Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Pernikahan Anjlok, China Tawarkan Voucher Rp2,3 Juta bagi Pengantin Baru

ilustrasi pengantin (pexels.com/emmabauso)
ilustrasi pengantin (pexels.com/emmabauso)
Intinya sih...
  • Hanya ada 6,1 juta pasangan menikah tahun lalu. Pemerintah China ingin mendorong lebih banyak pasangan menikah. Tingginya biaya hidup dan pendidikan menjadi alasan utama generasi muda enggan menikah.
  • Maka, voucher senilai total 1.000 yuan akan diberikan untuk berbagai layanan pernikahan. Voucher didistribusikan secara terbatas dengan prinsip "siapa cepat dia dapat". Tujuannya agar pasangan bisa menekan biaya pernikahan yang kian mahal.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Pemerintah China mulai mengambil langkah tidak biasa untuk meningkatkan angka pernikahan yang terus menurun. Kota Ningbo di China timur menawarkan delapan voucher senilai total 1.000 yuan, atau sekitar Rp 2,3 juta, kepada pasangan yang baru menikah. Program ini muncul setelah jumlah pernikahan di China anjlok hingga seperlima tahun lalu, dipengaruhi tingginya biaya pengasuhan anak dan pendidikan. Dikutip dari The Times of India, inisiatif ini diharapkan mampu mendorong generasi muda untuk lebih percaya diri membangun keluarga.

Voucher tersebut dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan terkait pernikahan, seperti foto pernikahan, upacara, pesta, hotel, hingga belanja. Pemerintah setempat menegaskan bahwa jumlah voucher terbatas dan akan diberikan berdasarkan prinsip “siapa cepat dia dapat”. Kebijakan ini menjadi bagian dari strategi nasional untuk mengatasi penurunan angka kelahiran serta populasi yang menua dengan cepat.

1. Upaya pemerintah hadapi penurunan pernikahan

ilustrasi China (pexels.com/hitesh choudhary)
ilustrasi China (pexels.com/hitesh choudhary)

Penurunan angka pernikahan di China menjadi perhatian serius otoritas pusat. Tahun lalu, hanya 6,1 juta pasangan yang mendaftarkan pernikahan, turun signifikan dari 7,68 juta pada 2023. Sejumlah kota di China timur seperti Hangzhou dan Pinghu juga menerapkan program serupa dengan menawarkan voucher tunai hingga akhir tahun.

Pemerintah China melihat peningkatan angka pernikahan sebagai langkah penting untuk menahan laju penurunan populasi. Tingginya biaya hidup, pendidikan, dan pengasuhan anak disebut menjadi alasan utama generasi muda enggan menikah. Pemerintah berharap insentif finansial ini dapat sedikit meringankan beban masyarakat dan mendorong lebih banyak pasangan untuk menikah.

2. Isi voucher dan cara distribusi

Ilustrasi voucher digital (freepik.com/rawpixel.com)
Ilustrasi voucher digital (freepik.com/rawpixel.com)

Program di Ningbo memberikan delapan jenis voucher dengan total nilai 1.000 yuan. Voucher ini dapat digunakan di berbagai layanan pernikahan, mulai dari fotografi hingga malam pengantin di hotel. Keberagaman pilihan ini dirancang agar pasangan bisa menekan biaya pernikahan yang kian mahal.

Departemen urusan sipil Ningbo menyatakan bahwa voucher akan didistribusikan secara terbatas. “Voucher ini jumlahnya terbatas dan akan didistribusikan berdasarkan siapa yang datang pertama,” ujar pihak departemen melalui akun WeChat resminya. Dengan sistem first come, first served, pemerintah mendorong pasangan untuk segera mendaftarkan pernikahan mereka.

3. Strategi nasional untuk tingkatkan kelahiran

ilustrasi cinta (pexels.com/Asad Photo Maldives)
ilustrasi cinta (pexels.com/Asad Photo Maldives)

Untuk menghadapi krisis demografis, pemerintah pusat juga mendorong lembaga pendidikan tinggi untuk mengintegrasikan “pendidikan cinta” yang menanamkan sikap positif mengenai pernikahan dan keluarga. Program ini bertujuan mengubah pola pikir generasi muda yang semakin menunda pernikahan dan memiliki anak.

Selain itu, Beijing juga meminta pemerintah daerah mengalokasikan lebih banyak sumber daya untuk mendukung pasangan menikah dan memiliki anak pada usia yang dianggap ideal. Kebijakan terintegrasi ini menandai semakin seriusnya pemerintah China menghadapi ancaman populasi menua yang dapat menghambat pertumbuhan ekonomi di masa depan.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us

Latest in News

See More

Di Balik Panti Sosial, Cek Kesehatan Gratis Sentuh Lansia Terlantar

20 Nov 2025, 06:00 WIBNews