Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Alasan Anak Bunuh Ibu Kandung di Depok: Terkait Uang dan Rasa Benci

Tersangka pembunuhan ibu kandung saat dibawa Polsek Cimanggis untuk rekonstruksi di rumah korban, Jalan Bakti Abri, Tapos, Kota Depok. (IDNTimes/Dicky)
Tersangka pembunuhan ibu kandung saat dibawa Polsek Cimanggis untuk rekonstruksi di rumah korban, Jalan Bakti Abri, Tapos, Kota Depok. (IDNTimes/Dicky)

Depok, IDN Times - Faktor yang menjadi pemicu anak kandung membunuh ibunya dan menganiaya ayahnya di Depok, terungkap usai Polsek Cimanggis menggelar rekonstruksi di Jalan Bakti Abri, Tapos, Kota Depok. Peristiwa berdarah itu terjadi akibat perselisihan soal uang yang berjumlah Rp675 juta, sehingga membuat tersangka Rifki Azis Ramadhan tega membunuh ibu kandungnya dan menganiaya ayahnya.

Ayah tersangka, Bakti Munir Azis mengatakan, perselisihan soal uang pada usaha keluarga terjadi sejak beberapa waktu lalu. Munir telah meminta korban untuk jujur dan menceritakan penggunaan uang tersebut.

"Saya pernah bilang jangan pernah bohong sama orang tua, memang sempat ada kata-kata awas, mungkin itu yang dimaknai dia lebih dalam," ujar Munir, Kamis (31/8/2023).

1. Sikap tersangka berbeda sejak tiga bulan terakhir

Korban sekaligus ayah tersangka, Bakti Azis Munir menceritakan permasalahan keluarga yang menjadi pemicu tersangka menusuk ibu kandung dan menganiayanya. (IDNTimes/Dicky)
Korban sekaligus ayah tersangka, Bakti Azis Munir menceritakan permasalahan keluarga yang menjadi pemicu tersangka menusuk ibu kandung dan menganiayanya. (IDNTimes/Dicky)

Munir mengatakan, telah mengingatkan anaknya untuk jujur, sebab harta orang tua tidak berarti dibandingkan keutuhan keluarga.

“Totalnya Rp675 jutaan, saya juga memang sudah menutup dengan uang yang sudah terpakai,” terang Munir.

Munir menuturkan, perselisihan uang ratusan juta itu telah berusaha ditutupi, namun dia mengakui, sikap tersangka beda sejak tiga bulan terakhir.

“Tiga bulan terakhir berbeda, ada teman perempuan dia, sempat video call karena selisih paham mobil yang dibawanya mau ditabrakin,” tutur Munir.

2. Tersangka dikenal royal kepada teman

Tersangka Rifki di bawa kembali ke Polsek Cimanggis usai menjalani rekonstruksi di rumah korban, Jalan Bakti Abri, Tapos, Kota Depok. (IDNTimes/Dicky)
Tersangka Rifki di bawa kembali ke Polsek Cimanggis usai menjalani rekonstruksi di rumah korban, Jalan Bakti Abri, Tapos, Kota Depok. (IDNTimes/Dicky)

Munir mengungkapkan, tersangka memiliki sikap temperamental namun tidak bergaya hidup mewah. Tersangka dikenal royal terhadap temannya, namun hingga kini dia tidak mengetahui uang ratusan juta digunakan untuk apa saja.

“Tidak hedon, tipikal royal ke teman-teman, saya belum tahu uang itu digunakan untuk apa,” ucap Munir.

3. Pembunuhan karena rasa benci yang mendalam

Tersangka pembunuhan ibu kandung dan melukai ayahnya saat dibawa ke Polsek Cimanggis. (IDNTimes/Dicky)
Tersangka pembunuhan ibu kandung dan melukai ayahnya saat dibawa ke Polsek Cimanggis. (IDNTimes/Dicky)

Tersangka Rifki Azis Ramadhan sendiri menyesal telah membunuh ibu kandungnya, Sri Widiastuti, di kediamannya, Jalan Bakti Abri, Tapos, Kota Depok, Kamis (10/8/2023).

Rifki mengaku nekat melakukan perbuatan tersebut karena memiliki amarah yang disimpan sejak kecil.

Rifki yang diperlihatkan kepada awak media di Polsek Cimanggis hanya menunduk sambil menceritakan alasan perbuatannya. Rifki menyesal telah menganiaya sang ayah dan membunuh ibunya.

"Saya pun tetap menyesal atas kejadian yang sudah saya lakukan, saya menaruh sakit hati yang mendalam," ujar Rifki di Polsek Cimanggis, Jumat (12/8/2023) lalu. 

Rifki menuturkan, kebencian terhadap orang tuanya karena mereka sering memarahinya. Hal itu harus dipendamnya sekian lama hingga ia tidak kuat menahan rasa benci itu. Dia mengaku, kedua orang tuanya selalu memandangnya belum bisa dibanggakan.

"Saya menaruh kebencian yang setiap harinya saya harus menangis, tapi harus pura-pura kuat," tutur Rifki.

Kebencian dan dendam terhadap orang tua yang menganggap Rifki sebelah mata, membuatnya enggan bercerita kepada saudara atau keluarganya yang lain. Rifki lebih memilih diam dan sesekali menceritakan persoalan itu kepada temannya. "Sejak SD sudah dimarahi, untuk saat ini curhat ke teman," ucap Rifki.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dicky
EditorDicky
Follow Us