Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You
Age VerificationThis content is intended for users aged 18 and above. Please verify your age to proceed.

Orgasme Bisa Membuat Rona Wajah Makin Terpancar, Apa Penyebabnya? 

ilustrasi wajah merona (pexels.com/Andrea Piacquadio)
ilustrasi wajah merona (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Pernahkah kamu menjumpai beberapa bagian tubuh yang tampak merah merona setelah mengalami orgasme? Sering kali ini terlihat di wajah yang membuat seseorang menjadi lebih berseri dengan cahaya kemerahan seperti mengenakan blush on.

Sex flush adalah kondisi yang menyebabkan rona kemerahan pada beberapa bagian tubuh ketika sedang mengalami gairah seksual atau orgasme. Ini bisa dialami siapa saja, baik perempuan maupun laki-laki yang mencapai klimaks.

Karena alasan inilah, banyak yang mengatakan bahwa seorang perempuan bisa tampak lebih cantik setelah berhubungan seks. Apa sih yang menyebabkan sex flush? Apakah ini perlu diwaspadai? Yuk simak penjelasan lengkapnya berikut ini!

1. Sex flush muncul seperti rona merah muda di kulit

ilustrasi pasangan romantis (pexels.com/Andrea Piacquadio)
ilustrasi pasangan romantis (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Sex flush, atau juga sering disebut “cahaya seks”, merupakan kondisi kulit kemerahan atau merah muda yang muncul ketika seseorang terangsang secara seksual atau mengalami orgasme. Dilansir Pop Sugar, perempuan ternyata lebih sering mengalaminya daripada laki-laki, yaitu sekitar 50 hingga 75 persen.

Sex flush biasanya ditandai dengan bintik-bintik kemerahan atau seperti rona merah muda yang menyala di permukaan kulit. Semakin intens orgasme atau gairah seksual yang kamu alami, bisa semakin merah rona kulit yang dihasilkan.

Pada perempuan, sex flush biasanya terlihat pada wajah, perut, payudara, dada, tangan, kaki, bahkan area kewanitaan. Sedangkan pada laki-laki, ini biasanya ditemukan di  perut, dada, wajah, bahu, lengan bawah, dan punggung. Gak heran ya, jika seseorang terlihat lebih berseri-seri dan lebih cantik setelah melakukan hubungan seksual atau mengalami puncak orgasme.

2. Penyebab sex flush

ilustrasi pasangan saling mencintai (pexels.com/Pixabay)
ilustrasi pasangan saling mencintai (pexels.com/Pixabay)

Aliran darah yang deras pada beberapa bagian tubuh selama gairah seksual, menyebabkan sex flush. Dokter kulit Jaimie Glick, MD, menjelaskan bahwa orgasme dapat menyebabkan kemerahan (flushing) yang merupakan tanda aliran darah kulit. Berkeringat saat berhubungan seks juga dapat berkontribusi pada “cahaya seks” ini, seperti dilansir Well and Good.

Saat orgasme atau terangsang secara seksual, tubuh melepaskan hormon seks estradiol dalam jumlah yang tinggi. Pelepasan ini membuat pembuluh darah melebar dan meningkatkan aliran darah yang dekat dengan permukaan kulit sehingga menyebabkan kemerahan atau rona merah pada beberapa anggota tubuh.

3. Kapan terjadinya sex flush?

ilustrasi pasangan bahagia (pexels.com/Andrea Piacquadio
ilustrasi pasangan bahagia (pexels.com/Andrea Piacquadio

Sex flush merupakan bagian dari siklus respons seksual (sexual response cycle). Ini merupakan perubahan-perubahan fisik dan emosional yang terjadi pada tubuh ketika mendapatkan rangsangan seksual.

Sex flush dapat terjadi kapan saja selama siklus ini, tetapi lebih intens ketika orgasme. Inilah empat siklus respons seksual dan kapan sex flush terjadi:

  1. Fase keinginan (libido): merupakan fase awal gairah yang ditandai dengan beberapa karakteristik, seperti detak jantung dan pernapasan menjadi lebih cepat, pelumasan vagina, puting menjadi mengeras, terengah-engah, dan sex flush terkadang bisa terjadi.
  2. Fase gairah (plateau): merupakan peningkatan gairah dari fase sebelumnya. Pada tahap ini, tubuh bisa mengalami sex flush, peningkatan ketegangan otot, pembengkakan vagina, testis menarik lebih jauh ke dalam skrotum.
  3. Fase orgasme: merupakan fase klimaks dari siklus respons seksual. Tubuh bisa mengalami beberapa hal seperti ejakulasi, kontraksi vagina, pelepasan ketegangan secara instan, kontraksi otot yang tidak disengaja, dan sex flush di seluruh tubuh.
  4. Fase resolusi: ini adalah fase di mana tubuh kembali ke fungsi normalnya. Secara umum, pada fase ini tubuh bisa mengalami perasaan sejahtera, lega, juga kelelahan.

4. Apakah sex flush aman atau perlu diwaspadai?

ilustrasi pasangan (pexels.com/Pixabay)
ilustrasi pasangan (pexels.com/Pixabay)

Terkadang, sex flush memang juga disebut dengan “ruam seks”, karena penampakannya bisa terlihat seperti ruam. Tetapi ini tidak berbahaya. Sex flush hanya menyebabkan rona merah pada kulit dan tidak menimbulkan rasa sakit. Menurut keterangan dari berbagai sumber, sex flush biasanya akan memudar dengan sendirinya dalam 1 jam atau lebih setelah orgasme.

Mereka yang memiliki kulit lebih cerah atau cenderung mudah memerah ketika malu, marah, ataupun cemas, biasanya lebih sering mendapati sex flush. Karena pembuluh darah mungkin terletak lebih dekat ke permukaan kulit. Orang dengan rosacea biasanya juga rentan dengan kondisi ini.

5. Kapan harus ke dokter?

pexels/Andrea Piacquadio
pexels/Andrea Piacquadio

Sex flush merupakan kondisi yang bersifat sementara dan tidak perlu dikhawatirkan. Tetapi jika kamu menemui kondisi kemerahan pada kulit setelah orgasme yang bertahan lebih dari beberapa jam atau disertai dengan beberapa gejala seperti gatal, nyeri, atau perih, segera pertimbangkan untuk menemui dokter.

Kemerahan pada kulit setelah berhubungan seks bisa terjadi karena penyebab lain. Misalnya alergi terhadap lateks dari kondom atau mainan seks, bahan dalam lotion atau pelumas, atau dalam beberapa kasus, alergi air mani.

Sex flush merupakan kondisi yang normal. Ini juga bisa menjadi indikasi yang baik tercapainya aktivitas seksual yang memuaskan antara kamu dan pasangan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Izza Namira
Bayu Aditya Suryanto
Izza Namira
EditorIzza Namira