Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Anak Picky Eater, 10 Tips Ini Bisa Bantu Mengubah Kebiasaan Makannya

ilustrasi anak kecil menikmati sarapannya (freepik.com/freepik)
ilustrasi anak kecil menikmati sarapannya (freepik.com/freepik)

Anak yang punya kebiasaan pilih-pilih makanan atau picky eater sering terjadi pada anak hingga usia 4 tahun. Bagi si Kecil, kebiasaan ini merupakan sebuah bentuk pertahanan saat menghadapi makanan baru dan yang menurutnya tidak enak.

Sebuah penelitian menjelaskan bahwa dibutuhkan 8 hingga 15 kali untuk memperkenalkan makanan baru sebelum anak mau menerimanya. Namun, orangtua biasanya menawarkan makanan baru hanya 3 hingga 5 kali sebelum akhirnya menyimpulkan kalau anak tidak akan menyukainya.

Demi memenuhi nutrisi anak di masa pertumbuhan mereka, anak yang picky eater bisa bikin orangtua khawatir. Jangan cemas, lakukan tips berikut ini untuk mengubah kebiasaan makan anak tersebut.

1. Jika anak tidak lapar, jangan memaksakan ia untuk makan atau ngemil, begitu pula jangan menyuapi atau memaksa anak untuk makan makanan tertentu, mengutip Mayo Clinic

ilustrasi menyuapi anak (pexels.com/alex green)
ilustrasi menyuapi anak (pexels.com/alex green)

2. Cukup sajikan makanan dalam porsi kecil untuk menghindari anak terlalu kewalahan. Beri anak kesempatan untuk meminta lebih banyak makanan dengan sendirinya

ilustrasi bayi sedang makan (pexels.com/meruyert gonullu)
ilustrasi bayi sedang makan (pexels.com/meruyert gonullu)

3. Direkomendasikan oleh American Academy of Pediatrics, di pasar atau swalayan, minta anak untuk membantu memilih buah, sayuran, dan makanan sehat lainnya. Jangan membeli apa pun yang tidak ingin anak makan

ilustrasi berbelanja dengan si kecil (pexels.com/anna pou)
ilustrasi berbelanja dengan si kecil (pexels.com/anna pou)

4. Jangan menyimpan banyak permen di rumah dan jangan gunakan permen sebagai suap atau hadiah. Sebagai gantinya, tawarkan makanan manis yang lebih sehat, seperti yoghurt atau buah, dilansir WebMD

ilustrasi tangan seorang anak dan permen (freepik.com/user3802032)
ilustrasi tangan seorang anak dan permen (freepik.com/user3802032)

5. Cobalah untuk makan pada waktu yang sama setiap hari, jauhkan anak dari gangguan seperti gadget dan TV saat ia makan

ilustrasi makan bersama anak (pexels.com/alex green)
ilustrasi makan bersama anak (pexels.com/alex green)

6. Jika anak menginginkan camilan di lain waktu, tawarkan makanan seperti buah, yoghurt, sereal, atau sepotong roti lapis

ilustrasi anak makan buah (pexels.com/alex green)
ilustrasi anak makan buah (pexels.com/alex green)

7. Jadikan waktu makan terasa menyenangkan, seperti mengajak anak mengobrol tentang topik yang menyenangkan. Ini bisa membuat anak memiliki perasaan positif saat makan, seperti diterangkan di laman resmi The Children's Hospital of Philadelphia

ilustrasi waktu makan yang menyenangkan (pexels.com/alex green)
ilustrasi waktu makan yang menyenangkan (pexels.com/alex green)

8. Dorong anak untuk membantu dalam mengolah makanan, seperti membilas sayuran, mengaduk adonan, atau mengatur makanan. Keterlibatan ini akan lebih memungkinkan anak untuk makan

ilustrasi memasak bersama anak (pexels.com/august de richelieu)
ilustrasi memasak bersama anak (pexels.com/august de richelieu)

9. Anak cenderung akan meniru perilaku orangtuanya. Jadi, manfaatkan waktu makan untuk mencontohkan pola makan yang sehat dan seimbang serta kebiasaan makan yang baik

ilustrasi memberi contoh yang baik pada anak (pexels.com/vanessa loring)
ilustrasi memberi contoh yang baik pada anak (pexels.com/vanessa loring)

10. Sajikan makanan baru bersama dengan makanan favorit anak. Tetap berikan pilihan yang sehat sampai mereka terbiasa dan akhirnya menyukainya

ilustrasi bekal sehat anak (freepik.com/timolina)
ilustrasi bekal sehat anak (freepik.com/timolina)

Perlu diingat bahwa kebiasaan makan anak yang picky eater tentu tidak akan berubah dalam semalam. Jadi, lakukan tips di atas setiap hari dan bersabarlah untuk mendukung pola makan sehat pada anak. 

Jika khawatir bahwa pilih-pilih makanan mengganggu tumbuh kembang anak, sebaiknya konsultasikan dengan dokter spesialis anak, ya. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us