Bansos Tidak Maksimal, Tokoh Papua: Warga Papua Jangan Berharap

Jakarta, IDN Times - Anggota Majelis Rakyat Papua (MRP) John Wob menyarankan agar Orang Asli Papua (OAP) tidak terlalu berharap kepada bantuan sosial pangan atau ekonomi dari pemerintah, untuk warga terdampak virus corona atau COVID-19.
“Tidak perlu menanti bantuan pemerintah, lebih baik hidup biasa, pergi ke kebun, dusun sagu, dan melaut untuk menyambung hidup,” ujar dia seperti dilansir media setempat, jubi.com, Minggu (31/5).
1. Kerja Satuan Tugas Penanggulangan COVID-19 pusat tidak maksimal di Papua

John menilai selama ini cara kerja Satuan Tugas (Satgas) Penanggulangan COVID-19, dari pusat hingga daerah di Papua, tidak maksimal.
“Karena kasus terus bertambah hingga bantuan bagi rakyat yang kena dampak pembatasan psikologi sosial tidak menerima bantuan sesuai informasi dan harapan,” ujar dia.
2. Tim Satgas dianggap hanya formalitas

Menurut anggota MRP utusan Gereja Katolik Keuskupan Agung Merauke tersebut, tim Satgas COVID-19 terlihat hanya formalitas. Dia memiliki bukti kuat untuk mengatakan semuanya dibentuk sebagai formalitas.
“Karena tidak ada yang bisa ke daerah untuk bertemu masyarakat, dengan alasan pembatasan sosial, pemerintah juga tidak menjelaskan kepada publik cara bantuan yang diwacanakan akan disalurkan sampai ke seluruh rakyat,” ujar John.
3. Penyaluran bansos di Papua juga dianggap tidak merata

John juga menyoroti penyaluran bansos yang tidak merata, sebab sebagian besar masyarakat belum mendapatkan bansos. Sedangkan warga yang mendapatkan bantuan juga tidak sesuai wacana dan harapan masyarakat.
“Coba bayangkan, saya sudah ada di kampung ini, Distrik Kombut, Kabupaten Boven Digoel pada 24 Maret, warga di sana satu KK (Kepala Keluarga) baru menerima 1 kg beras,” ujar dia.
Menurut John, situasi yang sama terjadi di sejumlah wilayah di Papua. Ia mencontohkan satu video warga di Kabupaten Nduga yang tersebar di YouTube dan media sosial lainnya.
“Saya menonton satu rekaman video dari Nduga, mereka mengeluh karena minyaknya diisi dalam botol air dan berasnya kotor,” kata dia.
4. Ada dugaan terjadi KKN dalam penyaluran bansos di Papua

Kalau masyarakat mengeluh, John menduga, bantuan tidak sesuai harapan dan ada yang kurang beres dalam tim yang dibentuk. Dia juga memperkirakan terjadi korupsi, kolusi, dan nepotisme (KNN) dalam penyaluran bansos di Papua.
“Kita bisa bilang tim itu dibentuk hanya habiskan uang, semua yang kerja kontradiktif, lantaran banyak fakta tidak sesuai dengan informasi di media, media menulis tiga, tetapi faktanya menjadi dua atau satu,” kata dia.
5. Pandemik virus corona menyadarkan masyarakat untuk berkebun atau bertani

Sementara, Ketua Kelompok Kerja Mahasiswa dan Pemuda Distrik Muliama, Kabupaten Jayawijaya di Kota Jayapura, Anias Lengka mengatakan pandemik virus corona menyadarkan masyarakat untuk kebun atau bertani.
“Krisis ini benar-benar mengajak kita berkebun, supaya bisa mengatasi krisis pangan di tengah wabah ini,” kata dia.
Terkait itu, Anias mengatakan, pihaknya telah membuka lahan pertanian di Distrik Muara Tami, Kota Jayapura. Pihaknya mulai bekerja dan menyampaikan terima kasih kepada Kamar Adat Pengusaha Papua, yang telah memberikan bantuan alat-alat kerja pertanian sehari sebelumnya.