Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

[OPINI] Karena Kopi Sianida, Kematian Freddy Budiman Sia-Sia

print.kompas.com
print.kompas.com

Kopi yang dicurigai mengandung sianida.

Default Image IDN
Default Image IDN

06 Januari 2016 adalah tanggal yang mungkin tidak akan pernah dilupakan oleh Jessica Kumala Wongso (28). Pertemuan dengan para sahabat yang seharusnya menyenangkan malah berakhir dengan tragis, Wayan Mirna Salihin (27) meninggal pada saat itu dikarenakan kopi bersianida. Kasus kematian Wayan Mirna Salihin akhirnya menjadikan Jessica Kumala Wongso menjadi terdakwa pada kasus ini.  Kasus kopi bersianida kemudian mencuri perhatian banyak perhatian publik, karena persidangan-nya disiarkan secara live pada beberapa stasiun televisi dan sudah melebihi dari 25 persidangan dengan durasi lebih dari 8 jam.

Sidang Agung namun menjadi dagelan publik.

Default Image IDN
Default Image IDN

Sidang yang harusnya berjalan secara tertib itu dikecewakan dengan adanya kehadiran Roy Suryo (Mantan Menpora) yang membuat keributan di dalam ruang persidangan. Tidak hanya Roy Suryo, sidang ini juga dikacaukan dengan kedatangan Darmawan Salihin (Ayah Alm. Mirna Salihin) yang terkadang berteriak-teriak di ruang persidangan dan memberikan artikel tentang skandal Michael David Robertson (Saksi dari pihak Jessica) di tengah-tengah persidangan.

Artikel skandal Michael ini membuat para ahli di bidang hukum menjadi geram, karena mengapa Jaksa Penuntut Umum justru menerima artikel dimana statusnya belum diklarifikasi kebenarannya. Tindakan ini dinilai sangat tidak menghargai aturan-aturan yang ada di dalam persidangan. Tidak hanya dari sisi kekacauan persidangan, sidang ini juga menghadirkan hashtags #hakimganteng #notulenganteng yang membuat persidangan ini terlihat seperti dagelan publik.

Kasus narkoba lenyap ditelan sianida.

Default Image IDN
Default Image IDN

Tapi tahukah Anda? Di saat publik sedang terhipnotis oleh kasus Kopi Sianida, dimana semua stasiun TV membuat talk show untuk mengundang adu debat para ahli dari masing-masing bidang; ada kasus yang jauh lebih besar yaitu Kasus Terpidana Mati Freddy Budiman. Freddy Budiman adalah seorang produsen dan pengedar narkoba kelas kakap yang dapat memproduksi obat-obat terlarang tersebut dari dalam penjara. Freddy kemudian akhirnya mendapat eksekusi mati pada tanggal 29 Juli 2016. Sehari sebelum eksekusi tersebut dijalankan, Freddy sempat membuka "curhat-nya" kepada Haris Azhar (Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Kekerasan).

Membuka kebenaran malah dilaporkan.

Default Image IDN
Default Image IDN

Haris Azhar kemudian mengunggah curhatan Freddy tersebut di akun sosial media milik-nya, dalam tulisan tersebut, Freddy menyebutkan bahwa ada keterlibatan oknum-oknum pemerintah yang terlibat dalam bisnis narkotika miliknya. Vanny Rosyanne, seorang model majalah dewasa dan mantan kekasih Freddy Budiman mengakui bahwa dia pernah pesta sabu dan berhubungan seks dengan Freddy di dalam ruangan milik Kalapas Narkoba.

Akan tetapi, ironi-nya Haris Azhar justru dilaporkan oknum yang bersangkutan karena dianggap mencemarkan nama baik. “Dalam hitungan saya, selama beberapa tahun kerja menyelundupkan narkoba, saya sudah memberi uang Rp 450 miliar ke BNN dan Rp 90 miliar kepada pejabat tertentu di Mabes Polri,” ujar Haris menirukan kalimat Freddy dalam postingan di akun Facebook dengan judul ‘Cerita Busuk dari Seorang Bandit’ pada tahun 2014 lalu. Jumlah yang cukup fantastis bukan untuk kasus kriminal ini?

Kematian Freddy Budiman menjadi percuma.

Default Image IDN
Default Image IDN

Kematian dari seorang Freddy Budiman menjadi sia-sia, kebeneran yang telah diungkap-nya akhirnya menjadi hilang ditelan kasus sianida. BNN dan kepolisian, dimana oknum ini "harusnya" dapat dipercaya dalam hal memberantas bisnis narkoba justru "katanya" terlibat dalam kasus ini.

Jika BNN dan Kepolisian memang tidak terlibat, lalu bagaimana mungkin seorang Vanny Rosyane berani mengakui kalau dia pernah berpesta sabu di ruangan Kalapas? Dan mengapa BNN dan Kepolisian semacam tidak mau memperdalam kasus yang semakin hari semakin tidak tersiar lagi di khalayak?

Dalam hal ini, apakah kasus Freddy Budiman memang sengaja perlahan dihilangkan oleh kaum-kaum penguasa? Atau kasus narkotika terbesar ini memang muncul di saat yang tidak tepat?

 

Mau karya tulismu diterbitkan oleh IDNtimes.com?

Default Image IDN
Default Image IDN

Yuk, tulis karya tulismu melalui IDNtimes Community! Cari tahu gimana cara submit artikelmu di sini.

Share
Topics
Editorial Team
Anonim
EditorAnonim
Follow Us