Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Undangan Digital Diklaim Bisa Kurangi Emisi Karbon

ilustrasi undangan (pexels.com/Ricardo Moura)
ilustrasi undangan (pexels.com/Ricardo Moura)
Intinya sih...
  • Undangan fisik menyumbang emisi karbon dan limbah
  • Generasi muda memilih undangan digital untuk gaya hidup berkelanjutan

Di balik kemeriahan sebuah pernikahan, tersimpan salah satu sumber limbah yang kerap luput dari perhatian, yaitu undangan fisik. Dicetak dalam jumlah besar, undangan fisik akan berujung pada tumpukan sampah. Namun, seiring perkembangan teknologi, banyak pasangan muda yang mulai beralih ke undangan digital.

Undangan digital tidak hanya menjadi pilihan praktis, tetapi juga berkontribusi dalam mengurangi sampah dan upaya berkelanjutan yang lebih hijau.

1. Emisi dan sampah dari produksi undangan fisik

ilustrasi undangan pernikahan (freepik.com/freepik)
ilustrasi undangan pernikahan (freepik.com/freepik)

Undangan fisik tak hanya menghasilkan limbah kertas, tetapi juga menyumbang emisi karbon dari seluruh proses produksinya. Emisi tersebut termasuk penebangan pohon untuk bahan baku, pencetakan dengan tinta kimia, hingga distribusi ke berbagai lokasi.

Menurut kajian dari Environmental Paper Network serta Carbon Trust, satu undangan fisik rata-rata menyumbang sekitar 140 gram emisi karbon dioksida ekuivalen (CO₂e). Jumlah ini terlihat kecil, tetapi jika dikalikan jutaan kali, dampaknya menjadi signifikan.

2. Generasi Muda Jadi Penggerak Perubahan Menuju Undangan Minim Sampah

Tren penggunaan undangan digital semakin kuat, terutama di kalangan pasangan muda yang akrab dengan teknologi. Bagi generasi ini, memilih undangan elektronik tidak hanya soal mengikuti perkembangan zaman, tetapi juga bagian dari gaya hidup berkelanjutan.

Viding sebagai salah satu platform digitalisasi pernikahan asal Indonesia mengatakan bahwa banyak anak muda yang mulai bergerak memilih undangan versi digital. Data dari Viding menunjukkan bahwa hingga pertengahan 2025, lebih dari 36 ribu pasangan telah mempercayakan momen penting mereka kepada platform ini. Lonjakan penggunaan ini menunjukkan adanya pergeseran nilai.

"Sejak awal, kami membayangkan Viding sebagai One Stop Platform Digitalisasi Pernikahan, bukan hanya untuk efisiensi teknis, tetapi juga sebagai solusi sosial dan lingkungan. Undangan digital adalah bukti nyata bahwa momen sakral bisa dirayakan tanpa meninggalkan jejak karbon,” ujar Alki Adi Joyo Diharjo (Joy), CEO Viding, dalam keterangan tertulisnya.

3. Membangun budaya yang lebih berkelanjutan

ilustrasi daur ulang (pexels.com/ready made)
ilustrasi daur ulang (pexels.com/ready made)

Sebagai platform yang bertujuan untuk membangun sebuah ekosistem pernikahan yang berfokus pada efisiensi dan keberlanjutan, Viding menghadirkan fitur-fitur seperti buku tamu digital, live streaming pernikahan, hingga dukungan AI generatif melalui Viding Studio. Semua fitur ini dirancang untuk mengurangi kebutuhan fisik, menekan limbah, dan menyederhanakan proses yang sebelumnya kompleks dan boros sumber daya.

Salah satu inovasi yang mencerminkan komitmen ini adalah fitur Carbon Saved Tracker. Teknologi ini memungkinkan setiap pasangan melihat secara real-time berapa banyak emisi karbon yang berhasil mereka hemat hanya dengan memilih undangan digital.

Dengan mengintegrasikan teknologi dan nilai keberlanjutan, kita bisa merayakan momen sakral tidak harus meninggalkan jejak ekologis. Justru, pernikahan masa kini bisa menjadi contoh nyata bahwa kebahagiaan pribadi dan kepedulian terhadap lingkungan bisa berjalan beriringan.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Achmad Fatkhur Rozi
EditorAchmad Fatkhur Rozi
Follow Us