6 Fakta Alga Koralin, Punya Tampilan Berbeda yang Lebih Mirip Karang

- Alga koralin adalah alga merah dengan tekstur keras yang mengandung kapur, berwarna ungu, merah, merah muda pastel, jingga, hijau bahkan biru. Mereka tumbuh di semua samudra dunia dan memiliki struktur lebih mirip karang daripada alga lainnya.
- Alga koralin tersebar luas di habitat laut di seluruh dunia mulai dari wilayah tropis hingga kutub. Mereka hidup pada berbagai kedalaman air dan dapat ditemukan di pantai berbatu, terumbu tropis, padang lamun atau hutan rumput laut.
- Alga koralin memiliki peran penting secara ekonomi karena dikonsumsi sebagai makanan dan obat-obatan. Selain itu, mereka juga menyediakan mikro
Seperti yang kita ketahui, tumbuhan bukan hanya hidup di daratan melainkan juga tumbuh pada lingkungan perairan. Namun, tampilannya tidak seperti tumbuhan darat pada umumnya yang memiliki akar, batang maupun daun yang jelas. Salah satu tumbuhan yang ada di perairan adalah alga, yang merupakan sekelompok organisme fotosintetik akuatik yang beragam.
Berbicara mengenai tampilan, terdapat alga yang bentuknya lebih keras dari umumnya. Mereka adalah alga koralin yang tergolong alga merah dari ordo Corallinales. Ciri khas dengan tekstur keras yang demikian karena terdapat endapan berkapur pada dinding selnya. Seperti apa keberadaan alga koralin dalam mempengaruhi lingkungannya? Bagaimana keunikan alga yang mirip karang ini? Simak ulasannya sebagai berikut.
1. Tergolong alga merah

Alga yang memiliki tekstur keras ini disebut alga koralin karena mengandung kapur sehingga disebut demikian. Mereka tergolong alga merah, namun warnanya beragam tergantung spesiesnya. Dilansir AlgaeBarn, umumnya berwarna ungu, merah, merah muda pastel, jingga, hijau bahkan biru. Mereka membentuk talus (badan alga) yang mengeras.
Terdapat spesies yang hidup tidak melekat membentuk bola kecil yang disebut rhodolit. Namun sebagian juga hidup melekat yang diklasifikasikan dengan genikulata (berartikulasi) atau nongenikulata (krustosa/nodular). Bentuk genikulata tampak lebih bercabang seperti pohon yang melekat pada substrat. Sedangkan nongenikulata tumbuh rendah dan bentuknya seperti kerak amorf. Jenis alga koralin nongenikulata memiliki kelompok yang lebih beragam (hingga 1.600 spesies yang telah dideskripsikan). Alga koralin bersendi biasanya tumbuh sekitar 20 cm dan alga berkerak tumbuh dengan ketebalan sekitar 6 mm.
Terdapat tiga subfamili alga koralin bersegmen (genikulata) yaitu Corallinoideae, Amphiroideae dan Metagoniolithoideae. Alga koralin tidak bersegmen memiliki empat subfamili, yaitu Lithophylloideae, Mastophoroideae, Melobesioideae dan Schmitzielloideae, melansir Jurnal Pesisir dan Laut Tropis.
2 Tersebar luas di semua samudra yang ada di dunia

Umumnya, alga koralin dapat ditemukan pada habitat laut. Dilansir The Science Learning Hub Pokapū Akoranga Pūtaiao, mereka ada pada habitat laut di seluruh dunia, mulai dari wilayah tropis hingga kutub. Persebarannya dari zona pasang surut hingga eufotik. Serta tumbuh di pantai berbatu, terumbu tropis dan padang lamun atau hutan rumput laut.
Bahkan keberadaanya bisa menutupi keseluruhan substrat berbatu. Mereka hidup pada berbagai kedalaman air, bahkan hingga 270 m. Selain pada air laut, beberapa spesies alga koralin juga tampak hidup di air payau atau danau hipersalin (perairan dengan kandungan sodium klorida atau garam signifikan).
3. Struktur keras lebih mirip karang daripada alga

Bentuk yang berbeda dengan struktur yang lebih keras menjadikan ciri khas bagi alga koralin. Seperti yang disebutkan sebelumnya, mereka memiliki beragam spesies dalam berbagai bentuk tampilan. Namun, tekstur yang keras dan kasar karena kandungan kapur, menjadikannya mirip dengan karang asli.
Dilansir Algone for Healthy Aquariums, alga koralin biasanya membutuhkan substrat seperti batu untuk menetap dan tumbuh. Mereka menyerap karbon yang digunakan untuk fotosintesis dan kalsifikasi (suatu proses pemupukan kalsium pada jaringan tubuh). Hal ini sebagai tempat disimpannya kalsium karbonat dalam dinding sel. Pertumbuhan yang ada di sepanjang bebatuan ini adalah dinding sel, menyatu dan membentuk terumbu karang.
Pertumbuhan alga koralin yang memiliki bentuk kerak biasanya lebih lambat dalam proses pengembangan di setiap tahunnya. Mereka dapat terawetkan secara alami atau terfosilkan karena kandungan kalsium karbonatnya. Selain itu, bentuk kristal dari kalsium karbonat (kristal kalsit) yang menyusun dinding sel juga mengandung magnesium (Mg). Kandungan magnesium ini tergantung suhu air dan spesiesnya.
4. Berperan penting secara ekonomi

Meskipun terkenal bertekstur keras, alga koralin memiliki peran penting bagi perekonomian. Salah satunya dikonsumsi sebagai makanan hingga obat-obatan. Penting juga sebagai bebatuan hidup yang berwarna untuk akuarium laut serta untuk kesehatan terumbu karang.
Dilansir Nature Sunshine, Independent Consultant, alga koralin disebut kaya kandungan mineral, yang utama ada kalsium dan magnesium. Pada pesisir Eropa terdapat sejarah bahwa tanaman laut ini dimanfaatkan untuk pengobatan tradisional. Biasanya digunakan sebagai pengobatan alami untuk memperkuat tulang dan gigi. Kalsium yang melimpah bisa mengatasi rakhitis, osteoporosis maupun kelainan lainnya berkaitan dengan kekurangan mineral. Alga koralin akan dibuat menjadi serbuk dan dikonsumsi untuk menambah mineral penting dalam tubuh setelah sakit atau masa pemulihan.
Selain itu, alga koralin bisa dikombinasikan dengan bahan lainnya. Misalkan dicampur dengan herba pencernaan yang bisa digunakan untuk membantu menetralisir asam lambung berlebih. Ataupun meredakan gangguan pencernaan lain. Namun, hal ini masih perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk kepastian khasiatnya.
5. Menyediakan mikrohabitat bagi berbagai invertebrata

Selain memiliki peran penting dalam ekonomi, keberadaan alga koralin terutama yang berkembang menjadi kerak tebal sebagai mikrohabitat bagi berbagai invertebrata. Seperti kiton, bulu babi dan limpet yang biasa berlindung pada alga koralin yang tumbuh menonjol dari predator. Salah satu spesies bulu babi Colobocentrotus atratus juga memakan alga koralin.
Peran penting pada ekosistem laut khususnya terumbu karang juga ditunjukkan oleh alga koralin krustosa (nongenikulat). Dapat disebut demikian karena keberadaannya menyumbang material berkapur pada struktur terumbu karang. Membantu perempatan terumbu dan sumber produksi primer. Untuk konstruksi terumbu, alga koralin penting sebagai penyimpan kalsium karbonat dalam bentuk kalsit. Terdapat batu kapur yang melapisi dinding sel pada alga individual. Ketika lapisan hingga lapisan alga tumbuh satu sama lain dan pada permukaan terumbu berpori, pertumbuhan fondasi terumbu karang akan lebih kuat, melansir Smithsonian, National Museum of Natural History.
6. Rentan ditumbuhi organisme hidup maupun tidak hidup lainnya

Alga koralin memberikan manfaat bagi ekosistem laut maupun bagi hewan laut lainnya. Namun, dalam hal ini menjadikannya rentan atau yang bisa disebut proses biofouling. Yaitu sebuah proses pengotoran biologis oleh mikroorganisme, tanaman, ganggang atau hewan kecil yang tidak diinginkan. Salah satu faktornya adalah persaingan untuk mendapatkan ruang tumbuh.
Organisme hidup seperti makroalga yang tumbuh cepat dan bersaing dengan alga koralin. Biasanya juga kolonisasi biofilm yang terdiri dari protozoa, jamur atau bakteri. Invertebrata yang bersaing mendapatkan ruang tumbuh dengan alga koralin seperti teritip, anemon, spons maupun siput laut. Hingga spesies alga koralin lainnya, terutama yang pertumbuhanya cepat akan menutupi alga yang tumbuh lambat.
Organisme hidup seperti diatas menjadi salah satu faktor kerentanan kehidupan alga koralin. Sedangkan terdapat material tidak hidup seperti penumpukan sedimen yang bisa memblokir sinar matahari sehingga mengganggu pertumbuhannya. Selain itu, pencemaran bisa menumbuhkan alga kompetitor yang akhirnya menutupi pertumbuhan alga koralin. Dilansir Smithsonian National Museum of Natural History, salah satu cara pertahanan yang bisa dilakukan adalah memanfaatkan keberadaan herbivora. Mereka seperti ikan yang merumput atau moluska bisa membantu membersihkan dari rumput laut pengganggu yang tumbuh cepat dan mengancam alga koralin dan karang.
Alga koralin juga mengalami pengelupasan sebagai cara pembuangan sel yang telah rusak. Kemungkinan karena metabolisme yang terganggu juga sebagai salah satu akibat para hewan herbivora yang merumput.
Maka keberadaan alga koralin merupakan hal penting yang bekerja untuk kesehatan ekosistem terutama terumbu karang. Sehingga, perlu diperhatikan untuk menjaganya karena kerentanan terhadap kerusakan. Apalagi dengan aktivitas yang dilakukan dekat zona pasang surut. Selain itu, perlu ditindak lanjuti terkait manfaatnya ketika dikonsumsi. Semoga bermanfaat!


















