Lahan Perhutani Ditanami Tebu, Pasok Bahan Baku Pabrik Gula di Madiun
Jakarta, IDN Times - Perum Perhutani meneken kerja sama pemenuhan bahan baku tebu giling untuk PT Pabrik Gula Rajawali I Unit PG Rejo Agung Baru, yang berlokasi di Kota Madiun, Jawa Timur.
Dari kerja sama itu, Perhutani akan menyediakan lahan dan kegiatan budidaya tebu untuk memasok bahan baku tebu giling ke Pabrik Gula Rejo Agung Baru milik PT PG Rajawali I.
“Kami berusaha untuk terus menjaga agroforestry tebu mandiri ini dari gangguan apapun seperti kebakaran, hama dan lain-lain, agar kita sama-sama bisa mengamankan kontrak pasok yang sedang kita jalani sehingga sesuai dengan harapan yang kita tuju,” kata Direktur Operasi Perum Perhutani, Natalas Anis Harjanto dalam keterangan resmi, Sabtu (20/4/2024).
1. PG Rajawali bakal beri penyuluhan budidaya tebu
Kerja sama Perhutani dengan PG Rajawali itu dituangkan dalam Perjanjian Kerja Sama (PKS). Dalam perjanjian itu, PG Rajawali akan menyediakan dan memberikan bimbingan teknis atau penyuluhan budidaya, analisa kemasakan tebu, tebang muat dan angkut tebu.
Adapun bagi hasil dari kerjasama tersebut dalam bentuk gula kristal putih.
2. Lahan Perhutani seluas 1.934 hektare dipakai untuk tanam tebu
Lokasi kerja sama budidaya tanaman tebu berada pada lahan Perhutani Divisi Regional Jawa Timur, dengan luas 1.934,96 hektare (ha), yang berlokasi di Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Ngawi, KPH Saradan, KPH Nganjuk, KPH Bojonegoro, KPH Jombang dan KPH Mojokerto.
Adapun pada lahan Perhutani Divisi Regional Jawa Timur seluas 478,4 ha tersebar pada lokasi di KPH Gundih, KPH Surakarta, KPH Cepu, KPH Purwodadi, KPH Blora dan KPH Pati.
3. Genjot swasembada gula nasional
Direktur Utama PT PG Rajawali I, Daniyanto mengatakan kerja sama itu ditargetkan dapat memenuhi kebutuhan dan pasokan bahan baku tebu giling pabrik gula, untuk menggenjot swasembada gula nasional.
“Komitmen kami adalah mendukung kegiatan agroforestry tebu mandiri ini, karena kami membutuhkan pasok dari Perhutani, oleh karena itu kita dorong betul agar kerjasama bisa terus terealisasi sesuai dengan yang akan kita sepakati pada hari ini agar terus berjalan langsung,” ujar Daniyanto.
Kerja sama itu juga diharapkan meningkatkan daya guna lahan hutan dalam pelaksanaan budidaya tanaman tebu, hingga berakhirnya pelaksanaan jangka waktu perjanjian sampai dengan akhir musim giling tahun 2024 atau paling lambat sd tanggal 31 Desember 2024, dan dapat diperpanjang berdasarkan kesepakatan para pihak.
