Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Bahaya Sudden Infant Death Syndrome (SIDS), Wajib Dipahami Orang Tua

Seorang bayi dalam boks tidurnya.
ilustrasi bayi di dalam boks tidurnya (pexels.com/Alicia)
Intinya sih...
  • Sudden infant death syndrome (SIDS) adalah kematian mendadak dan tidak dapat dijelaskan pada bayi berusia di bawah 1 tahun, sering terjadi saat bayi sedang tidur.
  • Penyebab pasti SIDS belum diketahui, tetapi faktor risiko meliputi posisi tidur tengkurap, terpapar asap rokok, co-sleeping, dan kondisi medis tertentu.
  • Langkah-langkah pencegahan SIDS antara lain perawatan kehamilan yang baik, tidurkan bayi dalam posisi telentang, gunakan alas tidur yang tepat, hindari asap rokok, dan menyusui minimal enam bulan.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Sudden infant death syndrome (SIDS) adalah kematian mendadak dan tidak dapat dijelaskan pada bayi berusia di bawah 1 tahun. Kondisi ini kadang disebut juga "crib death" karena sering terjadi saat bayi sedang tidur di dalam boks tidurnya.

SIDS menjadi salah satu penyebab utama kematian pada bayi usia 1 bulan hingga 1 tahun, dengan risiko paling tinggi ketika bayi berusia 2 hingga 4 bulan. Yang membuatnya begitu mengejutkan adalah sifatnya yang tiba-tiba dan tak terduga—kebanyakan bayi tampak sehat sebelumnya. Kematian biasanya terjadi dengan cepat, sering kali saat bayi sedang tertidur.

Penyebab dan faktor risiko

Hingga kini, penyebab pasti SIDS belum diketahui. Banyak dokter dan peneliti meyakini bahwa kondisi ini dipengaruhi oleh berbagai faktor. Beberapa di antaranya adalah masalah pada kemampuan bayi untuk terbangun dari tidur atau ketidakmampuan tubuh bayi mendeteksi penumpukan karbon dioksida dalam darah.

Sejak dokter mulai merekomendasikan agar bayi ditidurkan telentang atau miring, angka SIDS menurun tajam. Meski begitu, SIDS masih menjadi salah satu penyebab utama kematian pada bayi di bawah usia 1 tahun.

Faktor risiko

Beberapa kondisi yang diyakini dapat meningkatkan risiko antara lain:

  • Bayi tidur tengkurap.
  • Terpapar asap rokok sejak dalam kandungan maupun setelah lahir.
  • Tidur satu ranjang dengan orang tua (co-sleeping).
  • Penggunaan alas tidur yang terlalu empuk.
  • Bayi kembar atau lahir dari kehamilan ganda.
  • Bayi lahir prematur.
  • Memiliki saudara kandung yang pernah meninggal karena SIDS.
  • Ibu yang merokok atau menggunakan narkoba.
  • Lahir dari ibu remaja.
  • Jarak kehamilan yang terlalu dekat.
  • Tidak mendapatkan perawatan kehamilan yang cukup.
  • Hidup dalam kondisi sosial ekonomi yang sulit.

Walaupun faktor-faktor ini sering ditemukan pada kasus SIDS, tetapi para ahli masih belum sepenuhnya memahami seberapa besar pengaruh masing-masing faktor terhadap risiko kematian mendadak pada bayi.

Beberapa teori mengapa SIDS terjadi

Walaupun penyebab pasti SIDS belum diketahui, tetapi kondisi ini diyakini berkaitan dengan masalah pada kemampuan bayi untuk terbangun dari tidur, mendeteksi kadar oksigen yang rendah, atau merespons penumpukan karbon dioksida dalam darah.

Ketika bayi tidur tengkurap, ia bisa menghirup kembali karbon dioksida yang diembuskannya sendiri. Biasanya, peningkatan kadar karbon dioksida akan mengaktifkan sel saraf di batang otak, yang kemudian merangsang pusat pernapasan dan kesadaran. Bayi pun akan terbangun, memalingkan kepala, dan bernapas lebih cepat untuk mendapatkan oksigen. Namun, pada bayi yang mengalami SIDS, proses terbangun ini bisa gagal terjadi.

Untuk menjelaskan bagaimana SIDS bisa terjadi, para ahli mengajukan teori “triple-risk model”. Menurut model ini, SIDS muncul ketika tiga kondisi terjadi secara bersamaan:

  1. Bayi memiliki kelainan bawaan (misalnya pada batang otak) yang membuatnya tidak mampu merespons rendahnya oksigen atau tingginya karbon dioksida dalam darah.
  2. Bayi mengalami pemicu tertentu, seperti tidur tengkurap.
  3. Semua ini terjadi pada masa rentan dalam perkembangan bayi, yaitu enam bulan pertama kehidupannya.

Gejala

Seorang bayi tidur telentang.
ilustrasi bayi tidur (unsplash.com/Tuva Mathilde Løland)

Hampir semua kasus kematian akibat SIDS terjadi tanpa tanda atau gejala apa pun. Kematian biasanya berlangsung saat bayi sedang tidur.

Langkah-langkah penting untuk mencegah SIDS

Hingga saat ini, belum ada cara untuk memprediksi bayi mana yang akan mengalami SIDS. Namun, ada sejumlah langkah yang bisa dilakukan orang tua untuk meminimalkan risikonya:

  • Perawatan kehamilan (prenatal care). Pemeriksaan rutin sejak awal kehamilan, gizi yang baik, tidak merokok dan menghindari asapnya, menghindari alkohol dan obat-obatan terlarang dapat membantu mencegah kelainan yang meningkatkan risiko SIDS. Langkah ini juga mengurangi kemungkinan bayi lahir prematur atau dengan berat badan rendah, yang keduanya lebih rentan terhadap SIDS.
  • Tidurkan bayi telentang. Baik saat tidur malam maupun tidur siang, posisi telentang adalah yang paling aman hingga bayi bisa berguling sendiri. Studi menunjukkan, kebiasaan ini mampu menurunkan angka SIDS hingga setengahnya di negara-negara yang sebelumnya biasa menidurkan bayi tengkurap.
  • Tummy time saat terjaga. Biarkan bayi tengkurap hanya ketika ia bangun dan diawasi. Ini penting untuk melatih otot leher, bahu, dan perut. Hindari kursi bayi, stroller, atau ayunan sebagai tempat tidur rutin karena bisa mengganggu jalan napas.
  • Gunakan alas tidur yang tepat. Bayi sebaiknya tidur di kasur yang keras dengan seprai yang ukurannya pas dengan kasurnya. Hindari bantal, selimut tebal, boneka, atau alas tidur empuk lain yang bisa menutup jalan napas bayi.
  • Kendalikan suhu. Jangan biarkan bayi kepanasan. Hindari pakaian berlapis berlebihan atau yang sampai menutupi wajah dan kepala bayi. Suhu kamar sebaiknya terasa nyaman bagi orang dewasa.
  • Sekamar dengan orang tua, tetapi tidak satu ranjang. Bayi lebih aman tidur di boks atau basinet di kamar orang tua selama enam bulan pertama. Hindari berbagi ranjang, karena meski bisa mendukung menyusui, tetapi penelitian menunjukkan bed-sharing justru dapat meningkatkan risiko SIDS.
  • Lingkungan bebas asap rokok. Jangan merokok selama hamil dan jauhkan bayi dari asap rokok setelah lahir. Paparan asap rokok terbukti meningkatkan risiko SIDS.
  • Perawatan kesehatan dan imunisasi. Bawa bayi ke pemeriksaan rutin dan imunisasi sesuai jadwal. Penelitian tidak mendukung klaim bahwa vaksin meningkatkan risiko SIDS. Jika bayi pernah berhenti bernapas atau tampak membiru, segera periksakan ke dokter.
  • Menyusui. ASI eksklusif minimal enam bulan sangat dianjurkan karena terbukti menurunkan risiko SIDS dan melindungi bayi dari infeksi tertentu.
  • Hindari alat bantu tidur komersial. Jangan gunakan bantal penahan posisi, kasur khusus, atau monitor pernapasan rumahan sebagai pencegah SIDS. Belum ada bukti bahwa alat-alat ini efektif, bahkan dalam kasus tertentu justru berbahaya.
  • Gunakan empeng saat tidur. Para ahli merekomendasikan empeng selama tahun pertama, baik saat tidur siang maupun malam. Namun, jangan diberikan sebelum menyusui benar-benar lancar, dan pastikan empeng selalu bersih serta rutin diganti.

SIDS adalah kondisi ketika bayi meninggal tanpa penyebab yang jelas. Risiko paling tinggi terjadi pada usia 2–4 bulan, meski bisa muncul kapan saja pada tahun pertama kehidupan.

Risiko SIDS bisa diminimalkan dengan beberapa langkah sederhana, seperti menidurkan bayi telentang, memilih alas tidur yang aman, memberikan empeng, memastikan imunisasi, serta menjaga kesehatan ibu selama dan setelah kehamilan.

Referensi

"Sudden Infant Death Syndrome (SIDS)." The Children's Hospital of Philadelphia. Diakses September 2025.

“Sudden Infant Death Syndrome: MedlinePlus Medical Encyclopedia,” n.d., https://medlineplus.gov/ency/article/001566.htm.

"Reduce the risk of sudden infant death syndrome (SIDS)." National Health Service. Diakses September 2025.

"Sudden Infant Death Syndrome (SIDS)." KidsHealth. Diakses September 2025.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us

Latest in Health

See More

Bahaya Sudden infant death syndrome (SIDS), Wajib Dipahami Orang Tua

30 Sep 2025, 16:06 WIBHealth