Usai Dikritik, Jerman Buka Opsi Kirim Tank Leopard 2 ke Ukraina

Jakarta, IDN Times - Menteri Pertahanan Jerman, Boris Pistorius, mengatakan bahwa Kanselir Olaf Scholz sudah berbicara dengan sekutu tentang pengiriman tank Leopard 2 ke Ukraina. Keputusan untuk pengiriman bisa saja datang beberapa hari ke depan.
Pistorius mengatakan, negara-negara dengan Leopard 2 di unit militernya mungkin benar-benar mulai melatih Ukraina tentang cara menggunakan tank tempur utama yang mematikan ini.
“Saya sedang mempersiapkan kemungkinan keputusan untuk mengirim tank Leopard dan mengizinkan mitra Eropa dan NATO lainnya untuk melakukan hal yang sama. Kalau keputusannya (mungkin) satu atau dua hari, ya begitulah adanya,” kata Pistorius, pada Selasa (24/1/2023), dilansir Reuters.
1. Sambutan positif dari NATO

Pistorius menambahkan, Jerman juga mendorong negara-negara mitra, yang memiliki tank Leopard dan siap digunakan, untuk melatih tentara Ukraina menggunakan perangkat tersebut.
Sekjen NATO Jens Stoltenberg menyambut pesan positif dari Jerman. Menurutnya, kebutuhan waktu adalah alasan wajar karena Jerman harus mengidentifikasi, mempersiapkan, dan melatih tentara Ukraina terlebih dahulu.
“Pada momen penting dalam perang ini, kami harus menyediakan sistem yang lebih berat dan lebih maju ke Ukraina, dan kami harus melakukannya lebih cepat,” katanya, dilansir The Straits Times.
2. Banyak negara yang ingin mengirim tank Leopard 2

Pendekatan hati-hati Scholz untuk mengirim tank Leopard, atau membiarkan negara lain mengekspor stok mereka sendiri ke Ukraina, telah membingungkan sekutu Jerman dan menciptakan perpecahan di dalam pemerintahannya sendiri.
Polandia secara resmi telah meminta izin Jerman untuk mengirim tank ke Ukraina, menurut Menteri Pertahanan Polandia Mariusz Blaszczak.
Tiga negara Baltik, pada akhir pekan, meminta Jerman sebagai kekuatan utama Eropa untuk segera mengubah arah.
Penasihat Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, Mykhailo Podolyak, lebih blak-blakan mengatakan bahwa keragu-raguan Barat dapat menyebabkan banyak warga terbunuh.
3. Pendekatan Jerman dikritik

Sekutu telah menyatakan keprihatinan soal lambatnya pengambilan keputusan Scholz, yang dapat memperpanjang konflik dan merusak janjinya untuk terus maju dengan kebijakan pertahanan Jerman yang lebih tegas, yang disebutnya sebagai titik balik bersejarah.
“Pada titik ini, tidak ada argumen bagus yang mengatakan mengapa tank tempur, mengapa sistem pertahanan udara tidak dapat disediakan. Argumen eskalasi tidak berhasil karena Rusia terus meningkat,” kata Menteri Luar Negeri Latvia, Edgars Rinkevics, dilansir Bloomberg.
Dengan pejabat Ukraina dan NATO mengharapkan kemungkinan intensifikasi pertempuran musim semi ini, Kiev telah memohon kepada Jerman dan sekutu untuk mengirim tank tempur modern, yang dapat membantu pasukannya mempertahankan posisi mereka dan mendapatkan kembali wilayah yang hilang dengan menerobos garis depan Rusia.