Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Apakah Ikan Bisa Bosan Hidup di Akuarium?

Ikan di dalam akuarium
Ikan di dalam akuarium. (unsplash.com/J Cruikshank)
Intinya sih...
  • Otak ikan memproses rangsangan secara sederhana namun terarah
  • Lingkungan yang terlalu tenang menekan naluri alami ikan
  • Cahaya dan warna memengaruhi perilaku serta jam biologis ikan
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Banyak orang mengira ikan tidak punya perasaan karena ekspresinya sulit dibaca. Padahal, ikan juga memiliki sistem saraf yang cukup peka terhadap perubahan di sekitarnya. Mereka bisa merespons cahaya dan bahkan menunjukkan perilaku berbeda ketika lingkungannya tidak berubah. Itulah mengapa topik tentang kemungkinan ikan merasa bosan menarik untuk dibahas secara ilmiah.

Kehidupan di akuarium memang sangat bergantung pada manusia. Airnya bersih, makanannya terjadwal, tapi lingkungannya sering terlalu monoton. Berikut penjelasan yang membantu memahami apakah ikan bisa bosan hidup di akuarium.

1. Otak ikan memproses rangsangan secara sederhana namun terarah

ilustrasi ikan dalam akuarium
ilustrasi ikan dalam akuarium (pexels.com/imsogabriel Stock)

Ikan memang tidak punya otak sebesar mamalia, tetapi bagian otaknya tetap berfungsi untuk memproses sinyal dari lingkungan. Saat ikan melihat benda bergerak atau mendengar getaran air, sistem sarafnya langsung bereaksi untuk menilai apakah itu ancaman atau sesuatu yang menarik. Proses ini terjadi cepat dan otomatis, lalu diulang setiap kali ada rangsangan baru.

Ketika akuarium dibiarkan tanpa perubahan, jumlah sinyal yang diterima otak berkurang. Akibatnya, aktivitas neuron menurun dan ikan jadi kurang aktif. Perubahan ini bisa terlihat dari pola renang yang monoton atau kecenderungan diam terlalu lama di satu sudut. Kondisi itu sering diartikan sebagai tanda kurangnya stimulasi mental.

2. Lingkungan yang terlalu tenang menekan naluri alami ikan

ilustrasi akuarium
ilustrasi akuarium (unsplash.com/Huy Phan)

Di alam bebas, ikan terbiasa hidup dengan banyak rangsangan. Mereka harus mencari makan, bersembunyi dari predator, atau menavigasi arus air. Semua aktivitas itu membuat tubuhnya terbiasa merespons perubahan. Saat dipelihara di akuarium yang kondisinya sama setiap hari, sebagian naluri alami itu menjadi tidak terpakai.

Tanpa variasi, sistem hormonal ikan bisa terganggu. Hormon stres seperti kortisol dapat meningkat meski tidak ada ancaman nyata. Dampaknya, ikan terlihat pasif, kurang mau makan, dan lebih mudah sakit. Ini bukan berarti mereka bosan seperti manusia, tapi tubuhnya menunjukkan reaksi akibat minimnya stimulasi lingkungan.

3. Cahaya dan warna memengaruhi perilaku serta jam biologis ikan

Ikan di dalam akuarium.
Ikan di dalam akuarium. (unsplash.com/Jerry Wang)

Ikan memiliki ritme biologis yang mengikuti perubahan cahaya di lingkungannya. Di laut atau sungai, intensitas cahaya terus berubah sesuai waktu dan kedalaman air. Namun di akuarium, pencahayaan buatan sering konstan, sehingga tubuh ikan kehilangan acuan untuk mengatur waktu aktif dan waktu istirahat. Hal ini membuat aktivitasnya tidak teratur.

Selain intensitas, warna cahaya juga berpengaruh. Lampu biru yang terlalu terang bisa membuat ikan stres, sementara pencahayaan dengan lampu yang sedikit warm lebih menenangkan. Perubahan pencahayaan kecil, seperti mematikan lampu di malam hari, dapat membantu menjaga ritme alami mereka. Cahaya adalah bentuk stimulasi sederhana yang bisa mencegah perilaku pasif pada ikan.

4. Interaksi sosial memberi dampak besar pada kestabilan emosi ikan

apakah ikan bisa bosan hidup di aquarium?
Ikan di dalam akuarium. (unsplash.com/Vikram Mudaliar)

Beberapa jenis ikan memiliki perilaku sosial yang kuat. Mereka terbiasa berenang berkelompok, saling mengikuti arah, atau berbagi ruang dengan ikan lain. Ketika dipelihara sendirian, ikan kehilangan interaksi semacam itu. Kehilangan rangsangan sosial dapat mengubah cara mereka bergerak dan bereaksi terhadap lingkungan.

Ikan yang hidup berpasangan atau berkelompok lebih aktif dan sehat. Mereka lebih sering bergerak, bereaksi terhadap makanan, dan jarang diam di dasar akuarium. Sementara itu, ikan yang sendirian cenderung lebih mudah stres. Kondisi sosial ini membuktikan bahwa interaksi antarindividu berperan penting dalam menjaga keseimbangan perilaku ikan.

5. Objek baru di akuarium membantu menjaga respons otak ikan

apakah ikan bisa bosan hidup di aquarium?
Ikan di dalam akuarium. (pexels.com/Thanh Nhan)

Menambahkan batu, tanaman air, atau ornamen kecil bukan hanya untuk memperindah akuarium. Bagi ikan, benda-benda baru itu memberi tantangan visual dan ruang eksplorasi baru. Saat berenang di sekitar objek baru, sistem sensorik ikan aktif memantau tekanan air, jarak, dan bentuk lingkungan. Aktivitas ini membuat otak tetap terlatih.

Ikan yang hidup di lingkungan yang lebih bebas cenderung lebih sehat dan responsif. Mereka memiliki pola makan rutin dan tidak mudah menunjukkan perilaku pasif. Hal sederhana seperti mengganti tata letak akuarium setiap beberapa minggu bisa membantu menjaga aktivitas otak ikan. Cara ini efektif mencegah kebosanan tanpa mengubah habitatnya secara ekstrem.

Walau tidak merasakan bosan seperti manusia, namun ikan bisa bosan hidup di akuarium yang bisa dilihat dari reaksi tubuhnya. Nah, tubuhnya bisa bereaksi terhadap lingkungan yang terlalu monoton. Kurangnya variasi membuat aktivitas otak menurun dan perilaku jadi pasif. Jadi, mungkinkah ikan di rumahmu selama ini diam karena mulai jenuh dengan lingkungannya?

Referensi:

"Do fish get bored living in a tank? How to help fish boredom" Pets Radar. Diakses pada November 2025

"Do fish ever get bored in fish tanks?" Science Focus. Diakses pada November 2025

"Do Aquarium Fish Need to Be Entertained?" House Sit Match. Diakses pada November 2025

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Debby Utomo
EditorDebby Utomo
Follow Us

Latest in Science

See More

5 Fakta Unik Invercargill, Kota Paling Selatan dan Paling Nyentrik

13 Nov 2025, 18:49 WIBScience