Nggak Rumit, 5 Cara Alami Ini Terbukti Tingkatkan Sensitivitas Insulin

Olahraga teratur adalah salah satu kunci penting untuk meningkatkan sensitivitas insulin. Olahraga membantu memindahkan glukosa ke dalam otot untuk disimpan dan mendorong peningkatan langsung dalam sensitivitas insulin, yang berlangsung selama 2-48 jam, tergantung pada jenis olahraga yang dilakukan.

Misalnya, satu penelitian dalam jurnal Clinical Science menemukan bahwa bersepeda selaman 60 menit dengan kecepatan sedang dapat meningkatkan sensitivitas insulin selama 48 jam di antara partisipan studi yang sehat.

Selain itu, latihan ketahanan dan aerobik juga membantu meningkatkan sensitivitas insulin. Akan tetapi, yang terbaik adalah menggabungkan berbagai jenis latihan sebagai rutinitas.

Stres memengaruhi kemampuan tubuh dalam mengatur gula darah. Stres memicu tubuh untuk masuk ke mode lawan-atau-lari (fight-or-flight), yang merangsang produksi hormon stres seperti kortisol dan glukagon. Hormon-hormon ini memecah glikogen menjadi glukosa, yang masuk ke dalam aliran darah untuk digunakan tubuh sebagai sumber energi cepat.

Menurut studi yang dilakukan oleh National Academy of Sciences, jika stres terjadi terus-menerus, ini akan membuat kadar hormon stres selalu tinggi, yang merangsang pemecahan nutrisi dan meningkatkan gula darah.

Hormon stres juga membuat tubuh lebih resistan terhadap insulin, yang mencegah nutrisi disimpan dan membuatnya lebih tersedia di aliran darah untuk digunakan sebagai energi.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pola makan dapat memengaruhi sensitivitas insulin.

Sebuah studi dalam jurnal Diabetes Care menyelidiki efek dari diet yang berbeda terhadap sensitivitas insulin pada orang dewasa dengan tekanan darah tinggi, yang merupakan faktor risiko diabetes tipe 2. Hasilnya, makan makanan yang rendah karbohidrat dan tinggi lemak tak jenuh selama 6 minggu dapat meningkatkan sensitivitas insulin.

Serat larut, yang tidak dapat dipecah sepenuhnya oleh tubuh, juga tidak berkontribusi pada lonjakan kadar glukosa darah. Pun dapat membantu menunda pengosongan lambung, yaitu waktu yang dibutuhkan makanan untuk keluar dari perut dan masuk ke usus kecil.

Sebuah studi kecil dalam Asia Pacific Journal of Clinical Nutrition menunjukkan bahwa penundaan ini dapat membantu menurunkan kadar glukosa darah setelah makan pada penderita diabetes tipe 2.

Umumnya, aktif bergerak dan menjaga pola makan akan membantu menurunkan berat badan. Penurunan berat badan memiliki dampak besar pada kebutuhan insulin, karena lemak tubuh menumpulkan sensitivitas tubuh terhadap insulin, yang menyebabkan tubuh membutuhkan lebih banyak lagi.

Melansir Diabetes Strong, untuk individu yang sudah memiliki berat badan rata-rata, penurunan berat badan sebanyak 5 pon (2,2 kg) saja sudah dapat memberikan perubahan positif pada kebutuhan insulin.

Akan tetapi, untuk individu yang mengalami obesitas, penurunan berat badan seberat 2,2 kg mungkin tidak langsung memberikan dampak dalam kadar gula darah atau dosis insulin. Manfaatnya baru bisa dirasakan bila menurunkannya lebih banyak lagi.

Ketika kamu tidak mendapatkan istirahat yang cukup, tubuh akan melepaskan lebih banyak kortisol, yang merupakan salah satu hormon stres. Begadang sesekali mungkin tidak akan memberikan banyak efek, tapi kurang tidur setiap malam akan menyebabkan produksi kortisol tinggi secara kronis yang menyebabkan resistansi insulin yang luar biasa.

National Sleep Foundation merekomendasikan tiap individu untuk memiliki jadwal tidur demi membantu memperbaiki tubuh yang kelelahan.

Setelah membaca artikel ini, kamu pasti berpikir bahwa kiat untuk meningkatkan sensitivitas insulin tidak rumit dan bermuara pada semua tips umum untuk meningkatkan kesehatan secara keseluruhan. Namun, kenyataannya memang demikian, bahwa kebiasaan sehat nan sederhana ini akan membantumu menjalani hidup yang lebih sehat dan sejahtera.