Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Jenis Gangguan Mental di Tempat Kerja dan Cara Mengatasinya

ilustrasi menjaga kesehatan mental (freepik.com/freepik)
ilustrasi menjaga kesehatan mental (freepik.com/freepik)
Intinya sih...
  • Ada lima gangguan kesehatan mental yang sering kali muncul atau diperparah oleh faktor di lingkungan kerja.
  • Dampak gangguan kesehatan tidak hanya dirasakan oleh individu, tetapi juga dapat dirasakan oleh pemberi kerja.
  • Meskipun tantangan kesehatan mental di tempat kerja cukup besar, tetapi kabar baiknya ada berbagai strategi yang bisa diterapkan untuk mengantisipasi dan mengelolanya.

Bekasi, IDN Times - Kesehatan mental merupakan hal penting untuk hidup yang berkualitas termasuk di lingkungan kerja. Namun, kesehatan mental di tempat kerja kerap kali disepelekan, padahal dampaknya sangat merugikan, baik bagi karyawan maupun tempat kerja.

Kesehatan mental di tempat kerja merujuk pada kondisi emosional, psikologis, dan sosial seseorang dalam lingkungan kerja mereka. Hal ini mencakup kemampuan seseorang untuk mengelola stres, berinteraksi secara positif dengan rekan kerja, berkontribusi secara produktif, dan beradaptasi dengan tuntutan pekerjaan.

Di bawah ini dibahas jenis-jenis gangguan kesehatan mental di tempat kerja, dampaknya, serta cara mengelola dan mengantisipasinya.

1. Jenis gangguan kesehatan mental yang umum terjadi di tempat kerja

Psikolog Eka Hospital Bekasi, Annisa Axelta, menyampaikan bahwa ada lima gangguan kesehatan mental yang sering kali muncul atau diperparah oleh faktor di lingkungan kerja.

"Yang pertama stres kerja. Stres muncul sebagai respons alami tubuh terhadap tekanan atau tuntutan pekerjaan yang berlebihan. Stres kerja kronis dapat menyebabkan kelelahan, sulit tidur, sakit kepala, dan masalah pencernaan," kata Annisa, Rabu (30/7/2025).

Yang kedua yakni kecemasan atau anxiety. Annisa menyampaikan, gangguan kecemasan di tempat kerja bisa muncul sebagai kekhawatiran berlebihan tentang kinerja, takut melakukan kesalahan, atau kesulitan bersosialisasi dengan rekan kerja. Serangan panik dapat menjadi gejala dari gangguan kecemasan yang parah.

Selanjutnya adalah lingkungan kerja yang toksik, beban kerja yang tidak realistis, atau kurangnya dukungan sosial dapat memicu atau memperburuk depresi. Gejala depresi meliputi kesedihan mendalam, kehilangan minat pada pekerjaan, kelelahan ekstrem, dan kesulitan berkonsentrasi, di antara berbagai gejala lainnya.

Keempat adalah burnout. Beda dengan stres, burnout adalah kondisi kelelahan fisik, emosional, dan mental yang parah akibat stres kerja yang berkepanjangan dan tidak tertangani. Ciri-cirinya adalah perasaan sinis terhadap pekerjaan, penurunan kinerja, dan kurangnya energi.

Terakhir yakni gangguan panik. Serangan panik di tempat kerja bisa terjadi secara tiba-tiba dan menimbulkan gejala fisik seperti detak jantung cepat, sesak napas, nyeri dada, dan rasa takut yang intens. Pemicunya bisa beragam, termasuk tekanan presentasi atau konflik di tempat kerja.

2. Dampak gangguan kesehatan mental di tempat kerja

Psikolog Eka Hospital Bekasi, Annisa Axelta. (IDN Times/Imam Faishal)
Psikolog Eka Hospital Bekasi, Annisa Axelta. (IDN Times/Imam Faishal)

Dampak gangguan kesehatan tidak hanya dirasakan oleh individu, tetapi juga dapat dirasakan oleh pemberi kerja, Annisa menyampaikan.

Dampak bagi karyawan, jelas Annisa, dapat menurunkan, produktivitas, kualitas kerja yang buruk, sering absen, masalah dalam hubungan interpersonal, dan bahkan masalah kesehatan fisik yang lebih serius. Kualitas hidup secara keseluruhan juga akan menurun.

"Sedangkan bagi perusahaan, peningkatan biaya kesehatan, tingkat turnover karyawan yang tinggi, penurunan moral dan motivasi tim, serta hilangnya potensi inovasi dan kreativitas. Reputasi perusahaan juga bisa terdampak negatif," jelasnya.

3. Cara mengantisipasi dan mengelola kesehatan mental di tempat kerja

Meskipun tantangan kesehatan mental di tempat kerja cukup besar, tetapi kabar baiknya ada berbagai strategi yang bisa diterapkan untuk mengantisipasi dan mengelolanya.

  • Identifikasi pemicu stres. Kenali apa saja yang menjadi pemicu stres atau kecemasan yang kamu rasakan di tempat kerja.

  • Batasi diri. Belajar mengatakan "tidak" pada tugas tambahan jika kamu sudah merasa terbebani. Juga, hindari bekerja di luar jam kerja yang ditentukan.

  • Jaga keseimbangan hidup dan kerja. Luangkan waktu untuk hobi, bersosialisasi, dan berolahraga. Pastikan kamu mendapatkan istirahat yang cukup.

  • Komunikasi terbuka. Berbicara dengan atasan atau HRD tentang beban kerja atau masalah yang kamu hadapi bisa sangat membantu.

  • Memanfaatkan dukungan sosial. Contohnya dengan berbagi cerita dan perasaan bersama rekan kerja, teman, atau keluarga agar dapat meringankan beban.

  • Aktivitas fisik seperti olahraga dan pola makan yang baik juga dapat memiliki dampak positif pada kesehatan mental.

  • Berlatih pernapasan dalam, meditasi, atau yoga untuk mengelola stres dan kecemasan.

Juga, Annisa menambahkan, jangan ragu untuk mencari bantuan dari psikolog atau psikiater jika sudah merasa kesulitan mengelola kondisi mental diri sendiri.

"Jika kalian atau seseorang yang kalian kenal mengalami gejala gangguan kesehatan mental yang mengganggu, penting untuk mencari bantuan profesional secepatnya," jelas Annisa.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us