Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Obat Pencegah Kehamilan dan Alat Kontrasepsi yang Efektif

ilustrasi alat kontrasepsi (freepik.com/freepik)
ilustrasi alat kontrasepsi (freepik.com/freepik)

Kontrasepsi yang hadir sebagai metode pencegahan kehamilan punya beragam bentuk atau wujud. Ada yang berupa obat minum hingga berbentuk alat yang dipasangkan di tubuh. Seluruhnya memiliki tingkat efektivitas berbeda dalam mencegah pembuahan. 

Sebagian obat pencegah kehamilan dan alat kontrasepsi berikut tidak hanya bisa dipakai sebelum berhubungan badan, tetapi juga metode kontrasepsi darurat. Pahami kegunaannya untuk mendapatkan hasil paling efektif, ya.

Obat pencegah kehamilan dan alat kontrasepsi

Kontrasepsi diciptakan sebagai alat perlindungan saat berhubungan seks, tapi tidak ingin hamil. Kontrasepsi ini ada yang perlu dilakukan secara rutin setiap bulan, ditanam dalam tubuh, hingga diminum sesaat setelah berhubungan seks sebagai antisipasi bilamana kontrasepsi lain tak bekerja optimal.

Obat tersebut bisa dimanfaatkan sebagai alternatif ketika hendak mencegah kehamilan. Dengan catatan, kamu perlu mengunjungi medis untuk mendapatkan resep atau pemasangan kontrasepsi darurat itu.

1. Levonorgestrel

ilustrasi pil KB darurat (unsplash.com/Benjamin Moss)
ilustrasi pil KB darurat (unsplash.com/Benjamin Moss)

Obat ini sejatinya merupakan pil KB darurat yang umum digunakan setelah kegagalan penggunaan kontrasepsi lain atau melakukan seks tanpa perlindungan. Oleh karena sifatnya yang darurat, Levonorgestrel tidak boleh digunakan sebagai kontrasepsi harian. 

Sebelum menggunakannya, baca terlebih dahulu panduan dalam kemasannya. Umumnya, pil mesti diminum satu buah dengan atau tanpa makanan sesegera mungkin setelah melakukan hubungan seks tanpa kondom. Pil akan bekerja efektif apabila diminum setidaknya 72 jam (3 hari) setelah berhubungan badan.

Meski demikian, obat ini punya kelemahan. Levonorgestrel tidak akan menggagalkan kehamilan yang sudah terjadi. Selain itu, tidak memberikan proteksi dari risiko penyakit menular seksual seperti HIV, klamidia, dan lain sebagainya.

2. Ulipristal acetate (Ella)

ilustrasi pil KB darurat (pexels.com/Sophia Moss)
ilustrasi pil KB darurat (pexels.com/Sophia Moss)

Berbeda dengan Levonorgestrel yang bisa didapatkan secara bebas, Ulipristal acetate (Ella) merupakan pil KB darurat yang memerlukan resep dokter. Pil ini dapat mencegah kehamilan bahkan sesaat sebelum ovulasi dimulai.

Ulipristal acetate adalah antagonis progesteron sintetik yang bekerja sebagai antiprogestin. Zat tersebut menekan produksi progesteron yang merupakan hormon reproduksi perempuan. Ketika diminum sebelum ovulasi, obat ini bisa menunda ruptur folikel yang menghambat atau menunda ovulasi.

Untuk mengonsumsinya, ambil satu tablet dengan atau tanpa makanan sesaat setelah melakukan hubungan seks tanpa kondom atau kegagalan kontrasepsi. Obat ini bekerja paling baik bila diminum dalam kurun waktu 120 jam atau 5 hari. 

3. IUD

ilustrasi IUD (wikimedia.org/Robin Marty)
ilustrasi IUD (wikimedia.org/Robin Marty)

Ini mungkin bukan obat minum seperti yang lain, tetapi cukup efektif mencegah kehamilan jika digunakan dalam kurun waktu tertentu. Kamu perlu datang ke layanan kesehatan untuk mendapatkan kontrasepsi darurat IUD.

IUD merupakan alat yang dimasukkan ke tubuh dan melepaskan hormon untuk mencegah kehamilan. Dibanding yang lain, efektivitas IUD hampir 99,9 persen jika dipasang dengan benar dan waktu yang tepat (setidaknya 5 hari setelah berhubungan seks tanpa pelindung).

Berbeda dengan kontrasepsi darurat oral, IUD tidak terpengaruh oleh berat badan seseorang. Bukan hanya pencegahan satu dua hari, IUD mampu memberikan perlindungan 8-12 tahun setelah pemasangannya.

4. Pil kontrasepsi oral kombinasi

ilustrasi pil KB (freepik.com/freepik)
ilustrasi pil KB (freepik.com/freepik)

Pil KB kombinasi yang mengandung estrogen dan progestin juga bisa digunakan sebagai salah satu obat pencegah kehamilan. Namun, kamu perlu mengonsumsinya dengan dosis lebih banyak daripada biasanya. 

Penggunaan pil KB kombinasi sebagai kontrasepsi darurat perlu dikonsumsi sesegera mungkin setidaknya 5 hari setelah berhubungan seks tanpa kondom. Pil ini bekerja dengan menunda ovulasi. 

Akan tetapi, perlu dipahami bahwa jumlah pil KB kombinasi yang harus dikonsumsi sebagai pil KB darurat berbeda tiap merek. Kamu perlu bertanya ke dokter atau apoteker untuk menentukan dosis yang sesuai.

5. KB suntik

ilustrasi suntik (pexels.com/RF._.studio)
ilustrasi suntik (pexels.com/RF._.studio)

KB suntik merupakan perawatan injeksi medroxyprogesterone. Tindakan ini dilakukan sebagai upaya pencegahan kehamilan hingga 3 bulan setelahnya. Jenis obat ini disebut progestogen yang mirip dengan progesteron alami dalam tubuh.

Suntikan ini menghentikan tubuh melepaskan sel telur dan memperkecil kemungkinan sel telur dibuahi. Berbeda dengan beberapa obat-obatan lain, suntik KB ini hanya bisa diberikan oleh dokter, ya.

KB suntik dikatakan tidak akan membantu sebagai obat pencegah kehamilan. Meski demikian, sebuah studi dalam Contracept X menyebutkan bahwa depot medroksiprogesteron asetat intramuskular mungkin berfungsi sebagai kontrasepsi darurat yang efektif dengan syarat penggunaan tertentu.

6. Kondom

ilustrasi kondom (freepik.com/ freepik)
ilustrasi kondom (freepik.com/ freepik)

Selain obat pencegah kehamilan, alat kontrasepsi fisik juga bisa jadi pilihan untuk upaya preventif. Kondom disebut sebagai salah satu kontrasepsi dengan tingkat pencegahan hingga 98 persen selama digunakan dengan benar. 

Menggunakan kondom dan alat kontrasepsi lain seperti pil, IUD, atau suntik adalah opsi terbaik untuk mencegah kehamilan. Selain itu, perlindungan fisik dari kondom merupakan satu-satunya kontrasepsi yang dapat mencegah penularan penyakit menular seksual.

Demi meningkatkan pencegahan kehamilan, gunakan kondom sebelum melakukan seks penetrasi vagina, ya. Hindari menggunakan dua kondom secara bersamaan karena justru dapat menyebabkan robek. 

Obat pencegah kehamilan dan alat kontrapsesi di atas mungkin dapat memicu efek samping pada tubuh, ya. Demi mencegah reaksi yang berbahaya, sebaiknya selalu konsultasikan pada dokter sebelum menggunakannya. 

Referensi:

Schickler, Robyn., dkk. “The Potential for Intramuscular Depot Medroxyprogesterone Acetate as a Self-Bridging Emergency Contraceptive.” Contraception X 3 (January 1, 2021): 100050.
"About medroxyprogesterone contraceptive injections". NHS. Diakses Agustus 2024
"Medroxyprogesterone (Intramuscular Route, Subcutaneous Route)". Mayo Clinic. Diakses Agustus 2024
"How effective are condoms?". Planned Parenthood. Diakses Agustus 2024
"Emergency Contraception". The American College of Obstetricians and Gynecolgists. Diakses Agustus 2024
"Which kind of emergency contraception should I use?". Planned Parenthood. Diakses Agustus 2024

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Lea Lyliana
Laili Zain Damaika
3+
Lea Lyliana
EditorLea Lyliana
Follow Us