"Foods Most Likely to Give You Food Poisoning." WebMD. Diakses September 2025.
"Foods That Can Cause Food Poisoning." CDC. Diakses September 2025.
"Top 9 Foods Most Likely to Cause Food Poisoning." Healthline. Diakses September 2025.
8 Makanan yang Sering Menyebabkan Keracunan, Waspada!

- Daging mentah bisa mengandung bakteri Salmonella, E. coli, dan Yersinia.
- Buah dan sayuran segar bisa terkontaminasi bakteri Salmonella, E. coli, dan Listeria.
- Susu segar yang belum dipasteurisasi dapat mengandung bakteri Campylobacter, Cryptosporidium, E. coli, Listeria, dan Salmonella.
Keracunan makanan bisa dialami siapa saja. Awalnya kamu makan lahap, tetapi tak lama kemudian kamu mulai mengalami gejala. Bisa mual ringan, bisa juga sampai muntah-muntah, diare, hingga dehidrasi.
Keluhan akibat keracunan makanan bisa berbeda-beda, tergantung jenis kuman atau zat berbahaya yang masuk ke tubuh. Bakteri seperti Salmonella dan E. coli, virus seperti norovirus, hingga parasit, semuanya dapat menjadi penyebab. Tak jarang, keracunan juga dipicu oleh racun alami dalam makanan atau kontaminasi bahan kimia berbahaya.
Faktanya, ada beberapa jenis makanan yang lebih sering dikaitkan dengan kasus keracunan dibanding yang lain. Mulai dari daging mentah, produk laut yang kurang matang, hingga sayuran segar yang tidak dicuci dengan baik. Setiap gigitan bisa menjadi pintu masuk bagi kuman penyebab penyakit, terutama bila kebersihan dan cara pengolahan tidak diperhatikan.
1. Daging mentah
Daging mentah termasuk daging unggas dan daging yang masih setengah matang bisa menyebabkan sakit. Daging mentah bisa mengandung bakteri Salmonella, E. coli, Yersinia, dan bakteri lainnya.
Bakteri E. coli merupakan bakteri yang secara alami berada di dalam hewan, sedangkan daging unggas mentah bisa mengandung bakteri Campylobacter, Salmonella, Clostridium perfringens, dan bakteri lainnya.
Agar bakteri yang ada dalam daging tidak berpindah ke makanan lain atau peralatan dapur, maka kamu tidak disarankan untuk mencuci daging sebelum memasaknya.
Mencuci daging mentah bisa menyebarkan bakteri dari daging ke makanan lain, peralatan memasak, dan permukaan dapur. Bakteri patogen akan mati ketika daging dimasak hingga benar-benar matang.
2. Buah dan sayuran
Mengonsumsi buah dan sayuran sangat dianjurkan karena memiliki beragam manfaat bagi kesehatan tubuh. Namun, buah dan sayur segar juga bisa terkontaminasi bakteri Salmonella, E. coli, dan Listeria.
Berbagai bakteri yang ada dalam buah bisa berasal dari kontaminasi selama perjalanan dari perkebunan hingga sampai di meja makan. Selain itu, bakteri yang mencemari buah dan sayuran bisa berasal dari kontaminasi silang yang terjadi di dapur.
Beberapa sayuran, terutama yang dimakan mentah, bisa menjadi penyebab keracunan makanan. Maka dari itu, mencuci buah maupun sayuran sebelum dimakan langsung bisa mengurangi risiko keracunan makanan.
3. Susu mentah yang belum diolah

Susu segar yang belum dipasteurisasi juga bisa menjadi penyebab keracunan makanan. Sebab, susu ini bisa mengandung bakteri di dalamnya, seperti bakteri Campylobacter, Cryptosporidium, E. coli, Listeria, dan Salmonella. Susu yang terkontaminasi tersebut bisa menyebabkan diare, muntah, atau masalah kesehatan lainnya.
Susu yang sudah dipasteurisasi telah dilakukan proses pemanasan dengan suhu dan waktu tertentu dengan tujuan untuk membunuh kuman penyebab penyakit. Adanya proses tersebut membuat susu menjadi lebih aman untuk dikonsumsi.
Meskipun telah dilakukan proses pasteurisasi, tetapi susu tetap mengandung nutrisi yang sama dengan susu segar.
4. Telur
Meskipun telur terlihat bersih dan tidak pecah, tetapi telur bisa terkontamiasi kuman, yaitu bakteri Salmonella. Sebab, ayam bisa menyebarkan bakteri Salmonella ke telur sebelum cangkang telur terbentuk.
Selain itu, bakteri Salmonella juga bisa menyebar ke telur melalui kotoran unggas. Ini membuat cangkang telur maupun bagian dalam telur bisa mengandung bakteri sehingga menyebabkan keracunan makanan.
Maka dari itu, disarankan untuk memasak telur hingga benar-benar matang agar bakteri mati seluruhnya. Hindari pula mencicipi adonan yang masih mentah untuk mengurangi risiko keracunan makanan.
5. Ikan dan kerang-kerangan mentah
Beberapa orang mungkin menyukai jenis makanan berbahan ikan atau kerang yang masih mentah. Padahal, ikan dan kerang-kerangan mentah juga bisa menjadi penyebab keracunan makanan.
Misalnya, tiram yang dipanen dari air yang terkontaminasi bisa mengandung norovirus. Selain itu, tiram mentah atau setengah matang bisa mengandung bakteri Vibrio sehingga menyebabkan infeksi vibriosis.
Agar terhindar dari keracunan makanan, maka disarankan mengolah ikan maupun kerang-kerangan hingga matang sepenuhnya.
6. Tepung

Tepung merupakan produk pertanian yang tidak dilakukan proses untuk membunuh kuman. Kuman bisa saja ikut mencemari saat biji-bijian masih ditanam di persawahan atau saat proses pembuatan tepung itu sendiri.
Meskipun jarang terjadi, bakteri E. coli bisa ikut terbawa ketika proses pemanenan, penggilingan, dan pengayakan.
Jika diolah dengan benar, bakteri yang ikut terbawa di tepung akan mati ketika dimasak sampai matang. Namun, ada beberapa orang yang terbiasa mencicipi adonan kue atau roti sebelum dimasak.
Mencicipi adonan dengan tepung dan telur mentah berisiko menyebabkan keracunan makanan. Maka dari itu, disarankan untuk tidak mencicipi adonan kue atau adonan roti yang masih mentah.
7. Nasi
Nasi adalah salah satu makanan pokok. Ternyata, nasi juga termasuk makanan dengan risiko tinggi menyebabkan keracunan jika tidak ditangani dengan benar.
Beras mentah bisa saja terkontaminasi spora Bacillus cereus, yaitu bakteri yang mampu menghasilkan racun penyebab keracunan makanan. Spora ini tahan hidup di kondisi kering, bahkan bisa bertahan di dalam kemasan beras di dapur. Lebih jauh lagi, spora ini juga dapat bertahan meski beras sudah dimasak menjadi nasi.
Setelah dimasak, nasi sebaiknya tidak dibiarkan terlalu lama pada suhu ruang. Lingkungan yang hangat dan lembap justru membuat spora berkembang menjadi bakteri yang cepat berlipat ganda. Makin lama nasi didiamkan, makin besar pula risiko nasi tersebut tidak aman untuk dikonsumsi.
Untuk menurunkan risiko keracunan, sebaiknya nasi langsung disajikan setelah matang. Bila ada sisa, segera simpan nasi ke dalam lemari es sesegera mungkin. Saat akan dipanaskan kembali, pastikan nasi benar-benar panas hingga mengepul sebelum disantap.
8. Tauge dan kecambah
Tauge, kecambah kacang hijau, kecambah alfalfa, atau kecambah bunga matahari sering dianggap makanan sehat. Namun, jenis sayuran ini juga punya risiko tinggi menyebabkan keracunan makanan.
Alasannya, untuk tumbuh, biji kecambah membutuhkan kondisi yang hangat, lembap, dan kaya akan nutrisi. Sayangnya, kondisi ini juga sangat ideal bagi pertumbuhan bakteri berbahaya seperti Salmonella, E. coli, dan Listeria. Bakteri ini bisa menempel sejak dari benih, sehingga sulit dihilangkan meski sudah dicuci bersih.
Orang dengan sistem imun lemah, termasuk ibu hamil, anak-anak, dan lansia, sebaiknya berhati-hati. Pada ibu hamil, infeksi bakteri dari makanan bisa berdampak serius, baik bagi ibu maupun janin.
Kabar baiknya, risiko keracunan bisa ditekan jika kecambah dimasak hingga matang. Proses pemanasan akan membunuh sebagian besar bakteri berbahaya yang mungkin menempel. Jadi, jika ingin tetap menikmati manfaat gizinya, pastikan kecambah tidak dimakan mentah, terutama bagi kelompok rentan.
Keracunan makanan bisa disebabkan adanya kontaminasi kuman dalam makanan. Salah satunya, mencuci daging mentah bisa menyebarkan bakteri ke makanan lainnya. Maka dari itu, penting untuk memasak hingga benar-benar matang dengan tujuan membunuh kuman yang mungkin ikut terbawa pada bahan makanan.
Referensi