Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Gejala Trichinellosis, Penyakit akibat Konsumsi Daging Anjing

ilustrasi seseorang sedang sakit. (pexels.com/Pavel Danilyuk)
ilustrasi seseorang sedang sakit. (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Di Indonesia, masih banyak ditemukan warung atau restoran yang menyediakan menu olahan daging anjing. Padahal, anjing dilarang untuk dikonsumsi lantaran hewan mamalia tersebut bukanlah hewan ternak. Selain itu, memakan daging anjing bisa mengundang berbagai penyakit, salah satunya trichinellosis.

Bagi yang belum tahu, trichinellosis adalah penyakit akibat dari mengonsumsi daging anjing yang terinfeksi cacing nematoda Trichinella spiralis. Dillansir Center for Disease Control and Prevention (CDC), dalam kasus yang parah, trichinellosis dapat menyebabkan kematian pada manusia yang terinfeksi. Lalu, seperti apa gejala trichinellosis ini? Yuk, simak penjelasannya di bawah ini!

1. Diare

ilustrasi seseorang merasakan sakit perut. (pexels.com/Sora Shimazaki)
ilustrasi seseorang merasakan sakit perut. (pexels.com/Sora Shimazaki)

Diare menjadi salah satu gejala awal dari penyakit trichinellosis. Seseorang yang terinfeksi cacing Trichinella spiralis yang melekat pada daging anjing akan mengalami diare yang tak berkesudahan. Ini jelas dapat menganggu aktivitas sehari-hari. Apabila seseorang mengalami diare setelah mengonsumsi daging anjing, maka ada potensi seseorang tersebut terkena penyakit trichinellosis.

2. Mual dan muntah

ilustrasi seseorang merasakan mual. (pexels.com/Edward Jenner)
ilustrasi seseorang merasakan mual. (pexels.com/Edward Jenner)

Selain diare, gejala awal dari trichinellosis yakni mual dan muntah. Seseorang yang terinfeksi cacing Trichinella spiralis akan mengalami mual pada awalnya. Setelah itu, mual yang ia rasakan akan mengundang reaksi muntah. Dilansir Mayoclinic, gejala ini juga diperparah dengan kondisi perut yang terasa tidak nyaman.

3. Demam

ilustrasi seseorang merasakan demam. (pexels.com/Pavel Danilyuk)
ilustrasi seseorang merasakan demam. (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Gejala yang timbul selanjutnya yakni demam. Mengutip dari CDC, demam yang disebabkan oleh penyakit trichinellosis biasanya disertai dengan rasa lelah, menggigil, batuk, dan sakit kepala. Gejala ini jelas sudah menyerang sistem kekebalan tubuh, di mana tubuh menjadi lebih lemah dan lesu dari biasanya.

4. Nyeri sendi

ilustrasi seseorang merasakan nyeri sendi. (pexels.com/Andrea Piacquadio)
ilustrasi seseorang merasakan nyeri sendi. (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Tak hanya berhenti di demam, tanda lain seseorang terkena penyakit trichinellosis yakni ia mengalami nyeri sendi atau nyeri otot. Gejala ini bisa semakin parah apabila daging anjing yang dikonsumsi terinfeksi cacing Trichinella spiralis dalam jumlah banyak. Nyeri sendi dan otot tersebut biasanya muncul setelah terinfeksi selama 2—8 minggu.

5. Pembengkakan pada wajah dan mata

ilustrasi seseorang merasakan sakit pada area mata. (pexels.com/Karolina Grabowska)
ilustrasi seseorang merasakan sakit pada area mata. (pexels.com/Karolina Grabowska)

Gejala yang paling menunjukkan bahwa seseorang terkena penyakit trichinellosis setelah mengonsumsi daging anjing yang terinfeksi  yakni ia mengalami pembekakan pada wajah dan mata. Sama seperti nyeri sendi dan otot, tanda ini muncul setelah seseorang terinfeksi selama 2—8 minggu. Biasanya, muncul gejala lain seperti iritasi kulit (gatal-gatal) dan mata merah.

Apabila seseorang mengalami sejumlah gejala di atas setelah mengonsumsi daging anjing, maka ia dianjurkan untuk segera menemui dokter. Pasalnya, apabila infeksinya parah, ia bisa mengalami permasalahan pernapasan dan jantung. Dalam kasus yang fatal, trichinellosis dapat menyebabkan kematian. Jadi, apabila muncul gejala, jangan diabaikan terlalu lama, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Izza Namira
EditorIzza Namira
Follow Us