapan yang tersisa adalah gencatan senjata kemanusiaan,” kata direktur UNRWA di Gaza, Thomas White.
3. Israel bombardir Khan Younis di Gaza selatan
Peringatan terbaru UNRWA muncul setelah pasukan Israel pada Kamis memborbardir wilayah Gaza dengan pertempuran melawan pejuang Hamas yang terus bergerak ke selatan, yang merupakan tempat ratusan ribu warga Gaza berlindung.
Serangan udara, artileri serta pertempuran dari rumah ke rumah terjadi paling parah di kota selatan Khan Younis.
Pengepungan total Israel di Gaza sejak 7 Oktober telah mambuat warga Gaza kekurangan makanan, air, bahan bakar dan obat-obatan. Kekurangan tersebut hanya dapat diatasi secara sporadis melalui bantuan kemanusiaan yang masuk terutama melalui Mesir.