Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

WHO Prihatin dengan Kenaikan Kasus COVID-19 di China

Bendera berkibar di kantor pusat WHO di Jenewa, Swiss (who.int)

Jakarta, IDN Times - Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO prihatin atas lonjakan kasus COVID-19 yang terjadi saat ini di China. Namun, WHO juga mendukung upaya pemerintah China untuk segera memperbanyak vaksinasi untuk warga yang berisiko tinggi.

"WHO sangat prihatin dengan perkembangan situasi di China dengan meningkatnya laporan bahwa kondisi cukup parah," kata Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Gebreyesus, dikutip dari Channel News Asia, Kamis (22/12/2022).

Usai memberlakukan pelonggaran aturan COVID-19, China malah dilanda peningkatan infeksi COVID-19. Sejumlah apotek di beberapa kota dilaporkan penuh dengan warga yang ingin menebus obat pilek dan batuk.

1. WHO butuh laporan rinci dari China

Dirjen Badan Kesehatan Dunia, WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus (www.twitter.com/@DrTedros)

Sementara itu, Tedros mengungkapkan bahwa WHO saat ini membutuhkan laporan yang rinci dari China terkait meningkatnya kasus COVID-19.

"Kami membutuhkan laporan rinci seperti tingkat keparahan penyakit, jumlah orang yang rawat inap, dan persyaratan untuk perawatan intensif untuk penilaian situasi secara komprehensif," ujar Tedros.

2. Krematorium China penuh dengan jenazah

Ilustrasi COVID-19 di Tiongkok (ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal)

Sebelumnya, media sosial sempat dihebohkan dengan foto-foto dan video yang diduga merupakan kondisi di China. Foto-foto dan video ini menunjukkan puluhan jenazah berjejer tanpa ditangani oleh tenaga kesehatan.

Seorang tenaga kesehatan di Chongqing mengaku bahwa krematorium memang kehabisan ruang untuk menyimpang jenazah.

“Jumlah jenazah yang datang dalam beberapa hari terakhir ini berkali-kali lebih banyak dari sebelumnya,” kata nakes tersebut.

3. Dubes China jelaskan soal kondisi di negaranya

Duta Besar China untuk Indonesia, Lu Kang. (IDN Times/Raihan Santoso)

Menjawab kabar bahwa krematorium penuh ini, Duta Besar China untuk Indonesia, Lu Kang meminta agar media langsung merujuk kepada laporan resmi pemerintah China.

Lu Kang mengatakan, kondisi ini diakibatkan karena pelayanan kremasi yang cukup lambat karena banyaknya kasus COVID-19. Akibatnya, fasilitas krematorium kekurangan karyawan untuk menangani jenazah.

“Tenaga kesehatan kami yang terpapar juga mungkin saja melakukan karantina jadi rumah sakit dan fasilitas kesehatan juga krematorium kekurangan orang,” kata Lu Kang, dalam konferensi pers di Kedutaan Besar China di Jakarta, Rabu (21/12/2022).

Pasalnya saat ini China telah melonggarkan sejumlah peraturan terkait COVID-19 termasuk memperbolehkan orang yang positif untuk karantina mandiri di rumah masing-masing tanpa harus karantina ke fasilitas yang disediakan pemerintah.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sonya Michaella
EditorSonya Michaella
Follow Us