Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

640 Dokter Meninggal Selama COVID-19, Puncaknya Bulan Juli 199 Orang

Dua orang tenaga kesehatan beristirahat sejenak saat menunggu pasien di ruang isolasi COVID-19 Rumah Sakit Umum (RSU) Dadi Keluarga, Kabupetan Ciamis, Jawa Barat, Senin (14/6/2021). ANTARA FOTO/Adeng Bustomi.

Jakarta, IDN Times - Ketua Pelaksana Harian Tim Mitigasi Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Mahesa Paranadipa Maikel menyebutkan, sebanyak 640 dokter meninggal dunia selama pandemik COVID-19 sampai 3 Agustus 2021.

Mahesa mengungkapkan, Tim Mitigasi IDI tidak bisa setiap hari memberikan update kematian dokter, meski hampir tiap hari ada data soal kematian dokter.

"Tetapi kami tetap melakukan validasi informasi teman sejawat yang wafat agar valid. Kami dengan berat hati, penambahah dokter yang gugur 640 teman sejawat," ujarnya dalam konferensi pers daring, Rabu (4/8/2021).

1. Kematian dokter mencapai rekor di Juli 2021

Data kematian dokter / Tim Mitigasi IDI

Mahesa mengaku prihatin, sebab kematian dokter sepanjang Juli 2021 mencapai rekor terbanyak sejak pandemik COVID-19 melanda.

"Pada Juli mencapai rekor dengan jumlah 199 dokter yang gugur dibanding Juni 52 dokter, dan sampai 3 Agustus ini sudah 7 dokter yang wafat," paparnya.

2. Dokter yang meninggal 84 persen adalah laki-laki

default-image.png
Default Image IDN

Berdasarkan data statistik Tim Mitigasi IDI, kematian tertinggi ditempati oleh dokter umum yakni 347 orang (5 di antaranya guru besar), diikuti dokter spesialis sebanyak 284 orang (31 guru besar) dan residen sebanyak 9 orang.

Sementara itu, berdasarkan gender sebanyak 84 persen atau 535 dokter merupakan laki-laki dan 16 persen atau 105 adalah dokter perempuan.

3. Jawa Timur sumbang kematian tertinggi

Ilustrasi jenazah pasien COVID-19 (ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah)

Berdasarkan wilayah, kematian dokter paling banyak di Jawa Timur yakni 140 orang, kemudian Jawa Tengah (96 orang), DKI Jakarta (94 orang), Jawa Barat (94 orang), dan Sumatra Utara (43 orang).

"Melihat angka ini, kami di kalangan dokter tersayat hati kami melihat banyaknya guru-guru kami yang harus gugur, saudara, dan adik-adik kami," kata Mahesa.

Mahesa mengakui, penurunan kasus mulai terasa di Jawa namun hal tersebut diikuti kenaikan kasus penularan COVID-19 di luar Jawa.

"Banyak rekan sejawat yang masih isoman bahkan dirawat di ICU," katanya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dini Suciatiningrum
EditorDini Suciatiningrum
Follow Us