Begini Cara Pastikan Pemilu Berjalan Jujur dan Adil, Yuk Bantu Awasi!
.jpg)
Jakarta, IDN Times - Penyelenggaraan Pemilu 2024 akan digelar pada 14 Februari. Dalam amanat Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu, penyelenggaraannya harus berlandaskan pada asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil.
Di Pasal 3 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017, penyelenggara pemilu juga harus memenuhi prinsip mandiri, jujur, adil, berkepastian hukum, tertib, terbuka, proporsional, profesional, akuntabel, efektif, dan efisien.
Dalam Bab I Pasal 1 poin 7 dijelaskan, penyelenggara pemilu adalah Komisi Pemilihan Umum (KPU), Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) dan Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP). Lantas bagaimana cara memastikan pemilu berjalan jujur dan adil?
1. Penyelenggara pemilu diminta taati prinsip kode etik

Dilansir dari laman DKPP, syarat pemilu berjalan jujur hingga adil itu semua penyelenggaranya harus teguh pada prinsip kode etik. DKPP menegaskan, penyelenggara pemilu harus memiliki sikap independen yang tak bisa diintervensi pihak manapun.
Sikap independen itu juga harus dimiliki setiap calon anggota penyelenggara pemilu ketika hendak melamar. Sikap independen itu juga akan menghilangkan hak bagi para penyelenggara pemilu, misalnya hak berkumpul dan berserikat.
Sebab, bila penyelenggara pemilu melakukan perkumpulaan dan berserikat dengan pihak lain, khawatir memunculkan stigma negatif atau bahkan melunturkan independensinya.
DKPP juga menjadi lembaga tempat pengaduan apabila ada penyelenggara pemilu diduga melakukan tindakan melanggar. DKPP akan menyidang jika penyelenggara pemilu melanggar etik. Semua kembali kepada pribadi masing-masing penyelenggara pemilu dalam memegang kode etik, sama seperti profesi lainnya.
2. Cara Bawaslu cegah tindak pencucian uang dalam pesta demokrasi

Bawaslu juga melakukan kerja sama dengan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), untuk mencegah adanya tindak pencucian uang dalam pesta demokrasi pada Pemilu 2024.
"Diharapkan dengan adanya penandatanganan ini, potensi pelanggaran dapat diantisipasi sejak dini," ujar Ketua Bawaslu, Rahmat Bagja, dilansir dari laman Bwaslu.
Kerja sama itu juga nantinya meneliti dan memberikan sosialisasi kepada masyarakat terkait tindak pidana pencucian uang. Selain itu, perpindahan transaksi dana kampanye pada Pemilu 2024 juga akan diawasi.
"Dengan penandatangan kerja sama oleh Bawaslu dan PPATK ini adalah bentuk konkret untuk mewujudkan pemilu yang adil, transparan, akuntabel, dan berintegritas," kata dia.
Tak hanya PPATK, Bawaslu juga bekerja sama dengan lembaga lain seperti Polri dalam menindak pelanggaran-pelanggaran pemilu, khususnya yang terkait tindak pidana.
Terbaru, Bawaslu meluncurkan aplikasi Sistem Informasi Penanganan Pelanggaran Pemilu dan Pelaporan (SiGapLapor) untuk memperpendek jarak dan waktu bagi pelapor, sekaligus koordinasi Bawaslu RI (pusat) dengan Bawaslu daerah.
Melalui aplikasi ini, pelapor dugaan pelanggaran pemilu dapat mudah melakukan pengecekan sejauh mana proses penanganan yang dilakukan Bawaslu. Melalui aplikasi SigaLapor, pelapor dapat membuat laporan dugaan pelanggaran hanya dengan aplikasi itu.
Pada Pemilu 2024, milenial dan Gen Z akan menjadi pemilih mayoritas. Oleh karenanya, IDN Times mengajak generasi muda untuk ikut serta memberikan suaranya pada Pemilu 2024.
DKPP dan Bawaslu lembaga yang bekerja mengawasi penyelenggaraan pemilu agar berjalan jujur dan adil. Tapi itu tidak cukup, semua pihak harus terlibat, termasuk milenial dan Gen Z harus terlibat menjaga agar pemilu berjalan jujur, adil, transparan, akuntabel, dan berintegritas.
Kita sebagai milenial dan Gen Z bisa membantu mengawasi pemilu berjalan jujur dan adil, misalnya dengan cara mengawasi berjalannya pemilu di sekitar kita agar berjalan sesuai undang-undang. Kita bisa melaporkan ke Bawaslu, DKPP, atau pihak terkait lainnya jika melihat dugaan kecurangan atau penyimpangan lainnya.
3. Riset IDN Times soal Gen Z jelang Pemilu 2024

Diketahui, hasil riset IDN Research Institute bekerja sama dengan Populix menunjukkan, calon pemimpin menurut Gen Z Indonesia adalah mereka yang memiliki visi yang jelas untuk negara dan berintegritas, sehingga mereka tidak akan korupsi, serta memiliki pengalaman politik.
Meskipun 61 persen Gen Z mengatakan mereka memilih pemimpin politik yang memiliki agama yang sama dengan mereka, ketika agama dikaitkan dengan faktor-faktor lain.
Hal ini menunjukkan, pada akhirnya kemampuan seorang kandidat lebih signifikan dalam menggaet suara calon pemilih, dibandingkan latar belakang agama, popularitas, etnis, dan bahkan partai politiknya.
Hasil survei ini juga menunjukkan, sebanyak 41 persen Gen Z menyatakan siap menggunakan hak pilihnya pada Pemilu 2014, sebanyak 30 persen menyatakan netral, dan 29 persen menyatakan tidak peduli.
Riset berjudul Indonesia Gen Z Report 2022 ini dirilis berbararengan dengan agenda tahunan Indonesia Millennial & Gen-Z Summit (IMGS) by IDN Media, yang dihelat pada 29-30 September 2022.
Riset ini dilatarbelakangi kelangkaan penelitian di ranah Gen Z, yang menimbulkan mitos dan stereotipe pada generasi ini. Selain menggali pemahaman mendalam tentang Gen Z di Indonesia, riset ini juga bertujuan untuk mengetahui pandangan politik generasi ini di Tanah Air. Termasuk, pilihan mereka terhadap sosok calon pemimpin mendatang, dan minat mereka untuk menggunakan hak pilihnya pada Pemilu 2024.
Survei ini digelar pada 27 Januari - 7 Maret 2022 dengan melibatkan 1.000 responden di 12 kota dan daerah aglomerasi di Indonesia, dengan metode survei multistage random sampling. Sementara, margin of error survei ini kurang dari 5 persen.
4. Kamu bisa tanya apapun seputar pemilu dan politik di microsite #GenZMemilih, dan bisa dapat cuan!

IDN Times sebagai media yang menargetkan milenial dan Gen Z, punya peran dan tanggung jawab memberikan edukasi serta literasi soal politik dan Pemilu 2024 kepada Gen Z dan milenial.
Apalagi, IDN Media dipercaya sudah menjadi media partner Komisi Pemilihan Umum (KPU) dengan menandatangani MoU pada Oktober 2022.
Melalui microsite khusus dan program talkshow series Gen Z Memilih, IDN Times berupaya memberikan edukasi dan literasi, yang diharapkan bisa menjadi panduan bagi Gen Z dan milenial jelang pemilu.
Gen Z dan milenial bisa bertanya atau menjawab pertanyaan yang diajukan di microsite Gen Z Memilih, seputar pemilu atau politik. Nah, menariknya, setiap pertanyaan terbaik dengan vote tertinggi akan mendapatkan hadiah berupa poin yang dapat ditukarkan dengan uang tunai ratusan ribu rupiah.
Talkshow series Gen Z Memilih berlangsung setiap Rabu, mulai Februari hingga Desember 2023, dengan menghadirkan pembicara-pembicara kompeten dan wakil Gen Z. Selain itu, IDN Times juga bekerja sama dengan sejumlah kampus.
Buat kalian yang akan mengirimkan pertanyaan, caranya gampang banget. Berikut tata cara mengajukan pertanyaan di #GenZMemilih:
- Buka situs IDN Times atau buka link ini https://tanyajawab.idntimes.com/
- Pilih kanal Tanya Jawab, dan pilih fitur "Lainnya"
- Masukan pertanyaan dan sertakan hastag #GenZMemilih.