Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Fallingwater, Rumah yang Berdiri di Atas Air Terjun

Fallingwater
Fallingwater (unsplash.com/Yuhan Du)
Intinya sih...
  • Fallingwater dibangun pada tahun 1935 oleh arsitek ternama Frank Lloyd Wright.
  • Rumah ini menyatu dengan lingkungan sekitarnya dan menggunakan bahan-bahan dari lokasi sekitar.
  • Fallingwater menjadi simbol arsitektur dunia dan masuk dalam Daftar Warisan Dunia UNESCO pada tahun 2019.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Tidak banyak rumah di dunia yang bisa membuat orang terpesona hanya dengan melihat fotonya, namun Fallingwater adalah salah satunya. Rumah ini tampak seolah melayang di atas air terjun, dikelilingi pepohonan hijau dan bebatuan alami yang menenangkan. Dibangun pada tahun 1935 oleh arsitek ternama Frank Lloyd Wright, Fallingwater menjadi simbol perpaduan sempurna antara seni arsitektur dan keindahan alam.

Fallingwater bukan hanya sekadar bangunan, tetapi simbol hubungan harmonis antara manusia dan lingkungan. Setiap elemen desainnya dibuat dengan penuh pertimbangan agar tidak merusak alam di sekitarnya, melainkan melengkapinya. Tak heran jika rumah ini kini menjadi ikon arsitektur dunia yang selalu menarik perhatian. Penasaran apa yang membuatnya begitu istimewa? Yuk, simak 5 fakta menarik tentang rumah unik yang satu ini!

1. Awal mula berdirinya Fallingwater

potret Frank Lloyd Wright, arsitek jenius di balik Fallingwater
potret Frank Lloyd Wright, arsitek jenius di balik Fallingwater (commons.wikimedia.org/Los Angeles Daily News)

Kisah Fallingwater dimulai pada tahun 1934, ketika keluarga Kaufmann bertemu dengan arsitek terkenal Frank Lloyd Wright. Keluarga Kaufmann sangat mencintai alam dan ingin membangun rumah peristirahatan di kawasan Bear Run, Pennsylvania, tempat mereka sering menikmati suasana hutan dan air terjun. Karena memiliki pandangan yang sama tentang hubungan manusia dengan alam, mereka pun meminta Wright untuk merancang rumah impian mereka.

Namun, Wright punya ide yang berbeda dan lebih berani. Ia tidak ingin rumah itu hanya menghadap ke air terjun, tetapi justru berdiri langsung di atas aliran airnya. Menurutnya, keindahan alam tidak hanya untuk dilihat, tapi juga untuk dirasakan dan dijalani setiap hari. Ia ingin keluarga Kaufmann “hidup bersama air terjun,” menjadikannya bagian dari kehidupan mereka. Dari gagasan inilah lahir salah satu karya arsitektur paling terkenal di dunia, Fallingwater.

2. Karya arsitektur yang menyatu dengan alam

keindahan Fallingwater yang berpadu harmonis dengan alam sekitarnya
keindahan Fallingwater yang berpadu harmonis dengan alam sekitarnya (pexels.com/Alex Borelli)

Salah satu hal paling menonjol dari Fallingwater adalah bagaimana bangunan ini menyatu sempurna dengan lingkungan sekitarnya. Frank Lloyd Wright menerapkan prinsip arsitektur organik, yaitu gaya yang membuat bangunan terlihat seperti bagian dari alam itu sendiri. Ia menggunakan bahan-bahan dari lokasi sekitar, seperti batu pasir dan kayu alami, agar rumah terasa selaras dengan lingkungan hutan Bear Run.

Setiap bagian rumah dibuat agar sejalan dengan suasana alam di sekitarnya. Teras-terasnya menjorok ke arah pepohonan dan air terjun, sementara jendela kaca lebar membuat cahaya alami masuk ke dalam ruangan. Suara air yang terus mengalir juga bisa terdengar dari hampir setiap sudut rumah. Semua ini membuat Fallingwater terasa hidup, sebuah rumah yang benar-benar menjadi satu dengan alam.

3. Desainnya berani dan revolusioner

miniatur rumah Fallingwater dengan struktur khas yang inovatif dan futuristik di masanya
miniatur rumah Fallingwater dengan struktur khas yang inovatif dan futuristik di masanya (commons.wikimedia.org/Raunaq Gupta)

Desain Fallingwater termasuk sangat berani untuk zamannya. Frank Lloyd Wright menggunakan struktur beton bertulang dengan bentuk teras yang menjorok ke luar tanpa tiang penyangga. Teknik ini disebut kantilever dan pada masa itu masih jarang digunakan karena dianggap berisiko, tapi justru di situlah letak keunikannya. Hasilnya, rumah tampak seperti melayang di atas air terjun dan terlihat begitu menonjol di antara alam sekitarnya.

Tampilan bangunan ini juga memperlihatkan garis-garis horizontal yang kuat dan teras panjang yang menjadi ciri khasnya. Di bagian dalam, langit-langit dibuat rendah dengan jendela besar agar cahaya alami dan pemandangan luar bisa masuk. Perpaduan antara beton, batu, dan kaca membuat Fallingwater terlihat modern, unik, dan revolusioner dibanding rumah lain pada masa itu.

4. Hampir roboh karena usia dan struktur aslinya

struktur kantilever Fallingwater yang sempat melemah akibat usia dan desain aslinya
struktur kantilever Fallingwater yang sempat melemah akibat usia dan desain aslinya (unsplash.com/Kirk Thornton)

Seiring bertambahnya usia, Fallingwater mulai menunjukkan tanda-tanda rapuh. Kombinasi bahan seperti beton, baja, batu, dan kayu membuat rumah ini tampak menyatu dengan alam, tapi juga rentan terhadap cuaca ekstrem di Pennsylvania. Pergantian suhu beku dan panas membuat beton retak dan lapisannya mengelupas, sementara air hujan yang meresap ke dinding mempercepat kerusakan. Bahkan sejak 1950-an, beberapa bagian rumah sudah perlu diperbaiki agar tidak runtuh.

Pada awal 2000-an, teras rumah diketahui melengkung cukup parah karena struktur aslinya tak mampu menahan beban. Tim ahli kemudian memperkuatnya dengan kabel baja bertegangan yang dipasang di dalam beton, menjaga kekuatan tanpa mengubah desain ikoniknya. Kini, Fallingwater terus dipantau secara rutin dan diperbaiki bila perlu, agar karya legendaris ini tetap kokoh berdiri di atas air terjun.

5. Jadi ikon arsitektur dan situs warisan dunia UNESCO

Fallingwater, ikon arsitektur dunia yang diakui UNESCO
Fallingwater, ikon arsitektur dunia yang diakui UNESCO (unsplash.com/Venti Views)

Kini Fallingwater tak hanya dikenal di Amerika Serikat, tapi juga di seluruh dunia sebagai salah satu karya arsitektur paling berpengaruh. Pada tahun 2019, rumah ini resmi masuk dalam Daftar Warisan Dunia UNESCO bersama tujuh bangunan lain karya Frank Lloyd Wright. Penghargaan ini diberikan karena desainnya dianggap memiliki nilai universal luar biasa, menggabungkan inovasi modern dengan keharmonisan alam, serta menjadi tonggak penting dalam perkembangan arsitektur abad ke-20.

Sejak dibuka untuk umum pada 1964, Fallingwater dikelola oleh Western Pennsylvania Conservancy dan terus menarik pengunjung dari seluruh dunia. Banyak yang datang bukan hanya untuk melihat rumah di atas air terjun, tapi juga untuk merasakan langsung filosofi Wright tentang keseimbangan antara manusia dan alam. Kini, Fallingwater menjadi simbol abadi arsitektur modern yang tetap memukau, meski telah berdiri lebih dari delapan dekade.

Fallingwater bukan hanya bangunan menakjubkan, tapi juga warisan yang menunjukkan bagaimana arsitektur bisa berpadu harmonis dengan alam. Selama lebih dari delapan dekade, rumah ini terus memikat dunia dan menginspirasi banyak arsitek, menjadi pengingat bahwa keindahan sejati lahir ketika manusia membangun dengan menghormati alam di sekitarnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us

Latest in Science

See More

5 Fakta Kucica Seychelles, Burung Merdu yang Berhasil Keluar dari Ambang Kepunahan

23 Okt 2025, 15:49 WIBScience