6 Fakta Menarik Long-tailed Weasel, Pemburu Kejam yang Penyendiri

Long-tailed weasel juga dikenal sebagai bridled weasel, big stoat dan masked ermine. Jangan terkecoh dengan penampilan menggemaskannya, nyatanya hewan ini dijuluki sebagai 'nature's psychopath'. Mereka berada dalam famili Mustelidae dan memiliki nama ilmiah Mustela frenata. Panjang tubuhnya mencapai 28–42 sentimeter, beratnya 80–450 gram. Dengan postur tubuh itu, long-tailed weasel bisa bergerak hingga kecepatan 25 km/jam.
Penting untuk tahu ciri-cirinya agar kamu bisa membedakannya dari musang lainnya. Mereka punya mata hitam tapi memancarkan warna emerald green saat terkena sorot lampu di malam hari. Saat musim panas bulunya berwarna cokelat dan di bawahnya keputihan bercorak cokelat kekuningan. Ujung ekornya berwarna hitam. Sementara di musim dingin, berubah warna menjadi putih terkadang ada semburat kuning, tapi ujung ekornya tetap hitam. Setelah tahu ciri-cirinya, mari mengenalnya lebih baik melalui fakta berikut ini.
1. Wilayah penyebaran long-tailed weasel

Penyebaran long-tailed weasel membantang dari bagian barat daya Kadana menuju selatan di Amerika Serikat kecuali bagian barat daya hingga Amerika Tengah, Meksiko dan Amerika Selatan. Mereka berada di habitat tropis dan beriklim sedang, dari kawasan hutan kecil, lahan pertanian hingga area pinggiran kota. Tapi tidak termasuk hutan lebat dan gurun. Animalia menginformasikan bahwa sarang dan liangnya berada di tumpukan batu, batang kayu berlubang serta di bawah lumbung.
2. Lebih suka hidup menyendiri

Berdasarkan informasi dari National Science Foundation University of Michigan, long-tailed weasel lebih suka hidup menyendiri. Jantan dan betina tidak berinteraksi kecuali saat musim kawin. Wilayah jelajah jantan terkadang tumpang tindih dengan beberapa betina, tapi tidak dengan jenis kelamin yang sama.
Mereka sangat agresif saat ada pengganggu yang memasuki wilayah jelajahnya. Long-tailed weasel bisa aktif saat siang hari, tapi cenderung lebih banyak beraktivitas di malam hari. Spesies ini sangatlah cepat, lincah dan waspada.
3. Apa yang dimakannya?

Perlu kamu ketahui bahwa long-tailed weasel adalah karnivora yang tidak pemilih makanan. Menu makannya terdiri dari tikus, vole, tupai, chipmunk, shrew, moles dan kelinci. Melansir Nature Mapping Foundation, terkadang juga memburu burung dan telurnya, ular, katak serta serangga. Mereka memanfaatkan liang yang dibuat oleh hewan lainnya untuk berburu.
Long-tailed weasel berburu dengan mendeteksi aroma atau suara dari mangsanya. Setelahnya, langsung menyerang dan membunuhnya secepat mungkin dengan menggigit dasar dari tengkoraknya. Mereka adalah pemburu yang cukup kejam!
4. Bagaimana cara berkomunikasinya?

Sumber yang sama menginformasikan bahwa long-tailed weasel berkomunikasi satu sama lain memanfaatkan penglihatan, pendengaran dan penciumannya. Betina akan mengeluarkan aroma menarik ketika sudah siap kawin. Sementara suara dan gerakan tubuh digunakan saat dua musang berhadapan satu sama lain.
5. Apa saja adaptasinya?

Selain dari cara berkomunikasinya, long-tailed weasel ternyata sangat pandai berenang dan memanjat. Memudahkannya menjelajahi habitat untuk mencari makan atau melarikan diri dari pemangsa. Mereka juga memiliki indra pendengaran, penciuman dan penglihatan yang sangat sensitif sehingga bisa waspada terhadap kehadiran pemangsa.
Menariknya, long-tailed weasel punya tingkat metabolisme yang tinggi sehingga memungkinnya memakan sekitar 40 persen dari total berat tubuhnya setiap hari. Saat cuaca terasa lebih dingin, mereka menggunakan banyak makanan untuk menjaga panas tubuhnya.
6. Sistem perkawinan long-tailed weasel

Sistem perkawinan long-tailed weasel adalah poligini, jantan bisa kawin dengan lebih dari satu betina. Musim kawinnya terjadi pada pertengahan musim panas. Setelah kawin, ada masa penundaan implantasi sehingga sel telur baru mulai berkembang pada bulan Maret. Total masa kehamilan betina mencapai 280 hari dan baru melahirkan pada akhir April atau awal Mei.
Setelah lahir, anak-anaknya disapih pada usia 36 hari dan mulai memakan makanan yang dibawa oleh induknya pulang ke sarang. Betina bahkan mengajari anaknya cara membunuh mangsa dan sudah bisa membunuh buruannya sendiri pada usia 56 hari.
Long-tailed weasel ternyata lebih suka hidup menyendiri dan termasuk sebagai pemburu kejam di alam liar. Saat ini, mereka diklasifikasikan sebagai Least Concern oleh IUCN dan tren populasinya masih stabil.