Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Utusan AS-Ukraina Berunding Bahas Perang Rusia di Jeddah

Presiden AS Donald Trump dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy. (Wikimedia Commons/Official White House Photo by Shealah Craighead)
Intinya sih...
  • Pejabat AS dan Ukraina akan bertemu di Jeddah untuk perundingan perdamaian dengan Rusia.
  • Presiden Ukraina belum diketahui akan berpartisipasi dalam perundingan tersebut.
  • Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio hadir dalam pertemuan, Trump mendorong gencatan senjata.

Jakarta, IDN Times - Pejabat Amerika Serikat (AS) dan Ukraina dijadwalkan akan bertemu pada hari ini, Selasa (11/3/2025). Mereka akan melakukan perundingan pertama untuk mengakhiri perang dengan Rusia.

Belum diketahui Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy akan berpartisipasi dalam perundingan dengan perwakilan AS di kota Jeddah di Laut Merah. Zelenskyy tiba di Arab Saudi pada Senin, untuk bertemu dengan Putra Mahkota Saudi dan perdana Menteri Mohammed bin Salman.

Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio yang akan menjadi pemimpin delegasi Negeri Paman Sam untuk hadir dalam pertemuan tersebut. Ia tiba pada Senin kemarin untuk berbicara dengan para pemimpin Saudi.

1. Menekan Zelenskyy ke meja perundingan

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. (x.com/ZelenskyyUa)

Zelenskyy menekankan Ukraina berkomitmen penuh melakukan perundingan konstruktif dengan Presiden AS, Donald Trump. Meskipun tidak ke Arab Saudi, Trump akan memantau pertemuan tersebut.

Dikutip dari Washington Post, Selasa (11/3/2025), Trump mendorong gencatan senjata dan kerangka kerja untuk perjanjian damai dalam konflik tersebut, yang telah berkecamuk sejak Februari 2022.

Dalam perubahan tajam dari dukungan kuat pemerintahan Biden untuk Kyiv, Trump baru-baru ini mengumumkan penghentian sementara, dalam bantuan militer dan pembagian informasi intelijen dengan Ukraina untuk menekan Zelenskyy agar datang ke meja perundingan.

Menurut Rubio, ia memahami sulit bagi Ukraina mempertimbangkan potensi hilangnya wilayah dalam perjanjian damai. "Namun, itulah satu-satunya cara (perang) akan berakhir dan mencegah lebih banyak penderitaan," kata Rubio dalam penerbangannya menuju Jeddah.

2. Tindakan Trump buat Rusia makin agresif

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump saat menandatangani perintah eksekutif. (The Trump White House, Public domain, via Wikimedia Commons)

Sementara itu, Ukraina memperingatkan tindakan Trump sejak menjabat telah mendorong Rusia untuk mengambil sikap yang lebih agresif di medan perang. Pasukan Kremlin menguasai sekitar seperlima wilayah Ukraina di selatan dan timur.

Pejabat intelijen pertahanan Inggris mengatakan Moskow meningkatkan upaya bersama untuk mendorong pasukan Ukraina yang menyerbu keluar dari sebagian wilayah perbatasan Rusia di wilayah Kursk. Tujuannya untuk membalikkan serangan tahun lalu yang terbukti sangat memalukan bagi Kremlin.

Moskow telah berupaya mendorong pasukan Ukraina melalui gerakan maju yang lambat dan melelahkan sejak pasukan Kyiv merebut wilayah itu dalam operasi kejutan pada Agustus. Rusia mengerahkan sekitar 12.000 tentara Korea Utara pada Oktober untuk membantu menangkal serangan.

3. Pertemuan Ukraina-AS usai cekcok Zelenskyy dan Trump

Pertemuan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, dengan Donald Trump pada 2019. (commons.wikimedia.org/The Presidential Office of Ukraine)

Ini merupakan pertemuan tingkat menteri pertama usai cekcok antara Trump dan Zelenskyy di Gedung Putih beberapa pekan lalu. Akibat cekcok tersebut, AS gagal mendapatkan mineral langka yang dimiliki Ukraina karena Zelensky tidak meneken perjanjiannya.

Sementara itu, perang Rusia dan Ukraina sudah berlangsung sejak 2022 silam. Kini, AS memilih Arab Saudi untuk menjadi lokasi pertemuan.

Sudah dua kali Negeri Petro Dolar tersebut menjadi lokasi pertemuan para menteri luar negeri AS-Rusia dan AS-Ukraina. Tampaknya, Trump memilih Arab Saudi sebagai 'saksi kunci' perdamaian di Rusia-Ukraina, bukan lagi Eropa.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us