Alasan Istana Tempatkan Prabowo di Samping Jokowi saat Sidang Kabinet

- Menteri Pertahanan Prabowo Subianto duduk di samping Presiden Joko "Jokowi" Widodo pada saat sidang kabinet, Senin (24/6/2024). Pihak Istana beralasan karena Prabowo merupakan presiden terpilih 2024-2029. Dalam sidang kabinet, Prabowo duduk di barisan depan bersama pejabat lainnya. Dalam sidang kabinet, Jokowi menyebut daya saing Indonesia naik signifikan dan mengalahkan negara-negara maju lainnya.
Jakarta, IDN Times - Deputi Protokol Pers dan Media Sekretariat Presiden, Yusuf Permana, menjelaskan alasan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto duduk di samping Presiden Joko "Jokowi" Widodo, saat Sidang Kabinet di Istana Negara, Jakarta, Senin (24/6/2024).
Yusuf mengatakan, hal itu karena Prabowo merupakan presiden terpilih 2024-2029.
"Karena posisi beliau (Prabowo) sebagai presiden terpilih," ujar Yusuf kepada jurnalis.
1. Jokowi dan Prabowo nampak berbincang sebelum Sidang Kabinet dimulai

Prabowo duduk di barisan depan bersama Wakil Presiden Presiden Ma'ruf Amin; Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto; Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan; Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Hadi Tjahjanto; dan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy.
Dalam sidang paripurna sebelumnya, Prabowo biasanya duduk bersama menteri lainnya yang tidak menjabat sebagai menteri koordinator. Tetapi kali ini, sebelum sidang kabinet dimulai, Jokowi dan Prabowo nampak bercengkerama.
2. Jokowi sebut dunia sedang tidak baik-baik saja

Dalam sambutannya, Presiden Jokowi menyebut dunia sedang tidak baik-baik saja. Hal itu bisa berdampak pada perekenomian sejumlah negara.
"Di tengah ekonomi dunia yang semakin sulit dan tidak menentu, eskalasi geopolitik juga meningkat, utamanya di Timur Tengah, kemudian kalau kita lihat inflasi dunia meninggi, depresiasi nilai tukar terus menekan ekonomi semua negara," kata dia.
Meski demikian, Jokowi bersyukur daya saing Indonesia pada 2024 naik signifikan.
"Ini penting karena rangking daya saing di dunia dari yang sebelumnya 44 melompat ke-34, sekarang melompat lagi ke angka 27," ucap dia.
3. Daya saing Indonesia kalahkan Inggris

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengatakan, daya saing Indonesia di kancah global sekarang bisa mengalahkan Inggris yang posisinya berada di angka 28.
"Ini dari yang dikeluarkan IMD atau World Competitiveness Ranking, dan yang saya senang ini mengalahkan Inggris yang berada di rangking 28, Malaysia yang berada di rangking 34, Jepang yang di ranking 38, Filipina di ranking 52, dan Turki di 53. Kita berada di rangking 27," ujar Jokowi.
Menurut Jokowi, di masa dunia sedang sulit, dan tidak memperbaiki kondisi ekonomi. Hal itu juga dirasakan negara maju. Mereka kesulitan bisa bergerak memperbaiki kualitas ekonominya menjadi lebih baik.
"Karena dalam kondisi seperti awal tadi saya sampaikan, tidak mudah memperbaiki rangking dalam kondisi dunia yang tidak menentu seperti sekarang ini. Bahkan kayak Jepang turun tiga peringkat, Malaysia turun tujuh peringkat," kata dia.