Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Bagaimana Masyarakat Peradaban Kuno Menjelaskan Fenomena Alam?

ilustrasi jatuhnya komet (pixabay.com/Enrique)
ilustrasi jatuhnya komet (pixabay.com/Enrique)
Intinya sih...
  • Fenomena gerhana matahari dijelaskan dalam mitos dan takhayul masyarakat kuno, seperti ditelan naga atau dilahap katak raksasa.
  • Komet dikaitkan dengan peristiwa besar dunia hingga kesialan, bahkan pernah menyebabkan kelompok pseudo religius mencoba mengorbankan seorang perawan.
  • Letusan gunung berapi dianggap sebagai balas dendam dewi.

Saat di sekolah, kita tentu diajarkan tentang cuaca dan astronomi. Yap, itu sudah menjadi hal yang umum. Pasalnya, saat ini, kita memiliki penjelasan ilmiah tentang fenomena alam, seperti gerhana, komet, dan badai.

Nah, semua bukti ilmiah itu telah menjawab pertanyaan tentang mengapa Bumi kadang berguncang (gempa bumi) dan apa yang menyebabkan tsunami. Namun, masyarakat peradaban kuno tidak memiliki data ilmiah seperti saat ini. Jadi, mereka punya penjelasan sendiri tentang macam-macam fenomena alam. Penasaran seperti apa, kan?

1. Fenomena gerhana Matahari: ditelan naga hingga perselisihan antara Matahari dan Bulan

gerhana Matahari (pixabay.com/A Owen)
gerhana Matahari (pixabay.com/A Owen)

Gerhana matahari terjadi saat Matahari, Bulan, dan Bumi sejajar, baik sebagian maupun seluruhnya. Gerhana matahari sendiri terjadi saat Bulan melintas di antara Matahari dan Bumi sehingga menghasilkan bayangan di Bumi yang menghalangi sebagian atau seluruh cahaya Matahari di beberapa area. Nah, rupanya fenomena gerhana matahari justru ditakuti dan dikaitkan dengan mitos atau takhayul, khususnya pada zaman dahulu. Dilansir Ancient Origins, berikut daftarnya.

  • Masyarakat Yunani Kuno menganggap kalau gerhana matahari merupakan pertanda malapetaka.

  • Masyarakat China kuno menganggap kalau gerhana matahari terjadi ketika seekor naga melahap Matahari.

  • Masyarakat Vietnam kuno menganggap kalau Matahari dilahap katak raksasa.

  • Mitologi Hindu menggambarkan fenomena gerhana matahari terjadi karena Matahari secara tidak sengaja ditelan oleh kepala setan yang dipenggal.

  • Masyarakat Korea kuno percaya kalau gerhana matahari adalah anjing supernatural.

  • Bangsa Viking meyakini kalau gerhana matahari adalah serigala.

  • Satu legenda dari sebuah suku di Afrika Barat percaya kalau gerhana matahari terjadi saat Matahari dan Bulan berselisih. Adapun, ini hanya bisa diakhiri oleh manusia, tepatnya jika umat manusia bisa hidup dengan damai.

2. Komet dikaitkan dengan peristiwa besar dunia hingga kesialan

ilustrasi jatuhnya komet (pixabay.com/Enrique)
ilustrasi jatuhnya komet (pixabay.com/Enrique)

Ancient Origins menjelaskan kalau masyarakat Yunani dan Romawi Kuno percaya bahwa kemunculan komet merupakan ramalan akan suatu peristiwa besar, baik atau buruk. Komet yang muncul tak lama setelah pembunuhan Julius Caesar diyakini telah membenarkan kepercayaan ini. Namun, komet juga dianggap sebagai pertanda malapetaka lantaran komet muncul sebelum kematian Charlemagne pada 814, sebelum penaklukan Inggris pada 1066, dan sebelum letusan Vesuvius pada 79 M.

Pada 1910, sebuah kelompok pseudo religius yang disebut The Sacred Followers pernah mencoba mengorbankan seorang perawan karena mengira komet Halley akan mendatangkan malapetaka kepada mereka. Namun, aksi mereka dihentikan polisi. Lalu, pada 1997, ada lebih dari satu kelompok yang menganggap komet Hale-Bopp mirip seperti alien yang jahat.

3. Letusan gunung berapi dianggap sebagai balas dendam seorang dewi

letusan gunung berapi (pixabay.com/Julius H)
letusan gunung berapi (pixabay.com/Julius H)

Penduduk asli Hawaii sudah sejak dulu tinggal di salah satu tempat yang paling banyak gunung berapinya di dunia. Dikutip Forbes, para ilmuwan menemukan bukti letusan gunung berapi kuno hanya dengan mendalami mitologi Hawaii. Pele, dewi Kilauea, misalnya, dipercaya telah membakar hutan karena aksi balas dendamnya terhadap saudara perempuannya, Hi'iaka.

Pele melemparkan tubuh kekasih Hi'iaka ke kawah Kilauea. Mengetahui hal itu, Hi'iaka mencoba mengeluarkannya dengan melemparkan batu-batu. Para ahli vulkanologi percaya bahwa mitos tersebut menceritakan kisah letusan Gunung Kilauea pada abad ke-15, yang berlangsung selama 60 tahun dan akhirnya membuat puncak gunung runtuh menjadi kaldera.

4. Aurora borealis dianggap roh hingga penari

aurora borealis (pixabay.com)
aurora borealis (pixabay.com)

Aurora terbentuk ketika partikel bermuatan angin Matahari bertabrakan dengan medan magnet Bumi dengan kecepatan hingga 45 juta mph. Pada masa kini, aurora borealis sangat menakjubkan untuk disaksikan. Namun, pada peradaban kuno, aurora borealis justru sangat ditakuti, lho. Nah, berikut daftarnya.

  • Nama borealis berasal dari masyarakat Yunani Kuno yang percaya bahwa cahaya utara adalah Dewi Fajar yang mengendarai kereta perangnya melintasi langit. Boreas atau 'angin utara' dipercaya membuat cahaya tersebut bergerak.

  • Penduduk asli Sami di Skandinavia dan sebagian Rusia percaya bahwa cahaya (aurora borealis) tersebut berasal dari roh orang yang sudah meninggal. Jadi, alih-alih mengaguminya, orang Sami justru tidak mau keluar rumah karena takut diculik oleh cahaya tersebut.

  • Masyarakat kuno Greenland mengira aurora borealis adalah roh bayi yang lahir dalam keadaan meninggal dunia.

  • Suku Rubah di Amerika Utara mengira aurora borealis adalah roh dari musuh mereka yang sudah meninggal.

  • Beberapa suku di Kanada percaya bahwa aurora borealis merupakan arwah leluhur mereka yang sedang menendang-nendang tengkorak walrus yang sudah mati.

  • Masyarakat Skotlandia menganggap aurora borealis sebagai penari.

5. Guntur dan kilat terjadi karena kereta perang Thor hingga senjata Zeus

kilat (pixabay.com/Захари Минчев)
kilat (pixabay.com/Захари Минчев)

Dalam mitologi Nordik Kuno, guntur terjadi saat Dewa Thor berkeliling langit dengan kereta perang yang ditarik oleh dua kambing. Ngomong-ngomong, dua kambingnya ini disebut Teeth Barer dan Teeth Grinder. Lalu, bagaimana suara guntur itu muncul? Nah, saat kambing-kambing itu menarik kereta perang, roda-rodanya yang berputar di langit ini mengeluarkan suara guntur. Ketika roda-roda itu mengeluarkan percikan, baru kilat muncul. Selain bangsa Nordik Kuno, masyarakat Yunani Kuno juga menganggap kalau kilat itu adalah senjata Zeus.

6. Badai dipercaya sebagai kemunculan Raja Naga hingga kutukan Dewa Poseidon

ilustrasi badai (pexels.com/George Desipris)
ilustrasi badai (pexels.com/George Desipris)

Badai sudah ada sejak peradaban kuno. Bahkan, masyarakat China kuno percaya kalau badai disebabkan oleh Raja Naga yang tinggal di istana kristal bawah laut. Ia muncul ke permukaan air dan terbang ke udara.

Lantas, masyarakat Yunani Kuno juga punya kepercayaannya sendiri terkait badai. Di Yunani, badai pantai besar disebut siklon. Nah, menurut kepercayaan masyarakat Yunani Kuno, badai disebabkan oleh kutukan dewa Poseidon yang mengutuk Kota Athena karena ia kalah dalam pertarungan kecerdasan melawan Dewi Athena.

Sementara itu, mitologi Yunani Kuno juga punya mitos lain tentang badai. Kali ini, dewa Zeus punya beberapa sahabat yang disebut Hekatonkheire yang punya 50 kepala dan 100 tangan. Para Hekatonkheire menggunakan semua anggota tubuh mereka untuk memukul air dan menciptakan badai.

7. Bulan purnama dipercaya sebagai tempat minuman suci para dewa

ilustrasi bulan purnama (pixabay.com/Bruno)
ilustrasi bulan purnama (pixabay.com/Bruno)

Dilansir India Divine, dalam agama Weda (yang menjadi bagian dari dasar Hinduisme modern), Bulan adalah salah satu aspek Soma. Dalam mitologi Weda, Soma adalah ramuan para dewa. Bulan dianggap sebagai cawan tempat Tvastar (Dewa Pengrajin), atau penjaga Soma, untuk menyimpan minuman suci tersebut. Bulan pun memudar ketika para dewa sedang minum Soma, lalu membesar ketika cawan diisi penuh. Nah, dalam kehidupan kita hari ini, fenomena ini disebut bulan purnama.

8. Gempa bumi dikaitkan dengan monster besar

ilustrasi gempa (IDN Times/Esti Suryani)
ilustrasi gempa (IDN Times/Esti Suryani)

Gempa bumi adalah fenomena alam yang tentunya punya penjelasan ilmiahnya. Namun, dalam peradaban kuno, mungkin masyarakatnya mengira kalau guncangan itu terjadi karena dewa sedang marah. Scientific American melansir masyarakat Jepang kuno percaya bahwa gempa bumi terjadi karena perkelahian antara Dewa Kashima dan ikan lele raksasa bernama Namazu. Kashima ditugaskan untuk melumpuhkan Namazu dengan batu besar. Namun, karena bosan, Kashima berhenti. Nah, ikan lele itu juga dipercaya menggoyangkan ekornya yang besar hingga terjadi gempa bumi.

Dalam beberapa tradisi penduduk asli Amerika, burung guntur mistis dianggap menjadi penyebab gempa bumi dan gelombang pasang setiap kali ia berselisih dengan paus. Pada peradaban China kuno, gempa bumi dipercaya terjadi karena Bumi terjepit di antara sekumpulan gajah yang berdiri di punggung seekor kura-kura. Kura-kura itu sendiri ditopang oleh ular kobra. Jadi, ketika salah satu gajah bergerak, Bumi berguncang.

9. Tornado dipercaya terjadi karena kibasan kuda berekor ular

ilustrasi tornado (pixabay.com/Nature Nomad)
ilustrasi tornado (pixabay.com/Nature Nomad)

Seperti yang mungkin kamu tahu, tornado itu menakutkan, yang seolah-olah menunjukkan seperti apa murka Tuhan. Sebagaimana yang dikutip NPR, suku Kiowa di Oklahoma percaya bahwa tornado disebabkan oleh "Pembuat Badai" bernama Red Horse. Red Horse adalah kuda berekor ular. Ketika Red Horse mengibaskan ekornya, tornado tercipta.

10. Tsunami terjadi karena roh-roh penjaga pantai yang marah

ilustrasi tsunami (pixabay.com/Juergen Striewski)
ilustrasi tsunami (pixabay.com/Juergen Striewski)

Tornado memang menakutkan, begitu pula gempa bumi, badai, dan gunung berapi. Namun, ada fenomena alam yang tak kalah menakutkan, yakni tsunami. Seperti penduduk asli Hawaii, masyarakat kuno di Amerika Serikat bagian barat laut hidup di bawah ancaman bencana alam seperti tsunami. Mereka percaya kalau ada makhluk gaib yang menggerakkan ombak.

Legenda Duwamish mengatakan kalau ada batu-batu besar di sepanjang Puget Sound yang dihantui oleh makhluk-makhluk yang dapat berubah bentuk. Mereka pun dilarang mendekati batu-batu besar itu dari sisi pantai karena roh-roh yang marah akan mengguncang tanah dan menciptakan gelombang besar (tsunami) untuk menghukum siapa pun yang melanggar batas itu. Dikutip Forbes, para peneliti berhasil mengidentifikasi sumber beberapa batu besar ini yang ternyata merupakan tanah longsor prasejarah dan ada kaitannya dengan gempa bumi serta tsunami besar.

Kisah-kisah semacam ini juga bergema di daerah-daerah rawan tsunami lainnya. Setiap daerah punya pantangannya sendiri. "Ketika laut meluap," demikian peringatan cerita-cerita lama dari Thailand kuno, "jangan melihat ke belakang, tetapi larilah secepat mungkin ke bukit berikutnya."

Meski terdengar tidak masuk akal, masyarakat peradaban kuno punya cara tersendiri mengartikan berbagai macam fenomena alam. Mungkin hal ini berkaitan dengan hal-hal mistis yang mereka percaya. Tidak bisa menyalahkan mereka juga, sih. Toh, rakyat Indonesia sendiri masih percaya dengan hal-hal semacam ini. Ketika seseorang terbawa ombak besar di pantai, misalnya, di beberapa daerah dan kepercayaan setempat orang tersebut dipercaya dibawa oleh Nyi Roro Kidul. Wah, kamu sendiri masuk tipe mana, nih? Percaya penjelasan ilmiah atau mistis?

Referensi

“Ancient Myths and Legends Served to Explain the Startling Phenomenon of a Solar Eclipse”. Ancient Origins. Diakses Maret 2025.
“Solar Eclipse 2015: History, Myths and Superstitions”. Examiner. Diakses Maret 2025.
“Ancient Meteor”. Ancient Origins. Diakses Maret 2025.
“Caesar’s Comet”. One Minute Astronomer. Diakses Maret 2025.
“Comets Breed Fear, Fascination and Web Sites”. The New York Times. Diakses Maret 2025.
“Hawaiian Myths Tell a Story About Volcanic Activity at Kilauea”. Forbes. Diakses Maret 2025.
“Northern Lights: Auroras on Earth”. Space.com. Diakses Maret 2025.
“Northern Lights: Celestial Dancers or the Souls of Fallen Warriors?”. The Telegraph. Diakses Maret 2025.
“Researchers Measure Height of Aurora Borealis”. Laboratory Equipment. Diakses Maret 2025.
“The Kelpie”. Historic UK. Diakses Maret 2025.
“Thor: God of Thunder”. History Cooperative. Diakses Maret 2025.
“Dragons And Dragon Kings In Ancient Mythology”. Ancient Pages. Diakses Maret 2025.
“5 Tidbits About Hurricanes and the Greeks”. Patch. Diakses Maret 2025.
“Lunar Folklore”. ThoughtCo. Diakses Maret 2025.
“Soma: Elixir of the Gods”. IndiaDivine.org. Diakses Maret 2025.
“Namazu the Earthshaker”. Scientific American Blogs. Diakses Maret 2025.
“A Native American Take on Tornadoes”. NPR. Diakses Maret 2025.
“Ancient Stories Preserve the Memory of Tsunami in the Pacific Ocean”. Forbes. Diakses Maret 2025.
“Native Lore Tells the Tale: There’s Been a Whole Lotta Shakin’ Goin’ On”. University of Washington News. Diakses Maret 2025.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Yudha ‎
EditorYudha ‎
Follow Us