5 Fakta Menarik Nepenthes Rajah, Kantong Semar Langka Pemakan Tikus

- Nepenthes rajah adalah spesies kantong semar langka di Malaysia
- Punya strategi efektif untuk mendapatkan makanan dengan perangkap yang terdiri dari cangkir kantung utama yang ditutupi oleh operkulum atau tutup
- Punya simbiosis mutualisme dengan tikus dan mamalia kecil menjadi menu makanannya
Nepenthes rajah merupakan salah satu spesies kantong semar langka yang dapat ditemukan di Malaysia. Tumbuhan karnivora ini memiliki menu makanan yang sangat bervariasi dibandingkan spesies kantong semar lainnya. Makanannya mulai dari serangga hingga mamalia kecil, lho!
Spesies kantong semar ini memiliki penampilan yang sangat menarik dengan warna merah yang mencolok dan eksotis. Namun, dibalik penampilannya yang menarik perhatian ini, Nepenthes rajah merupakan predator yang sangat efisien. Yuk, kenali kantong semar ini lebih lanjut dengan menyimak fakta-fakta menariknya di bawah ini!
1. Nepenthes rajah dapat ditemukan di Malaysia
Nepenthes rajah merupakan salah satu spesies kantong semar yang langka. Bahkan, menurut IUCN, Nepenthes rajah masuk ke kategori endangered atau terancam punah. Spesies ini merupakan tanaman endemik Malaysia, dengan habitatnya berada di Gunung Kinabalu dan Gunung Tambuyukon.
Spesies kantong semar ini pertama kali dideskripsikan oleh seorang ahli botani Inggris bernama Joseph Dalton Hooker pada tahun 1859. Sejak diperkenalkan sebagai tanaman yang dapat dibudidaya pada tahun 1881, Nepenthes rajah menjadi salah satu spesies tanaman yang banyak diminati oleh pecinta tanaman unik dan eksotis.
2. Punya strategi yang sangat efektif untuk mendapatkan makanan

Sebagai kantong semar, Nepenthes rajah juga merupakan makhluk hidup karnivora. Namun, berbeda dengan hewan yang dapat mengejar mangsanya, tanaman karnivora ini harus mengandalkan strategi tersendiri untuk dapat mendapat makanan yang mereka butuhkan.
Strategi ini melibatkan nektar dan aroma yang memikat, kantong yang licin, serta cairan pencerna yang efektif. Dilansir iNaturalist, Nepenthes rajah merupakan perangkap yang terdiri dari cangkir kantung utama yang ditutupi oleh operkulum atau tutup. Spesies ini dapat menghasilkan dua jenis perangkap yang berbeda, yakni kantung bawah dan kantung atas.
Kantung bawah, yang paling umum, berukuran besar dengan warna yang menonjol dan berbentuk oval. Ukurannya bisa mencapai 40 cm dan bisa menampung hingga 3,5 liter air dan lebih dari 2,5 liter cairan pencernaan. Di sisi lain, kantung atas memiliki ukuran yang kecil dan lebih berwarna.
Peristome N. rajah memiliki tepi bergerigi yang khas dan sangat mengembang. Peristome ini membentuk bibir berwarna merah di sekitar mulut perangkap. Kemudian, di kantongnya, terdapat kelenjar nektar yang sangat besar yang dapat menjadi makanan mamalia kecil.
3. Punya simbiosis mutualisme dengan tikus

Sebagai karnivora, Nepenthes rajah rupanya tidak hanya membatasi makanan sehari-harinya terhadap daging dan serangga. Tanaman ini juga dapat memakan kotoran hewan lain untuk mendapatkan nutrisi yang mereka butuhkan. Sebagai gantinya, hewan-hewan tersebut dapat memakan nektar yang ada di kantong N. rajah. Hewan-hewan yang diketahui memiliki simbiosis mutualisme dengan spesies kantong semar ini di antaranya adalah tikus dan tupai pohon gunung.
4. Tanaman ini pemakan tikus

Namun, jangan salah. Meski memiliki simbiosis dengan tikus, mamalia kecil ini juga termasuk ke dalam menu makanan N. rajah, lho! Saat tikus menjilat nektar, mereka bisa saja terpeleset karena permukaan yang licin. Sekali tikus ini terpeleset, maka cairan pencerna yang ada di dalam kantong semar akan langsung bekerja dan menghambat usaha mangsa untuk kabur. Pada akhirnya, mamalia kecil ini menjadi makanan Nepenthes rajah dan akan dicerna sepenuhnya selama beberapa hari.
5. Masih terdapat spesies pemakan tikus lain selain Nepenthes rajah

Nepenthes rajah bukanlah satu-satunya spesies kantong semar yang bisa memakan tikus. Spesies lain dengan menu sarapan yang tidak terlalu berbeda dengan N. rajah adalah N. attenboroughii. Tanaman ini pertama kali ditemukan pada tahun 2007 oleh tim ekspedisi internasional di Gunung Victoria, Pulau Palawan, Filipina.
Kedua spesies Nepenthes di atas memang sangat menarik untuk dikenal. Sayangnya, keduanya saat ini tengah terancam punah dan menjadi semakin langka, terutama N. attenboroughii. Dilansir IUCN, kerabat N. rajah ini bahkan berstatus critically endangered atau sangat terancam punah.