Peran Media untuk Solusi Strategi Tiga Dosa Besar Pendidikan

Kontrol kebijakan sangat penting

Jakarta, IDN Times - Suatu hari, tepatnya 8 April 2022, saya “mengintip”   kelompok terpimpin (FGD) di kantor Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek), di kawasan Senayan, Jakarta. Sesaat kemudian, saat bertemu dengan Mendikbud Ristek Nadiem Makarim untuk wawancara, saya bertanya soal ini. 

Mas Menteri menjawab, FGD internal itu penting memastikan tim kerja Kemendikbud Ristek untuk memahami tiga dosa besar di dunia Pendidikan, yaitu kekerasan, perundungan dan intoleransi.  Tiga dosa besar yang diyakini oleh Nadiem sejak awal jadi Menteri di Kabinet Indonesia Maju Presiden Joko “Jokowi” Widodo, perlu ditangani serius.

“Kalau kita mencetuskan gerakan menghapus tiga dosa besar pendidikan, tetapi di kementeriannya saja tidak mendarah-daging, ya ini gak mungkin berkelanjutan gerakannya. Jadi, kami mendorong perguruan tinggi dan sekolah-sekolah kita untuk mengubah paradigma mereka terhadap tiga dosa besar itu, tapi harus dimulai dari diri sendiri,” ujar Nadiem. Menurut pendiri decacorn terbesar Indonesia itu, GoJek, FGD bertujuan menyusun protokol internal di Kemendikbud Ristek.  Transformasi internal.

Saat itu Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2022 tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual belum disahkan.  Tapi Kemendikbud Ristek sudah menerbitkan Permendikbudristek Nomor 30 Tahun 2021 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual di Perguruan Tinggi. Lebih maju.

Baca Juga: Nadiem Makarim Bahas 'Tiga Dosa' Besar dan Program Merdeka Belajar

Peran Media untuk Solusi Strategi Tiga Dosa Besar PendidikanIlustrasi tiga dosa besar pendidikan (Aditya/IDN Times)

Saya menceritakan bahwa pada tanggal 1 Februari 2022, IDN Media, induk perusahaan yang menaungi IDN Times dan sejumlah media lainnya, sudah memiliki  Standar Operasional Prosedur (SOP) Pelecehan dan Kekerasan Seksual di Lingkungan Kerja. 

SOP ini memiliki tiga tujuan.  Pertama, memberikan perlindungan terhadap karyawan (Timmy, disebutnya), apabila terjadi pelecehan dan kekerasan seksual di dalam lingkungan kerja secara langsung maupun tidak langsung.  Kedua, memberikan pedoman untuk mencegah sekaligus menyelesaikan apabila terjadinya kasus pelecehan dan kekerasan seksual di lingkungan kerja.  Ketiga, menciptakan kondisi kerja yang nyaman serta kondusif dan meningkatkan produktivitas kerja serta kesejahteraan karyawan (Timmy).

Pers dan jurnalis setiap hari meliput dan mengkritisi pemangku kebijakan berkaitan dengan isu pelecehan dan kekerasan seksual.  IDN Times bahkan menjadikan proses mendorong pengesahkan RUU TPKS selama bertahun-tahun sebagai agenda editorial penting.  Jadi, sudah sewajarnya kami tidak hanya sibuk mengkritisi pihak lain, tetapi harus punya SOP dan menjalankannya di lingkungan kerja kami, baik di kantor maupun di tempat lain di mana karyawan bekerja.

Selain itu, dalam memproduksi konten, IDN Times juga memiliki 7 Konten Pilar: Gender Equality, Unity in different races and ethnicities, Unity in different religions, Anti Sexual Harrasment, Anti Bullying, Anti Stereotyping dan Redefining Beauty. Untuk IDN Media sebagai grup media, ditambah satu pilar, yaitu Unity in different world.

Semua karyawan sejak hari pertama masuk bekerja di perusahaan sudah dikenalkan dengan konten pilar tersebut, dan dari waktu ke waktu diingatkan.  Konten pilar diturunkan pula dalam bentuk style-book produksi konten termasuk tulisan dan video.  Setiap kuartal, tim IDN Times menjalani kuis rutin mengecek kepatuhan dan pemahaman terhadap style-book ini.

Saya sepakat dengan pernyataan Mas Menteri, bahwa tidak ada lembaga atau organisasi yang bebas dari kekerasan, perundungan dan intoleransi.  Maka, sikap dasar bagi semua anggotanya, karyawannya, harus ditetapkan di awal.  Semangat mulai dari diri sendiri.

Saya teringat hal ini ketika diminta bicara di Seminar Nasional dan Workshop “Solusi dan Strategi Mengatasi Tiga Dosa di Bidang Pendidikan (Perundungan, Kekerasan Seksual dan Intoleransi) Melalui Pendekatan Sinergi Perguruan Tinggi, Pemerintah, Masyarakat, Dunia Usaha dan Media”.  Acara ini digelar secara hybrid oleh Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia (P2SDM) IPB University, Senin 20 Maret 2023.

Apa yang ingin saya sampaikan dari hal di atas adalah, pentingnya merumuskan dan memiliki SOP, aturan yang jelas, HOW and WHY, ada sanksi penegakan aturan dan hukum, disosialisasikan di internal, dan diawasi.  Dalam konteks IDN Media, kami bahkan merekrut seorang konsuler kesehatan mental, seorang ahli, sebagai karyawan tetap, sejak SOP ditetapkan. 

Peran dari ahli sangat penting untuk memastikan bahwa SOP ini efektif, membuat karyawan mau dan berani menyampaikan keluhan dan masalah terkait yang dialami, karena seringkali korban adalah dampak dari relasi kuasa di lingkungan kerja, terkungkung budaya yang menganggap kekerasan bahkan perundungan adalah aib jika disampaikan ke publik, bahkan di lingkungan kantor.

Saya pikir, kampus atau perguruan tinggi dan lembaga Pendidikan di bawahnya perlu melakukan hal ini, dan saya tahu sudah banyak yang melakukannya sebagai tindak lanjut dari Permendikbudristek 30/2021 dan membentuk satgas.  Tentu penting untuk diumumkan dari waktu ke waktu bagaimana pelaksanaan dan hasilnya.

Contoh yang dilakukan IPB University menarik menjadi referensi.  Ketua Agrianita IPB University, Retna Widayawati memaparkan apa yang dilakukan organisasi sosial yang beranggotakan civitas perempuan IPB (dosen, tenaga pedidikan, istri dosen/tenaga kependidikan, pensiunan dan warakawuri).  Program kerjanya menekankan aspek Pendidikan, pemberdayaan perempuan dan pengabdian masyarakat.

Ada lima peran aktif Agrianita yang disampaikan Retna Widayawati yang juga istri Rektor IPB, yakni program kolaborasi, sosialisasi, engangement, penataan lingkungan, dan keberlanjutan. “Di program engangement, ada kegiatan kepedulian mahasiswa seperti ibu asuh asrama, Sabtu Sehat, Lapak Curhat, Makan Murah dan sebagainya,” kata Retna.

Peran Media untuk Solusi Strategi Tiga Dosa Besar PendidikanIlustrasi tiga dosa besar pendidikan (Aditya/IDN Times)

Peran Media untuk Solusi dan Strategi 3 Dosa

Menurut saya, media memainkan peran penting dalam memberikan solusi untuk tiga masalah besar dalam dunia pendidikan yaitu kekerasan, perundungan, dan intoleransi. Berikut beberapa cara  media dapat membantu:

  • Memberikan pendidikan dan informasi yang akurat dan terpercaya tentang masalah kekerasan, perundungan, dan intoleransi. Media dapat menyediakan konten edukatif seperti video, artikel, atau program televisi yang memberikan pemahaman yang lebih baik tentang masalah tersebut dan membantu mengurangi kesalahpahaman dan stereotipe yang mungkin ada di masyarakat.
  • Menyuarakan suara korban dan mempromosikan kesetaraan. Media dapat memberikan platform untuk korban kekerasan, perundungan, dan intoleransi untuk menyampaikan pengalaman mereka dan menarik perhatian masyarakat pada masalah tersebut. Selain itu, media juga dapat mempromosikan nilai-nilai kesetaraan dan toleransi melalui konten yang disiarkan atau dipublikasikan.
  • Menyoroti tindakan preventif dan solusi yang efektif. Media dapat memberikan contoh tindakan preventif dan solusi yang efektif untuk mengatasi kekerasan, perundungan, dan intoleransi. Hal ini dapat memberikan inspirasi dan motivasi bagi masyarakat untuk bertindak secara positif dan membantu mengurangi insiden-insiden tersebut di lingkungan sekitarnya.
  • Mengadakan kampanye dan program untuk membantu korban dan mempromosikan kesadaran. Media dapat berpartisipasi dalam kampanye dan program yang membantu korban kekerasan, perundungan, dan intoleransi serta mempromosikan kesadaran tentang masalah tersebut. Hal ini dapat membantu masyarakat lebih memahami dampak negatif dari tindakan-tindakan tersebut dan meningkatkan kesadaran tentang pentingnya mengatasi masalah tersebut.
  • Membagikan kisah-kisah inspiratif dari penanganan tiga dosa besar.  Setiap sukses, sekecil apapun, harus diapresiasi karena bisa memberikan semangat untuk mengerjakan program ini dengan lebih persisten.
Peran Media untuk Solusi Strategi Tiga Dosa Besar PendidikanTangkapan layar diskusi Agrianita, IPB University

Kesimpulannya, media memiliki peran yang sangat penting dalam memberikan solusi untuk tiga masalah besar dalam dunia pendidikan yaitu kekerasan, perundungan, dan intoleransi. Oleh karena itu, media harus mengambil tanggung jawab sosial dan memainkan peran yang lebih aktif dalam memerangi masalah tersebut.

Catatan untuk pihak Kemendikbudristek adalah, ratusan konten edukasi yang dibuat dan dimuat di media sosial perlu dicek apakah betul-betul ditonton dan dipahami semua pemangku kepentingan.  Jangan menjadikan jumlah penonton di YouTube sebagai patokan sukses sosialisasi. 

Belajar dari kasus yang sedang viral, yang melibatkan pejabat di lingkungan Pajak dan Bea Cukai Kementerian Keuangan, kita bisa melihat pemenuhan target penerimaan jangan membuat terlalu senang, sehingga  lupa kontrol internal. Kebijakan yang efektif efisien itu tidak bisa diukur dengan jumlah views di media sosial.

Baca Juga: Nadiem Ungkap 3 Dosa dalam Sistem Pendidikan RI, Satunya Bullying

Topik:

  • Umi Kalsum

Berita Terkini Lainnya