Cara Aman Berhubungan Seks Jika Pasangan Positif HIV

Pastikan tindakan pencegahan dan perlindungan yang tepat

Ketika satu orang dalam pasangan didiagnosis dengan human immunodeficiency virus (HIV), ini dapat memengaruhi hubungan dengan pasangan karena selalu ada kemungkinan bahwa orang yang terinfeksi HIV menularkan virus tersebut ke pasangannya. Kemungkinan paling berbahaya untuk penularan HIV terjadi ketika pasangan terinfeksi namun tidak mengetahuinya.

Apabila kamu atau pasangan HIV positif, bantu lindungi pasangan agar tidak terifeksi sambil tetap menjaga hubungan dengan menerapkan praktik seks yang aman dan sehat. Dengan tindakan pencegahan yang tepat, bahkan hubungan yang paling intim hingga memiliki keturunan dapat dicapai dengan aman.

1. Peluang tertular HIV melalui seks vaginal dan anal

Dilansir Everyday Health, salah satu cara untuk mengatasi kecemasan tentang menginfeksi pasangan adalah dengan memahami tingkat risiko yang tepat yang terlibat dengan berbagai jenis aktivitas seksual.

Di antara heteroseksual, hubungan seks melalui vagina adalah rute umum penularan HIV, dengan perempuan pada risiko yang lebih besar untuk infeksi HIV daripada laki-laki. Bahkan, dilaporkan bahwa infeksi untuk perempuan sekitar dua kali lipat dari pasangan laki-laki.

Jenis perilaku seksual yang paling berisiko menularkan virus HIV adalah hubungan seks anal reseptif, yaitu orang yang menerima penis di dalam anus. Dalam seks heteroseksual, itulah perempuannya.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), hubungan seks anal reseptif membawa risiko penularan HIV 17 kali lebih besar daripada hubungan seks vaginal reseptif.

Pada laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki, hubungan seks anal juga menimbulkan risiko infeksi bagi pasangan insertif, meskipun bahayanya 13 kali lebih besar bagi pasangan reseptif.

2. Kondom dapat memberikan perlindungan

Cara Aman Berhubungan Seks Jika Pasangan Positif HIVilustrasi kondom laki-laki dan kondom perempuan (unsplash.com/Reproductive Health Supplies Coalition)

Apabila digunakan dengan benar dan konsisten, kondom mampu mengurangi risiko penularan HIV selama berhubungan seksual pada laki-laki dengan laki-laki. Angka dari CDC menunjukkan bahwa kondom mengurangi risiko penularan HIV untuk pasangan reseptif sebesar 73 persen dan untuk pasangan insertif sebesar 63 persen.

Menggunakan kondom selama berhubungan seks sangat efektif untuk melindungi dari penularan HIV. Jika digunakan dan digunakan dengan benar, kondom dapat menurunkan risiko infeksi pada perempuan sebesar 80 hingga 85 persen. Namun, mengingat kondom tidak 100 persen efektif, CDC merekomendasikan untuk mengambil langkah pencegahan tambahan.

3. Cara berhubungan seks yang lebih aman dengan pasangan yang positif HIV

Dalam beberapa tahun terakhir, beberapa kemajuan telah membuat keintiman antara pasangan dengan satu pasangan HIV positif agak lebih aman.

Orang yang secara agresif mengelola HIV mereka dengan obat terapi antiretroviral (ARV) biasanya memiliki tingkat HIV yang lebih rendah dalam darah dan cairan tubuh mereka. Ini juga mengurangi kemungkinan mereka menularkan virus ke orang lain.

Menurut CDC, orang yang mempertahankan viral load “tidak terdeteksi”, yang artinya tingkat HIV dalam darah lebih rendah daripada yang dapat dideteksi dengan teknologi saat ini, hampir tidak memiliki peluang untuk menginfeksi pasangan seksualnya.

Individu yang berisiko tinggi tertular HIV juga dapat menggunakan kombinasi obat-obatan pencegahan yang disebut pre-exposure prophylaxis (PrEP). Obat berbentuk pil ini diminum setiap hari untuk mencegah infeksi HIV. Fungsi obat ini adalah untuk mencegah virus membentuk infeksi permanen di dalam tubuh. PrEP melibatkan minum pil ARV setiap hari dan mengunjungi penyedia layanan kesehatan setiap tiga bulan untuk melakukan tes HIV dan mendapatkan resep obat lagi.

Selain itu, ada pula post-exposure prophylaxis (PEP), yaitu bentuk darurat ARV. Seseorang dapat mendapatkannya jika baru saja berhubungan seks yang mungkin telah menempatkan ia terpaparHIV. Obat PEP harus diminum sesegera mungkin dan tidak lebih dari 72 jam setelah hubungan seks terjadi. Jika tidak, obat ini tidak akan membantu.

Risiko menginfeksi pasangan dengan HIV meningkat jika salah satu pasangan memiliki infeksi menular seksual lainnya, seperti klamidia atau gonore.

Baca Juga: Berpotensi Tularkan Virus, Apakah Ibu HIV Boleh Menyusui?

4. Peluang terkena HIV melalui berciuman dan seks oral

Cara Aman Berhubungan Seks Jika Pasangan Positif HIVilustrasi berciuman (unsplash.com/mari lezhava)

Potensi risiko tertular HIV melalui hubungan seks oral tidak banyak diketahui. Namun, CDC menganggap bahwa oral seks sebagai perilaku berisiko rendah terkait HIV, meskipun kehadiran penyakit menular seksual lainnya dapat meningkatkan risiko penularan. Risikonya juga lebih besar jika pelaku oral seks mengalami seriawan, gusi berdarah, atau bersentuhan secara oral dengan darah haid.

Bentuk paling berisiko dari perilaku ini adalah oral seks dari mulut ke penis, terutama jika ejakulasi terjadi di mulut. Menggunakan kondom atau dental dam (kondom untuk mulut) dapat membantu mengurangi risiko penularan HIV dalam situasi ini.

5. Hamil dan memiliki anak dengan pasangan yang positif HIV

Dilansir AIDSMap, perempuan HIV positif bisa memiliki kehamilan yang sehat serta bayi yang dilahirkannya sehat tanpa menularkan HIV kepada anak mereka. Akan tetapi, mencapainya butuh perencanaan yang cermat dan langkah-langkah ekstra diperlukan untuk mengurangi risiko.

Bicarakan dengan dokter jika berencana untuk hamil, karena pilihan terbaik mungkin dipengaruhi oleh apakah orang yang positif HIV menggunakan ARV, apakah kondisi kesehatan secara umum baik, dan siapa yang dalam hubungan tersebut mengidap HIV.

Pilihan lain untuk pasangan positif HIV meliputi:

  • Fertilisasi in vitro.
  • Inseminasi buatan.
  • Adopsi.
  • Menggunakan donor sperma.

6. Alternatif aktivitas seks yang lebih aman

Cara Aman Berhubungan Seks Jika Pasangan Positif HIVilustrasi dry humping (pexels.com/cottonbro)

Persetubuhan bukanlah satu-satunya cara untuk menikmati keintiman. Mengutip WebMD, inilah beberapa pilihan aktivitas seks yang lebih aman:

  • Ciuman: HIV menyebar melalui cairan tubuh seperti air mani, cairan vagina, dan darah. Akan tetapi virus tidak menyebar melalui air liur. Kecuali kamu atau pasangan memiliki seriawan atau gusi berdarah, kemungkinan besar mereka tidak akan tertular HIV dari ciuman.
  • Oral seks: Ini juga kurang berisiko daripada seks vaginal atau anal. Ditambah penggunaan dental dam, ini akan membuat oral seks lebih aman.
  • Tempatkan pasangan di atas selama seks anal: Akan lebih aman bagi pasangan HIV positif untuk menjadi orang yang menerima. Itu karena lapisan anus sangat tipis, yang memungkinkan HIV masuk ke dalam tubuh dengan mudah. Masih mungkin bagi pasangan untuk tertular virus melalui lubang, kulup, atau luka pada penis, tetapi risikonya lebih rendah.
  • Praktik outercourse: Ini merupakan aktivitas seksual tanpa penetrasi, yang berarti segala bentuk kontak seksual yang tidak bersentuhan dengan cairan tubuh. Contohnya adalah saling masturbasi. 
  • Cuddling: Berpelukan, memegang tangan, pijat, dan sentuhan dapat memberikan kesenangan kepada satu sama lain.

Baca Juga: Obat Antiretroviral: Terapi Pengobatan Pasien HIV/AIDS

7. Tips bicara dengan pasangan jika kamu positif HIV

Membicarakan status HIV dan seks kepada calon pasangan atau pasangan baru bisa menakutkan karena reaksi seseorang tidak dapat diprediksi. Bahkan, jika orang yang akan diajak bicara punya pengetahuan tentang HIV dan seks yang lebih aman, ia mungkin masih khawatir berhubungan seks dengan pasangan yang hidup yang HIV.

Dilansir Healthline, tips di bawah ini bisa membantu pembicaraan lebih mudah:

  • Pilih waktu dan tempat untuk berbicara di mana kamu dapat meluangkan waktu tanpa terganggu.
  • Bersiaplah dengan informasi tentang pengobatan HIV dan metode pencegahan, sehingga kamu dapat menjawab pertanyaan dan mengarahkan mereka ke sumber daya yang tepat.
  • Bicarakan tentang U=U (undetectable equals untransmittable) dan tindakan pencegahan yang dapat kamu ambil untuk melindungi kesehatan mereka saat berhubungan seks.
  • Beri tahu apa saja yang kamu lakukan untuk tetap sehat, seperti menjalani pengobatan dan mengunjungi dokter secara berkala.
  • Terbuka untuk mendengar pendapat mereka dan beri mereka waktu untuk memproses informasi.
  • Bersiaplah untuk kemungkinan bahwa mereka mungkin bereaksi negatif atau tidak menerimanya. Cobalah untuk tidak tersinggung. Reaksi mereka adalah milik mereka sendiri.

8. Cara berhubungan seks dengan aman

Cara Aman Berhubungan Seks Jika Pasangan Positif HIVilustrasi kondom (pexels.com/cottonbro)

Ada beberapa tindakan pencegahan yang dapat dilakukan pasangan untuk mencegah penularan HIV melalui aktivitas seksual. 

  • Gunakan kondom dan metode penghalang lainnya: Kondom dapat membantu mencegah kontak dengan cairan tubuh saat bersetubuh dengan orang yang memiliki HIV. Bila digunakan secara benar, kondom dapat mencegah penularan HIV dan penyakit menular seksual (PMS) lainnya. 
  • Menggunakan pelumas seks: Pelumas seks dapat membantu mengurangi risiko HIV sekaligus membuat seks lebih baik. Pelumas membuat seks lebih aman dengan mengatasi kekeringan dan gesekan, sehingga mengurasi risiko robekan yang memungkinkan virus memasuki aliran darah. Pelumas seks berbahan dasar air juga ramah untuk kondom.
  • Tetap mengonsumsi obat-obatan: Beberapa obat yang tersedia untuk mencegah penularan HIV adalah ARV, PrEP, dan PEP. Bicarakan ini dengan dokter.
  • Lakukan skrining penyakit menular seksual secara berkala: Penting bagi pasangan untuk melakukan skrining untuk penyakit menular seksual secara rutin, terutama bila menemukan gejala seperti keluarnya cairan atau darah yang tidak biasa dari anus, penis, dan vagina. Juga, bila mengalami sensasi terbakar saat buang air kecil atay ada luka atau benjolan di sekitar alat kelamin segera temui dokter. 

Orang yang positif HIV tetap bisa memiliki kehidupan seks yang memuaskan dengan perlindungan dan tindakan pencegahan ekstra. Dengan tindakan pencegahan yang tepat, bahkan hubungan yang paling intim hingga memiliki keturunan dapat dicapai dengan aman.

Penulis: Dian Rahma Fika Alnina

Baca Juga: Post-Exposure Prophylaxis, Pertolongan Pertama saat Terpapar HIV 

Topik:

  • Bella Manoban
  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya