Anies Pilih Istirahat Jelang Debat Capres Pamungkas Minggu Esok

Jakarta, IDN Times - Calon presiden nomor urut 1, Anies Baswedan, memilih untuk istirahat yang cukup pada Sabtu (3/2/2024) jelang debat pamungkas yang digelar pada Minggu esok. Menurut Anies, pertanyaan yang akan dilontarkan saat debat tidak bisa diduga-duga. Sehingga, pihaknya tidak akan menyiapkan skenario tertentu.
"Persiapan debat, baik-baik saja. Saya mau istirahat hari Sabtu. Jadi, memang gak ada yang khusus. Karena kan debat itu pertanyaannya kita tidak tahu. Aspek apa yang akan ditanyakan, kami juga tidak tahu. Nanti, mengalir sambil kita mendengarkan saja pertanyaannya," ujar Anies di Jakarta pada Sabtu (3/2/2024).
Ia pun menilai materi debat bukan hafalan. Sehingga, ia akan menjawab setiap pertanyaan yang dilontarkan.
"Karena itu kan gak bisa dihafalkan dan memang itu (materi debat) bukan hafalan begitu," kata mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
Pada debat esok, ketiga paslon bakal beradu gagasan di tema kesejahteraan sosial, pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) dan inklusi. Dari tiga tema besar itu ada beberapa sub tema yang diturunkan yaitu pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, kebudayaan, teknologi informasi, serta kesejahteraan sosial dan inklusi.
1. Debat capres ronde kelima bakal dimulai dari pemaparan visi-misi paslon nomor urut dua

Dalam debat pada Minggu esok, giliran paslon nomor urut dua yang kali pertama akan memaparkan visi dan misinya. Acara debat bakal disiarkan oleh stasiun televisi tvOne, ANTV, Net TV dan Garuda TV.
Paslon Prabowo-Gibran memiliki misi mengenai pendidikan yang tercantum di dalam Asta Cita poin keempat yang berbunyi "kami, Prabowo dan Gibran mempunyai komitmen untuk memperkuat pembangunan sumber daya manusia (SDM), sains, teknologi, pendidikan, kesehatan, prestasi olahraga, kesetaraan gender, serta penguatan peran perempuan, pemuda (generasi milenial dan generai Z), dan penyandang disabilitas."
Sementara, paslon Anies-Muhaimin memiliki 10 poin besar terkait sektor pendidikan. Salah satunya adalah akses pendidikan berkeadilan. Pasangan berjuluk AMIN bakal memastikan siswa lulusan Sekolah Dasar (SD) atau yang sederajat dapat melanjutkan pendidikan hingga SMA atau yang sederajat. Caranya dengan meningkatkan daya tampung di sekolah negeri maupun di sekolah swasta.
Di sisi lain, visi-misi paslon Ganjar-Mahfud menjelaskan bahwa di tiap keluarga miskin harus ada anak yang lulus hingga ke tingkat sarjana.
"Satu keluarga miskin, satu sarjana. Memastikan setiap keluarga miskin menyekolahkan minimal satu orang anaknya hingga sarjana untuk memutus rantai kemiskinan," demikian isi dokumen visi-misi Ganjar-Mahfud.
2. KPU menambahkan durasi waktu di debat capres kelima di sesi penutup

Sebelumnya, komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) August Mellaz mengatakan, berdasarkan hasil rapat koordinasi disepakati durasi pada segmen keenam mulanya 2 menit menjadi 4 menit.
"Khusus di debat kelima ini pada segmen terakhir yakni segmen closing segment, penutup ini akan ada ditambahkan alokasi waktu. Untuk masing-masing paslon yang biasanya di segmen keenam itu 2 menit, menjadi 4 menit. Tanpa mengubah durasi total pelaksanaan debat 120 menit," kata Mellaz ketika memberikan keterangan pers di KPU pada Jumat kemarin.
Mellaz menuturkan penambahan durasi itu bukan hal yang baru. Menurutnya, hal itu pernah dilakukan pada Pilpres 2019.
"Nah, memang khusus mengapa kemudian di debat kelima? Dan kemudian semacam sesuatu yang sangat spesial gitu. Ini sebenarnya kan karena kebutuhan dari masing-masing tim paslon. Bagaimanapun juga debat itu kan salah satu metode," kata dia.
3. Empat ronde debat capres ditonton 394 juta penonton

Lebih lanjut, Mellaz mengatakan empat putaran debat yang digelar sejak penghujung 2023 lalu, sudah ditonton oleh sekitar 394 juta penonton. Data tersebut diambil dari jumlah penonton sembilan stasiun TV yang menyiarkan secara langsung pelaksanaan debat.
"Berdasarkan data yang kami miliki, sampai empat kali debat itu kalau kita lihat dari sisi sembilan stasiun tv yang kami punya data, itu sekitar 394 juta jangkauan penonton yang tidak terduplikasi," kata Mellaz.
"Kalau kita bagi empat saja, itu rata-rata setiap kali pelaksanaan debat, itu bisa menjangkau sampai 98 juta," tutur dia lagi.