Bantah Gunakan Buzzer, KSP Akui Pernah Pakai Influencer

Jakarta, IDN Times - Deputi V Bidang Politik, Hukum, Keamanan dan HAM Kantor Staf Presiden (KSP) Jaleswari Pramodhawardani mengatakan, istana tak pernah menggunakan buzzer atau pendengung untuk menaikkan sebuah isu di media sosial.
"Kami ini untuk buzzer ini sama sekali tidak menggunakan. Tidak menggunakan buzzer," kata Jaleswari saat rapat dengar pendapat bersama Komisi II DPR RI, seperti yang disiarkan langsung di channel YouTube DPR RI, Kamis (3/9/2020).
1. KSP sebut istana tak pernah menggunakan buzzer di media sosial

Jaleswari menyebut buzzer biasanya memang bekerja sesuai pemesanan isu. Namun, ia membantah istana menggunakan buzzer di media sosial.
"Dia (buzzer) bekerja tidak berdasarkan isu yang belum ada, tapi isu yang sudah ada diamplifikasi. Bukan siapa-siapa dan anonim, dan dia bergerak berdasarakan pesanan," ucap dia.
2. Jaleswari mengakui KSP pernah menggunakan influencer

Jaleswari menjelaskan perbedaan buzzer dengan influencer. Influencer, kata dia, adalah tokoh yang berpengaruh di media sosial. Dia mengaku KSP pernah menggunakan influencer beberapa kali.
"Dalam konteks ini mungkin sekali KSP menggunakan dalam hal, misalnya kami mendiskusikan isu-isu strategis, misalnya akademisi," tutur Jaleswari.
3. KSP menggunakan influencer untuk menyampaikan program-program pemerintah

Jaleswari mengungkapkan salah satu influencer yang pernah digunakan KSP yaitu Faisal Basri. Menurut dia, fungsi influencer adalah untuk memberikan masukan kepada pemerintah terkait kebijakan-kebijakan yang ada.
"Kami perlu mendapatkan masukan-masukan terkait ekonomi dan sekaligus dalam percakapan, dalam diskusi itu kami juga menyampaikan program-program atau kebijakan-kebijakan presiden ,yang kemudian sesekali Beliau menuliskan di Twitter-nya," kata Jaleswari.