Demi ASI Lancar, Ruang Laktasi Harus Aman dan Nyaman

- Lebih dari 60 persen ibu bekerja kesulitan mempertahankan pemberian ASI setelah kembali bekerja, terutama akibat tidak tersedianya ruang laktasi.
- PT Bundamedik Tbk memperkuat komitmen untuk mendukung tumbuh kembang anak sekaligus membangun support system bagi ibu dengan mengeluarkan surat keputusan untuk setiap unit rumah sakit atau unit usaha harus memiliki ruang laktasi.
Data Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) tahun 2023 mencatat lebih dari 60 persen ibu bekerja mengalami kesulitan mempertahankan pemberian air susu ibu (ASI) setelah kembali bekerja, terutama akibat tidak tersedianya ruang laktasi di tempat kerja.
Temuan Health Collaborative Center (HCC) juga menunjukkan bahwa Ibu bekerja yang tidak memiliki akses ruang laktasi berisiko lebih tinggi memiliki anak dengan malnutrisi. Hal ini dikemukakan dalam acara "Bunda Parenting Convention" di Jakarta, pada Sabtu (03/08/2025).
Fasilitas untuk ibu menyusui
Support system bagi ibu menyusui dari keluarga, teman, lingkungan kerja hingga tenaga kesehatan sangatlah penting, agar dapat memberikan ASI secara optimal.
PT Bundamedik Tbk (BMHS) memperkuat komitmen untuk mendukung tumbuh kembang anak sekaligus membangun support system bagi ibu. Perusahaan mengeluarkan sebuah surat keputusan untuk setiap unit rumah sakit atau unit usaha yang harus memiliki ruang laktasi.
"Dari sisi demografi, 75 persen karyawan Bunda adalah wanita. Dan sudah selayaknya sebagai family kita memperhatikan dengan memberikan ruang khusus untuk laktasi," ujar Agus Heru Darjono, President Director PT Bundamedik Tbk.
Berdasarkan hasil studi, ibu dengan akses ruang laktasi lebih mampu mempertahankan pemberian ASI eksklusif. Sementara itu, anak dari ibu tanpa fasilitas yang memadai memiliki risiko empat kali lebih tinggi mengalami malnutrisi, dan sebanyak 88,3 persen ibu pengguna ruang laktasi melaporkan produksi ASI yang mencukupi kebutuhan anak.
Ruang laktasi terstandardisasi

Sementara itu dr. Elizabeth M. H.Kes, Chief of Medical, Nursing & Quality Officer PT Bundamedik Tbk menyebut, dari sisi medis mereka menjaga agar kualitas pelayanan dapat terjaga, yaitu terhadap pasien, maupun sarana dan prasarana yang ada di rumah sakit.
"Rumah Sakit Bunda sudah terakreditasi nasional dan internasional. Nah di dalam akreditasi sendiri itu ada beberapa standar yang mewajibkan kita untuk sumber daya manusia (SDM) maupun fasilitas yang ada sudah terstandar. Ini adalah suatu bagian bagaimana kami juga menjaga bahwa fasilitas dan prasarana yang disiapkan ini memenuhi persyaratan," katanya.
Jadi, diharapkan para pasien atau keluarga yang menggunakan sarana ruang laktasi, termasuk karyawan yang ingin menggunakan ruangan menyusui dapat merasa lebih aman dan nyaman. Hasilnya, baik saat memerah ASI maupun yang menyusui bayinya secara langsung dapat lebih terjaga, mengurangi risiko infeksi.
Tentang acara
BMHS mengadakan acara "Bunda Parenting Convention" dalam rangka World Breastfeeding Week atau Pekan Menyusui Dunia 2025 serta Hari Anak Nasional. Di sini, mereka mempertemukan para ibu dan komunitas support system ibu seperti ayah, pengelola daycare, hingga manajemen perkantoran dengan tenaga kesehatan profesional dari jaringan RS BUnda Group.
Selain menghadirkan edukasi seputar pengasuhan dan kesehatan anak dalam 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), acara ini juga menjadi momen penting untuk memperluas dampak positif penyediaan fasilitas menyusui seperti ruang laktasi melalui edukasi dan pendampingan kepada manajemen perkantoran di sekitar jaringan RS Bunda Group berada.
Bunda Parenting Convention menghadirkan para tenaga kesehatan multidisiplin dari RS Bunda Group, seperti dokter spesialis anak, konsultan gizi anak, konsultan tumbuh kembang anak, Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi (Subspesialis Fetomaternal), konselor laktasi, dan psikolog untuk membahas secara menyeluruh isu-isu penting pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan.