Berapa Lama Sakit Kepala akibat COVID-19 Berlangsung?

- Umumnya, sakit kepala akibat COVID-19 dirasakan di kedua sisi dan bagian depan kepala.
- Sakit kepala akibat COVID-19 bisa disebabkan oleh peradangan akibat sitokin, gangguan saraf trigeminal, kekurangan oksigen, dan pembekuan darah.
- Sakit kepala yang terkait dengan COVID-19 dapat dialami siapa saja dan pada semua rentang usia, walaupun lebih sering terjadi pada pasien yang lebih muda dan orang-orang dengan migrain.
COVID-19 dapat menimbulkan berbagai gejala, termasuk sakit kepala. Sakit kepala adalah salah satu gejala paling umum dari COVID-19. COVID-19 juga dapat memicu sakit kepala yang datang dan pergi selama berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan.
Ketahui letak sakit kepala akibat COVID-19, karakteristiknya, dan lamanya sakit kepala bisa berlangsung.
1. Lokasi sakit kepala
Umumnya, sakit kepala akibat COVID-19 bersifat bilateral dan frontal, artinya dirasakan di kedua sisi dan bagian depan kepala.
Sebuah studi yang melibatkan 172 orang dengan sakit kepala terkait COVID-19 menemukan bahwa sekitar setengahnya mengalami sakit kepala yang tersebar dan bilateral, yaitu terjadi di kedua sisi kepala. Namun, dalam beberapa kasus, sakit kepala bisa terjadi di:
Bagian depan kepala.
Bagian belakang kepala, dengan nyeri di belakang mata.
Penelitian lain juga menunjukkan bahwa sakit kepala akibat COVID-19 umumnya dirasakan di sisi atau bagian depan kepala.
2. Penyebab

Sakit kepala yang terkait dengan COVID-19 dapat dialami siapa saja dan pada semua rentang usia, walaupun lebih sering terjadi pada pasien yang lebih muda dan orang-orang dengan migrain.
Penyebab sakit kepala akibat COVID-19 masih belum jelas, tetapi ada beberapa kemungkinan:
Peradangan akibat sitokin: Sitokin adalah sel yang membantu tubuh melawan infeksi dan peradangan. COVID-19 dapat meningkatkan jumlah sitokin pro inflamasi, yang bisa menyebabkan sakit kepala parah.
Gangguan saraf trigeminal: Virus mungkin menyerang saraf trigeminal, yang berhubungan dengan pembuluh darah di otak. Hal ini bisa memicu sakit kepala hebat.
Kekurangan oksigen (hipoksemia): COVID-19 dapat memengaruhi paru-paru, menyebabkan rendahnya kadar oksigen dalam darah, yang bisa menimbulkan sakit kepala.
Pembekuan darah (trombosis): Infeksi COVID-19 meningkatkan risiko pembekuan darah, yang bisa menghambat aliran darah dan memicu sakit kepala.
3. Ciri-ciri sakit kepala akibat COVID-19
Sakit kepala akibat COVID-19 sering terasa seperti tekanan dan parah, mirip dengan sakit kepala tipe tegang. Gejalanya bisa menetap.
Dalam sebuah studi, banyak orang menggambarkan sakit kepala mereka sebagai denyutan atau terasa kencang, intens, dan berlangsung cukup lama. Lebih dari setengahnya merasakan sakit kepala seperti jenis sakit kepala tegang.
Sakit kepala ini bisa terasa seperti nyeri tumpul, rasanya seperti diikat kencang, dan seperti ditekan.
Dalam sebuah studi, orang yang mengalami sakit kepala akibat COVID-19 menggambarkan rasa sakitnya sebagai:
Seperti ditekan pada 41 persen kasus.
Kepala seperti mau meledak pada 26 persen kasus.
Berdenyut atau nyeri tumpul masing-masing pada sekitar 16 persen kasus.
4. Lama sakit kepala berlangsung
Sebagian besar sakit kepala akibat COVID-19 hanya berlangsung selama beberapa hari dan mereda bersamaan dengan gejala lainnya. Namun, ada kasus sakit kepala tetap bertahan setelah infeksi akut.
Sakit kepala yang terkait dengan COVID-19 biasanya muncul tiba-tiba dan makin memburuk sepanjang hari. Gejalanya bersifat intermiten, artinya terjadi secara tidak teratur, dengan jeda waktu yang bisa berkisar dari beberapa jam hingga beberapa hari.
Beberapa studi juga menunjukkan bahwa orang yang mengalami sakit kepala akibat COVID-19 cenderung mengalami durasi penyakit yang lebih singkat.
5. Sakit kepala setelah infeksi COVID-19 sembuh

Terkadang, sakit kepala terus berlangsung bahkan setelah kamu sembuh dari COVID-19. Long COVID adalah kondisi kronis yang berlangsung selama berminggu-minggu, berbulan-bulan, atau bahkan bertahun-tahun setelah infeksi virus. Orang dengan long COVID memiliki gejala yang menetap, dan sakit kepala long COVID adalah salah satunya. Hal ini dapat terjadi bahkan jika kamu mengalami infeksi COVID-19 ringan.
Terkadang, sakit kepala long COVID tidak benar-benar hilang. Rasa sakitnya bertambah atau berkurang intensitasnya, tetapi sakit kepala tersebut tetap ada.
6. Cara mengobati
Kalau mengalami sakit kepala saat terinfeksi COVID-19, kamu bisa melakukan beberapa hal berikut:
Minum obat pereda nyeri yang dijual bebas, seperti ibuprofen atau parasetamol. Ikuti aturan pakai atau konsultasikan dengan dokter.
Tetap terhidrasi, karena dehidrasi (terutama saat demam) dapat memicu sakit kepala. Minumlah banyak cairan sepanjang hari.
Gunakan kompres hangat atau dingin, terutama bila sakit kepala terasa seperti tegang. Tempelkan di leher selama 15–20 menit.
Konsultasi ke dokter jika sakit kepala sangat berat atau berkaitan dengan migrain/sakit kepala cluster Dokter bisa meresepkan obat yang sesuai atau menyesuaikan pengobatan bila kamu memiliki riwayat sakit kepala kronis.
Beberapa jenis sakit kepala bisa jadi tanda kondisi medis serius. Tanda-tanda yang perlu diwaspadai:
Demam tinggi.
Kekakuan leher.
Nyeri saat menggerakkan leher.
Sakit kepala yang tiba-tiba atau seperti tersambar petir.
Kebingungan.
Mengantuk.
Kelemahan atau kesulitan menggerakkan anggota tubuh.
Ucapan tidak jelas atau kesulitan berbicara.
Jika mengalami gejala-gejala di atas, segera cari perhatian medis.
Sakit kepala merupakan gejala umum COVID-19 dan biasanya akan membaik sendiri dalam beberapa hari. Namun, pada sebagian orang, sakit kepala bisa terasa berat dan menetap. Pengobatannya bisa berbeda-beda tergantung jenis nyerinya, sehingga penting untuk berkonsultasi dengan dokter. Jika sakit kepala masih berlangsung lama setelah sembuh dari COVID-19, bisa jadi itu tanda long COVID dan butuh penanganan khusus.
Referensi
Tana, C., Bentivegna, E., Cho, SJ. et al. "Long COVID headache." J Headache Pain 23, 93 (2022). https://doi.org/10.1186/s10194-022-01450-8.
César Fernández‐de‐las‐Peñas et al., “Headache as an Acute and post‐COVID‐19 Symptom in COVID‐19 Survivors: A Meta‐analysis of the Current Literature,” European Journal of Neurology 28, no. 11 (July 30, 2021): 3820–25, https://doi.org/10.1111/ene.15040.
Rehab Magdy et al., “Characteristics of Headache Attributed to COVID-19 Infection and Predictors of Its Frequency and Intensity: A Cross Sectional Study,” Cephalalgia 40, no. 13 (November 1, 2020): 1422–31, https://doi.org/10.1177/0333102420965140.
Angelo Torrente et al., “New-onset Headache Following COVID-19: An Italian Multicentre Case Series,” Journal of the Neurological Sciences 446 (February 16, 2023): 120591, https://doi.org/10.1016/j.jns.2023.120591.
García-Azorín, D., Sierra, Á., Trigo, J. et al. "Frequency and phenotype of headache in covid-19: a study of 2194 patients." Sci Rep 11, 14674 (2021). https://doi.org/10.1038/s41598-021-94220-6.
"COVID-19 headache: Where is it located, and how does it feel?" Medical News Today. Diakses Juni 2025.
"COVID-19 Symptom: Headache." Ada Health. Diakses Juni 2025.
Edoardo Caronna et al., “Headache: A Striking Prodromal and Persistent Symptom, Predictive of COVID-19 Clinical Evolution,” Cephalalgia 40, no. 13 (November 1, 2020): 1410–21, https://doi.org/10.1177/0333102420965157.
Pedro Augusto Sampaio Rocha‐Filho, “Headache Associated With COVID‐19: Epidemiology, Characteristics, Pathophysiology, and Management,” Headache the Journal of Head and Face Pain 62, no. 6 (May 11, 2022): 650–56, https://doi.org/10.1111/head.14319.
Manisha Sharma and Bindu Menon, “Headache Incidence and Characteristics in COVID-19 Patients,” Annals of Indian Academy of Neurology 25, no. 1 (November 29, 2021): 88–91, https://doi.org/10.4103/aian.aian_244_21.
"COVID Headache. WebMD. Diakses Juni 2025.
"COVID-19 Headaches — Why They Happen and How to Get Rid of Them." GoodRx. Diakses Juni 2025.