RI Bisa Dekati China dan Prancis soal Kapal Selam Nuklir Australia

Indonesia bisa ambil peran menentang AS bangun kapal nuklir

Jakarta, IDN Times – Pakar hukum internasional Universitas Indonesia (UI), Hikmahanto Juwana, mengatakan bahwa Indonesia ambil peran dalam menentang rencana Amerika Serikat (AS) untuk membangun kapal selam nuklir untuk Australia. 

Hikmahanto merujuk pada Pakta Aukus, kemitraan keamanan antara AS-Inggris-Australia untuk membendung agresivitas China di kawasan Indo-Pasifik. Salah satu klausul dalam pakta tersebut adalah AS akan menyediakan kapal selam nuklir untuk Negeri Kanguru.

Menurutnya, Indonesia dapat meminta ASEAN untuk mengadakan sidang khusus untuk membahas hal tersebut.

"Hasil sidang ini kemudian disuarakan," kata Hikmahanto Juwana, Selasa (21/9/2021), dikutip dari ANTARA.

Baca Juga: Hubungan Memanas, Prancis Tarik Duta Besarnya untuk AS dan Australia

1. Indonesia bisa tekan Australia dan AS melalui Prancis dan China

RI Bisa Dekati China dan Prancis soal Kapal Selam Nuklir AustraliaIDN Times/Gregorius Aryodamar P

Hikmahanto melanjutkan, Indonesia bisa mendekati China sebagai pesaing AS, untuk menekan Washington agar membatalkan rencana pembangunan kapal selam. Sebab, dalam konteks ini, Indonesia dengan China memiliki garis kebijakan yang sama, yaitu mencegah perlombaan senjata di kawasan.  

Harapannya, tutur Hikmahanto, Washington akan khawatir bila Indonesia bersekutu dengan China.  

Kemudian, Indonesia juga bisa mendekati Prancis yang sangat menentang kemitraan keamanan itu. Hikmahanto menilai Indonesia dapat mendorong Paris agar membawa isu ini ke sidang Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

"Keberatan Indonesia terkait rencana membangun kapal selam bertenaga nuklir karena berpotensi melanggar Non-Proliferation Treaty (NPT)," kata Rektor Universitas Jenderal A Yani itu.

2. Hikmahanto khawatir dengan perlombaan senjata

RI Bisa Dekati China dan Prancis soal Kapal Selam Nuklir AustraliaIlustrasi Kapal Selam (IDN Times/Aditya Pratama)

Adapun NPT merupakan perjanjian internasional yang melarang penyebaran pengetahuan nuklir dan nuklir dari negara yang memiliki kepada yang tidak memiliki. AS adalah negara pemilik nuklir dan pengetahuannya, sementara Australia bukan.

Menurut Hikmahanto, rencana pembuatan kapal selam bertenaga nuklir berpotensi memunculkan perlombaan senjata di kawasan Indo-Pasifik. Dia yakin China tidak akan berdiam diri menanggapi perkembangan geopolitik terkini.

Lebih lanjut, rencana pembuatan kapal selam bertenaga nuklir dapat mengancam perdamaian dan stabilitas keamanan.

"Bila terjadi perang terbuka dapat dipastikan penggunaan senjata nuklir di kawasan akan tidak dapat dihindari," ujar Hikmahanto.

Baca Juga: Batal Beli Kapal Selam Nuklir, Australia Pesan Kereta dari Prancis

3. Sikap Indonesia terhadap Pakta Aukus

RI Bisa Dekati China dan Prancis soal Kapal Selam Nuklir AustraliaIlustrasi Gedung Pancasila Kementerian Luar Negeri (IDN Times/Fitang Budhi Aditia)

Beberapa hari lalu, Kementerian Luar Negeri Indonesia angkat suara terkait Pakta Aukus. Adapun sikap kementerian adalah:

  1. Indonesia mencermati dengan penuh kehati-hatian tentang keputusan Pemerintah Australia untuk memiliki kapal selam bertenaga nuklir.
  2. Indonesia sangat prihatin atas terus berlanjutnya perlombaan senjata dan proyeksi kekuatan militer di kawasan.
  3. Indonesia menekankan pentingnya komitmen Australia untuk terus memenuhi kewajibannya mengenai non-proliferasi nuklir.
  4. Indonesia mendorong Australia untuk terus memenuhi kewajibannya untuk menjaga perdamaian, stabilitas, dan keamanan di Kawasan sesuai dengan  Treaty of Amity and Cooperation. 
  5. Indonesia mendorong Australia dan pihak-pihak terkait lainnya untuk terus mengedepankan dialog dalam menyelesaikan perbedaan secara damai. Dalam kaitan ini, Indonesia menekankan pentingnya penghormatan terhadap hukum internasional termasuk UNCLOS 1982 dalam menjaga perdamaian dan keamanan di Kawasan.

Baca Juga: PM Australia Tidak Menyesal Batal Pesan Kapal Selam Nuklir Prancis

Topik:

  • Vanny El Rahman
  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya