- Tonsil membesar, atau jaringan lunak di bagian belakang tenggorokan.
- Eksudat, yaitu bercak putih pada tonsil.
- Kelenjar getah bening membengkak, yaitu struktur berbentuk kacang yang merupakan bagian dari sistem imun.
- Bintik merah kecil di langit-langit mulut.
15 Penyakit yang Menyebabkan Gejala Mirip Flu

- Ada banyak penyakit yang memiliki gejala mirip flu, seperti demam, batuk, hidung berair, dan sakit kepala.
- Pneumonia dapat menjadi komplikasi flu, menyebabkan batuk menetap, demam, dan nyeri dada.
- Bronkitis akut tidak hanya memiliki gejala mirip pilek dan flu, tetapi juga sering disebabkan oleh virus yang sama.
Flu sering dianggap sebagai penyakit ringan yang bisa sembuh dengan sendirinya. Namun, tidak semua gejala mirip flu sesederhana itu. Nyeri tubuh, batuk, kelelahan, dan demam memang khas flu, tetapi gejala serupa juga bisa muncul pada penyakit lain yang berpotensi lebih serius bila tidak segera ditangani.
Inilah sebabnya, gejala mirip flu sebaiknya tidak dianggap sepele, terutama jika berlangsung berhari-hari, terasa sangat melemahkan, atau disertai keluhan lain yang tidak biasa. Dalam artikel ini akan dibahas beberapa penyakit yang dapat menimbulkan gejala mirip flu, sekaligus memahami kapan kondisi tersebut perlu diwaspadai.
1. Pneumonia
Pneumonia dapat muncul secara terpisah dari flu, atau menjadi komplikasi sekunder. Bahkan, setelah sembuh dari flu, kamu masih bisa terserang infeksi lain. Virus flu itu sendiri, atau infeksi gabungan antara virus flu dan bakteri, dapat menyebabkan pneumonia saat flu berlangsung maupun setelahnya.
Pneumonia bakteri biasanya ditandai dengan batuk menetap yang disertai dahak, demam, dan nyeri dada. Sementara itu, pneumonia akibat virus umumnya lebih ringan, dengan gejala berupa demam, batuk, dan rasa lelah.
2. Mononukleosis
Mononukleosis menular melalui air liur, termasuk lewat batuk, bersin, atau berbagi peralatan makan. Penyakit ini disebabkan oleh virus Epstein-Barr (EBV) dan paling sering terjadi pada remaja serta dewasa muda.
Gejalanya biasanya muncul secara perlahan, tetapi dapat menyerupai flu. Kamu mungkin merasa sangat lelah, mengalami demam, sakit tenggorokan, dan nyeri tubuh. Ada juga gejala lain yang dapat membedakan mono dari flu, seperti pembengkakan hati atau limpa. Selain itu, mono berlangsung lebih lama dibandingkan flu, biasanya 2–4 minggu, bahkan kadang bisa berbulan-bulan.
3. HIV

Sekitar 2–4 minggu setelah terinfeksi human immunodeficiency virus (HIV), sebagian besar orang akan mengalami gejala mirip flu. Gejala tersebut dapat berupa demam, menggigil, ruam, keringat malam, atau nyeri otot. Keluhan ini bisa berlangsung hanya beberapa hari, tetapi juga dapat bertahan hingga beberapa minggu.
Ada banyak penyebab lain yang juga dapat menimbulkan gejala mirip flu. Namun, jika kamu merasa pernah terpapar HIV, sangat penting untuk tetap melakukan tes. Rekomendasinya semua orang berusia 13–64 tahun menjalani tes HIV setidaknya sekali seumur hidup.
4. Meningitis
Meningitis adalah peradangan pada meninges (selaput yang melapisi otak dan sumsum tulang belakang). Infeksi virus maupun bakteri dapat menjadi penyebabnya Gejalanya serupa dan sering kali mirip dengan flu, seperti sakit kepala, demam, dan kelelahan. Namun, berbeda dengan flu, meningitis juga disertai kaku leher dan sensitivitas terhadap cahaya terang.
Meningitis akibat virus mirip dengan pilek atau flu, yang mana sebagian besar orang dapat pulih dengan sendirinya dalam waktu sekitar dua minggu.
Sementara itu, meningitis akibat bakteri dapat menyebabkan kerusakan otak bahkan kematian jika tidak segera ditangani dengan antibiotik.
5. Keracunan karbon monoksida
Karbon monoksida adalah gas tanpa bau yang dihasilkan dari pembakaran berbagai jenis bahan bakar, mulai dari kayu hingga gas alam. Karena itu, kadar karbon monoksida dapat dengan cepat meningkat di dalam rumah, terutama pada waktu ketika kompor menyala dan jendela tertutup rapat.
Pada tahap awal, gejala keracunan karbon monoksida bisa terasa mirip flu. Namun, kondisi ini dapat dengan cepat berkembang menjadi kebingungan, hilang kesadaran, bahkan kematian. Jika kamu khawatir ada karbon monoksida di rumah, segera bawa semua orang keluar dan hubungi layanan darurat.
6. Adenovirus

Virus-virus umum ini berbeda dengan virus penyebab flu, tetapi dapat menimbulkan gejala yang mirip flu. Kedua jenis penyakit ini juga bisa berkembang menjadi masalah kesehatan lain, seperti pneumonia dan bronkitis.
Adenovirus dapat menyebabkan konjungtivitis (mata merah) dan, meskipun lebih jarang, infeksi kandung kemih. Virus ini juga dapat memicu kondisi yang memengaruhi otak dan tulang belakang.
Meskipun cara penularannya mirip dengan flu, tetapi adenovirus dapat bertahan lebih lama di permukaan yang sering disentuh. Selain itu, beberapa disinfektan mungkin tidak cukup efektif melawannya.
7. Pilek
Baik pilek maupun flu adalah penyakit yang disebabkan oleh virus. Keduanya memiliki gejala serupa, seperti sakit tenggorokan dan hidung tersumbat. Namun, pilek biasanya tidak menimbulkan nyeri dada atau pegal-pegal, yang lebih khas pada flu.
Perbedaan utama terletak pada seberapa cepat gejalanya muncul. Pilek biasanya berkembang secara bertahap, gejala demi gejala selama beberapa hari, sedangkan pada flu, kumpulan gejala seperti demam tinggi, batuk, nyeri otot, dan rasa lelah yang berat muncul hanya dalam 24 hingga 48 jam.
8. Radang tenggorokan
Flu dan radang tenggorokan akibat bakteri strep memiliki banyak gejala yang mirip. Namun, ada dua gejala yang bisa muncul pada flu tetapi tidak pernah ditemukan pada radang tenggorokan, yaitu batuk dan hidung tersumbat.
Gejala yang umum pada radang tenggorokan strep tetapi tidak khas pada flu meliputi:
Dokter biasanya akan mengambil sampel usap tenggorokan untuk memeriksa bakteri penyebab strep throat. Jika hasilnya positif, kamu kemungkinan akan diberi antibiotik.
9. Hepatitis C

Hepatitis C adalah infeksi virus yang menyerang hati. Berbeda dengan infeksi lain, penyakit ini bersifat kronis dan pada akhirnya dapat menyebabkan kerusakan hati atau bahkan kanker hati. Virus ini menular melalui darah, sehingga seseorang bisa tertular melalui jarum suntik yang tidak steril.
Sebagian besar orang tidak menunjukkan gejala hepatitis hingga terjadi kerusakan hati. Proses ini bisa memakan waktu 10 hingga 20 tahun. Namun, sebagian orang dapat mengalami gejala mirip flu pada saat awal infeksi.
Rekomendasi umumnya, setiap orang sebaiknya menjalani tes setidaknya sekali seumur hidup. Dengan pengobatan yang tepat, hepatitis C dapat disembuhkan.
10. Bronkitis
Bronkitis akut tidak hanya memiliki gejala mirip pilek dan flu, tetapi juga sering disebabkan oleh virus yang sama.
Bronkitis dapat menimbulkan batuk berdahak, sesak napas, dan rasa lelah. Perbedaan utamanya adalah bronkitis tidak disertai demam tinggi. Gejala bronkitis juga cenderung berpusat pada dada dan tenggorokan, berbeda dengan flu yang biasanya menimbulkan pegal-pegal di seluruh tubuh. Batuk yang mengganggu akibat bronkitis akut bisa berlangsung hingga tiga minggu, lebih lama dibandingkan batuk akibat flu.
11. Respiratory syncytial virus
Respiratory syncytial virus (RSV) memiliki gejala yang bisa disalahartikan sebagai flu, seperti batuk dan hidung berair. Berbeda dengan flu, gejala RSV biasanya muncul secara bertahap dan umumnya akan hilang dengan sendirinya. Biasanya, kamu hanya perlu banyak minum cairan dan beristirahat.
Gejala serupa juga dapat muncul akibat infeksi yang disebut human parainfluenza virus, yang mirip flu, tetapi tidak separah itu.
12. COVID-19

Penyakit ini disebabkan oleh virus yang berbeda dengan flu. Baik COVID-19 maupun flu sama-sama menular dari orang ke orang, terutama melalui batuk, bersin, dan berbicara dalam jarak dekat dengan orang lain.
Keduanya juga dapat menyebabkan masalah kesehatan yang mengancam jiwa, seperti pneumonia dan gagal napas. Namun, ada beberapa perbedaan penting. COVID-19 tampaknya:
- Menyebar lebih mudah dibandingkan flu.
- Membuat seseorang menular lebih lama dibandingkan flu.
- Menyebabkan penyakit yang lebih berat pada sebagian orang.
13. Putus obat antidepresan
Ketika tiba-tiba berhenti mengonsumsi obat antidepresan, kamu dapat mengalami nyeri tubuh, sakit kepala, dan gangguan pencernaan. Gejala ini sering muncul bersamaan dengan perubahan kondisi mental, seperti kecemasan atau gelisah.
Kondisi ini dikenal sebagai sindrom penghentian antidepresan (antidepressant discontinuation syndrome). Penyebabnya kemungkinan terkait dengan penurunan mendadak kadar neurotransmiter tertentu, seperti serotonin dan norepinefrin.
Gejalanya biasanya berlangsung selama 1 hingga 2 minggu. Untuk mencegahnya, sebaiknya penghentian obat dilakukan secara bertahap dengan bimbingan dokter, bukan secara mendadak.
14. Botox
Ini bukan penyakit, melainkan bentuk dari efek samping.
Ada bukti bahwa sebagian orang mengalami gejala mirip flu setelah mendapatkan suntikan Botox. Namun, laporan tersebut bervariasi antara satu studi dengan studi lainnya. Satu tinjauan menemukan bahwa antara 1 hingga 20 persen orang melaporkan demam dan kelelahan setelah perawatan Botox. Studi lain menemukan angka kejadian penyakit mirip flu sekitar 16 persen.
15. Penyakit tangan, kaki, dan mulut

Penyakit tangan, kaki, dan mulut (hand, foot, and mouth disease / HFMD) lebih sering terjadi pada anak-anak, tetapi orang dewasa juga bisa terkena. Penyakit ini merupakan infeksi virus yang menyebabkan luka nyeri di mulut.
Sebagian besar orang dewasa yang terinfeksi melaporkan nyeri otot dan pegal-pegal, dengan gejala mirip flu sebagai salah satu tanda awal. Penyakit ini biasanya berlangsung sekitar satu minggu.
Ada banyak penyakit yang memiliki gejala mirip flu, seperti demam, batuk, hidung berair, dan sakit kepala. Jika kamu mengalami gejala tersebut, bisa jadi itu adalah pilek, radang tenggorokan, atau bronkitis.
Satu-satunya cara untuk memastikan apakah kamu terkena flu atau penyakit lain adalah dengan melakukan tes. Segeralah menemui dokter jika gejala tidak membaik di rumah atau justru makin parah.
Referensi
"Can You Have a Fever but Not the Flu? Yes — Here Are 14 Illnesses That Cause Flu-Like Symptoms." GoodRx. Diakses Oktober 2025.
Jose F. Baizabal-Carvallo, Joseph Jankovic, and Eric Pappert, “Flu-like Symptoms Following Botulinum Toxin Therapy,” Toxicon 58, no. 1 (May 22, 2011): 1–7, https://doi.org/10.1016/j.toxicon.2011.04.019.
José Fidel Baizabal-Carvallo, Joseph Jankovic, and Jordan Feld, “Flu-like Symptoms and Associated Immunological Response Following Therapy With Botulinum Toxins,” Neurotoxicity Research 24, no. 2 (May 15, 2013): 298–306, https://doi.org/10.1007/s12640-013-9400-9.
"Conditions With Flu-Like Symptoms." WebMD. Diakses Oktober 2025.
"8 Illnesses That Cause Flu-Like Symptoms That Aren't the Flu." Health. Diakses Oktober 2025.



















