Venezuela Luncurkan Program Perlawanan Rencana Kudeta

Jakarta, IDN Times - Presiden Venezuela Nicolas Maduro, pada Selasa (23/1/2024), mengumumkan program Furia Bolivariana untuk menetralisir segala upaya kudeta di negaranya. Pengumuman ini disampaikan menanggapi terungkapnya lima rencana kudeta di Venezuela pada 2023.
Situasi politik di Venezuela masih panas dalam beberapa bulan terakhir menjelang pilpres 2024. Amerika Serikat (AS) pun sudah melonggarkan sanksi kepada industri minyak Venezuela seiring kesediaan Caracas menyelenggarakan pemilu adil dan bebas.
1. Upaya menjaga perdamaian dan stabilitas di Venezuela
Maduro mengumumkan persatuan menolak kudeta dan menciptakan perdamaian di Venezuela atau yang dijuluki dengan "Furia Bolivariana". Ia pun menyebut ini adalah cara untuk mempertahankan demokrasi di negaranya.
"Saya adalah orang yang percaya kedamaian, saya percaya dengan dialog dan demokrasi. Maka saya tidak akan menyerah dan tidak akan mengkhianati rakyat saya. Namun, saya harus mengembalikan kedamaian di Venezuela dengan mengaktifkan Furia Bolivariana dalam melawan fasisme," terang Maduro.
Dilaporkan Telesur, ia juga menyerukan untuk meringkus semua konspirasi kudeta di Venezuela pada 2023, termasuk rencana pembunuhan kepada Maduro dan beberapa menteri di kabinet pemerintahannya.
"Mereka ingin menghabisi saya, lagi. Mereka juga ingin membunuh Menteri Pertahanan Jenderal Padrino dan berniat menculik serta membunuh Gubernur Freddy Bernal. Saya akan mengatakan di hadapan seluruh dunia bahwa kami ingin perdamaian, pekerjaan, pendidikan, perbaikan, dan kesejahteraan," sambungnya.
2. Venezuela tangkap 32 orang terduga pelaku rencana pembunuhan
Pada Senin (22/1/2024), Jaksa Agung Venezuela Tarek William Saab mengumumkan penangkapan 31 orang yang terlibat dalam dugaan kudeta dan upaya pembunuhan kepada Presiden Nicolas Maduro dan beberapa menterinya.
"Terungkap sudah lima konspirasi kudeta dan plot pembunuhan kepada presiden dan pejabat publik. Semua orang tersebut sudah diproses hukum dan akan mendapatkan hukuman maksimal atas perbuatannya," ungkap Saab, dilansir Reuters.
Ia menambahkan bahwa 32 orang yang ditangkap termasuk warga sipil dan beberapa anggota militer. Mereka diduga berencana melakukan pembunuhan kepada Saab dan Menhan Vladimir Padrino serta pejabat lainnya.
Selain puluhan orang tersebut, masih ada 14 terduga pelaku di balik plot pembunuhan ini yang belum ditangkap. Belasan orang yang diduga terlibat kasus ini diketahui berprofesi sebagai tentara, warga sipil, jurnalis dan aktivis.
3. AS desak Venezuela setop menekan oposisi
Perwakilan AS urusan Benua Amerika, Brian A. Nichols, mengungkapkan kekhawatirannya terkait kondisi politik Venezuela. Ia pun menyebut Venezuela belum memenuhi kondisi seperti yang disetujui dalam Perjanjian Barbados.
"Kami mengkhawatirkan situasi politik di Venezuela dan upaya perlawanan terhadap oposisi dan masyarakat Venezuela yang didasari oleh tuduhan yang tidak benar. Kami menekankan keterbukaan politik menjelang pemilu di Venezuela," ujarnya, dikutip El Mundo.
"Dalam Perjanjian Barbados sudah ditekankan budaya toleransi dan kebersamaan, serta kesetaraan. Namun, kondisi ini sama sekali belum terpenuhi di Venezuela. Kegilaan ini harus segera dihentikan, termasuk rencana Furia Bolivariana untuk menekan oposisi," tambahnya.
Pada saat yang sama, kandidat oposisi Venezuela Maria Corina Machado sudah mengumumkan aliansi dengan partai politik dan organisasi masyarakat yang akan membantunya menantang Presiden Maduro saat pilpres.