Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Purbaya Buka-bukaan soal Kredit yang Belum Ngebut di September 2025

WhatsApp Image 2025-10-23 at 11.59.10.jpeg
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa. (IDN Times/Triyan).

Jakarta, IDN Times - Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa, angkat bicara mengenai laju penyaluran kredit perbankan di September 2025 yang belum menunjukkan percepatan signifikan, meski Bank Indonesia (BI) telah memangkas suku bunga acuan sebesar 150 basis poin (bps) dan pemerintah menempatkan dana sebesar Rp200 triliun di lima bank milik negara (Himbara).

Purbaya menjelaskan, dana tersebut baru efektif ditempatkan pada 12 September 2025, sehingga dampaknya terhadap akselerasi kredit belum sepenuhnya tercermin dalam data bulan tersebut.

"Saya kira September belum terlihat full impact dari uang itu (penempatan dana). Tapi, kalau kita lihat dari data individual bank, kenaikannya sudah mulai jelas," ujar Purbaya di Jakarta, Kamis (23/10/2025).

Berdasarkan data Bank Indonesia, pertumbuhan kredit perbankan pada September 2025 tercatat 7,70 persen (yoy), hanya sedikit meningkat dari 7,56 persen (yoy) pada Agustus. Sementara itu, suku bunga kredit rata-rata masih relatif tinggi, turun tipis 15 bps dari 9,20 persen pada awal tahun menjadi 9,05 persen pada September.

1. Pertumbuhan kredit diharapkan double digit di akhir tahun

ilustrasi inflasi (vecteezy.com/Khunkorn Laowisit)
ilustrasi inflasi (vecteezy.com/Khunkorn Laowisit)

Menurut Purbaya, lambatnya penyaluran kredit tersebut juga masih dipengaruhi oleh dampak kerusuhan yang terjadi beberapa waktu sebelumnya, serta perlambatan ekonomi pada beberapa bulan terakhir. Namun, dia optimistis pertumbuhan kredit akan semakin kuat memasuki kuartal IV-2025.

"Saya harapkan (kredit) bisa double digit. Kalau September kan masih terdampak kerusuhan dan perlambatan ekonomi sebelumnya. Saya pikir nanti Oktober, November, Desember, akhir tahun lah, kita lihat seperti apa pertumbuhan kreditnya. Harapan saya, dengan uang Rp200 triliun tadi, pertumbuhannya makin kencang sehingga ekonominya juga tumbuh makin cepat," kata Purbaya.

2. Pemerintah akan tambah likuiditas lagi jika efek penempatan dana belum optimal

ilustrasi pertumbuhan ekonomi (unsplash.com/Mathieu Stern)
ilustrasi pertumbuhan ekonomi (unsplash.com/Mathieu Stern)

Purbaya menegaskan pemerintah akan terus memantau perkembangan penyaluran kredit secara berkala. Jika dampak penempatan dana tersebut belum optimal, pemerintah tidak menutup kemungkinan akan menambah likuiditas ke sistem perbankan.

"Kami akan monitor terus dari waktu ke waktu. Kalau kurang, kami akan tambah lagi uang dari sistem," ujarnya.

3. BI beberkan alasan kredit masih lesu

Screenshot 2025-10-22 151755.jpg
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo. (Dok/Screenshot Zoom).

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, mengatakan permintaan kredit perbankan masih belum kuat. Kondisi ini dipengaruhi oleh sikap pelaku usaha yang cenderung wait and see, optimalisasi pembiayaan internal oleh korporasi, serta suku bunga kredit yang masih relatif tinggi.

Pelemahan ini tercermin dari masih besarnya fasilitas pinjaman yang belum dicairkan (undisbursed loan) pada September 2025, yakni mencapai Rp2.374,8 triliun atau 22,54 persen dari total plafon kredit yang tersedia.

"Terutama pada segmen korporasi dengan kontribusi utama dari sektor perdagangan, industri, dan pertambangan, serta jenis kredit modal kerja," ujar Perry dikutip, Kamis (23/10/2025).

Perry menuturkan minat penyaluran kredit perbankan secara umum masih cukup baik. Hal ini terlihat dari persyaratan pemberian kredit (lending requirement) yang relatif longgar, kecuali pada segmen kredit konsumsi dan UMKM. Kedua segmen tersebut masih dihadapi dengan sikap kehati-hatian bank karena meningkatnya risiko kredit. Secara rinci, pertumbuhan kredit modal kerja dan kredit konsumsi masing-masing melambat menjadi 3,37 persen (yoy) dan 7,42 persen (yoy).

Sementara itu, pertumbuhan kredit investasi meningkat menjadi 15,18 persen (yoy). Adapun kredit UMKM dan pembiayaan syariah tumbuh lebih lambat, masing-masing sebesar 0,23 persen (yoy) dan 7,55 persen (yoy). Dengan demikian, Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan kredit sepanjang 2025 berada di batas bawah kisaran 8–11 persen dan akan meningkat pada 2026.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Satria Permana
EditorSatria Permana
Follow Us

Latest in Business

See More

Danantara soal Restrukturisasi Utang Whoosh: Kami Terus Bernegosiasi

23 Okt 2025, 17:33 WIBBusiness