Xi Jinping Janji Habisi Para Koruptor China

Jakarta, IDN Times – Presiden China, Xi Jinping, mengatakan bahwa kasus korupsi menjadi ancaman besar bagi negara dan Partai Komunis China saat ini. Ia berjanji bahwa pihaknya akan berupaya mengatasi masalah jangka panjang tersebut.
“Korupsi bukan hanya masih merajalela di China, namun sebenarnya sedang meningkat. Korupsi adalah ancaman terbesar bagi partai kita," kata Xi pada awal kongres tiga hari Komisi Pusat untuk Inspeksi Disiplin (CCDI), pengawas antikorupsi tertinggi negara itu, pada Senin (6/1/2025), dilansir dari Reuters.
Kongres CCDI dilaksanakan dari 6-8 Januari. Dalam sesi ini, mereka akan merumuskan serangkaian kebijakan untuk mengatasi korupsi untuk tahun-tahun mendatang.
1. China diguncang banyak kasus korupsi
Sejak tahun lalu, China diguncang penyelidikan korupsi terhadap sejumlah individu terkemuka. Mulai dari wakil gubernur bank sentral hingga mantan ketua perusahaan minyak dan gas terbesar di negara itu.
Salah satunya dilakukan oleh seorang laksamana senior China, Miao Hua. Ia kemudian harus dipecat pada saat Beijing sedang mencoba memodernisasi angkatan bersenjatanya dan meningkatkan kesiapan tempurnya.
CCDI mengatakan bahwa tercatat sebanyak 58 "harimau" atau pejabat senior yang telah diperiksa tahun lalu. Dari mereka yang diselidiki, 47 orang berada pada tingkat wakil menteri atau di atasnya, termasuk Tang Renjian, mantan menteri pertanian dan urusan pedesaan, dan Gou Zhongwen, mantan kepala Administrasi Umum Olahraga.
Bahkan mantan pejabat tinggi pun tak luput dari dampaknya. Seperti Wang Yilin yang mengundurkan diri sebagai ketua perusahaan milik negara China National Petroleum Corp pada 2020 saat mencapai usia pensiun.
Dilansir Global Times, kasus korupsi di China marak terjadi di sektor utama yang rentan terhadap malpraktik, termasuk keuangan, energi, tembakau, farmasi, olahraga, dan proyek infrastruktur.
2. Upaya pemberantasan korupsi terus digaungkan
Andrew Wedeman, seorang profesor di Universitas Negeri Georgia, yakin tindakan keras semacam ini akan terus dilakukan oleh pemerintahan Xi. Pasalnya, kasus korupsi masih terus merajalela dalam kabinetnya.
"Saya tidak melihat bagaimana Xi mampu mundur pada titik ini. 12 tahun setelah ia bertekad membersihkan jajaran senior, Xi masih menemukan korupsi yang meluas di jajaran atas partai-negara dan PLA," kata Wedeman.
Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) juga dilanda gelombang pembersihan sejak 2023. Li Shangfu dicopot dari jabatannya sebagai menteri pertahanan setelah tujuh bulan menjabat dan pendahulunya Wei Fenghe dikeluarkan dari partai karena pelanggaran disiplin yang serius.
Wedeman mengatakan, tampaknya orang-orang yang direkrut Xi sebagai penggantinya juga termasuk pejabat yang korup.
"Jika Xi mempromosikan pejabat yang korup, ini menunjukkan bahwa aparat pemeriksaan internal partai tidak berfungsi secara efektif atau, yang lebih serius, korup pula," bebernya.
3. Bahkan lalat dan semut tak akan luput dari hukuman

China berupaya memberikan sanksi yang tegas terhadap para pelaku yang terbukti melakukan korupsi. Lembaga penyiaran nasional negara tersebut pada Minggu menayangkan bagaimana pemerintah berusaha memaksimalkan upaya untuk mengatasi hal itu.
Tayangan bertajuk ”Memerangi Korupsi demi Rakyat” itu memberikan peringatan yang jelas, bahwa bahkan lalat dan semut yang rendah hati dalam birokrasi besar China tidak akan luput dari hukuman
Episode pertama dari empat episode yang ditayangkan menjelang pertemuan CCDI itu berfokus pada korupsi akar rumput. Kasus soal seorang direktur sekolah dasar memperoleh keuntungan dari suap makanan di kampus dan kasus lain tentang bagaimana seorang pejabat pedesaan menerima suap dari kontraktor proyek pertanian menjadi poin dalam tayangan itu.
"Dibandingkan dengan ’harimau' yang jauh, masyarakat merasa lebih kuat tentang korupsi di sekitar mereka," kata Sun Laibin, seorang profesor di Sekolah Marxisme Universitas Peking.
Perjuangan anti korupsi harus menyentuh hati massa, katanya, sehingga mereka dapat merasakan secara mendalam kepedulian partai.