Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Begini Cara Prabowo-Sandiaga Sikapi Homeschooling

Dok. IDN Times

Jakarta, IDN Times - Sistem pendidikan melalui sekolah di rumah atau homeschooling adalah jalur informal. Pendidikan pada sistem homeschooling di bawah pengarahan orang tua. Sistem itu tidak dilaksanakan secara formal di institusi pendidikan dengan model kegiatan belajar terstruktur dan kolektif.

Meski terus berkembang, namun masih ada astigma negatif di kalangan masyarakat tentang homeschooling. Ada yang menyoroti masalah sosialisasi anak, termasuk jumlah teman jika menjalani homeschooling. Ada pula yang meragukan ijazah kelulusannya.
Lalu bagaimana kubu Prabowo-Sandiaga memandang homeschooling?

1. Prabowo-Sandiaga menekankan pada target

Dok. IDN Times

Koordinator juru debat Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga, Ledia Hanifa memandang homeschooling di Indonesia belum berjalan sebagaimana target seharusnya. Padahal menurutnya, Undang-undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional mengakomodasi homeschooling sebagai salah satu alternatif pembelajaran yang dapat dilakukan oleh masyarakat.

“Harusnya ada target yang dicapai. Yang diperlukan adalah bagaimana siswa dan orang tua paham apa yang akan di-homeschooling-kan dan apa konsekuensinya. Jadi homeschooling adalah salah atu metode pilihan,” kata politisi PKS itu saat mengisi program #MillennialsMemilih IDN Times, Jakarta Barat, Rabu (6/3).

Ledia mengatakan hingga kini belum ada kurikulum yang utuh yang bisa menjadi standar untuk diterapkan pada sistem homeschooling. "Kita harus ada standar-standar yang harus dipenuhi. Nah standar ini dari orang tua mau kemana mereka memfokuskan," lanjutnya.

2. Homeschooling tidak harus kejar paket

IDN Times/Irfan Fathurohman

Dalam pelaksanaannya, homeschooling berada di bawah naungan Direktorat Pendidikan Kesetaraan, Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah, Departemen Pendidikan Nasional RI. Siswa yang memilih homeschooling akan memperoleh ijazah kesetaraan yang dikeluarkan oleh Kemendiknas yaitu, Paket A setara SD, Paket B setara SMP, Paket C setara SMA.

Ijazah melalui ujian paket tersebut dapat digunakan untuk meneruskan pendidikan ke sekolah formal yang lebih tinggi, bahkan ke sekolah-sekolah luar negeri sekalipun. Memandang hal tersebut, Ledia menilai tidak relevan dengan tujuan dari homeschooling.

“Banyak kok yang harus diikuti, kita punya PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat), bukan ngambil paket ABC tapi mencapai target-targetnya itu sendiri. mestinya kita dapat mencapai terget-target itu,” paparnya.

3. Orang tua berperan penting memenuhi target homeschooling

Dok. IDN Times

Meski begitu, Ledia menegaskan, sekolah rumah bukanlah lembaga pendidikan, bukan juga bimbingan belajar yang dilaksanakan di sebuah lembaga, melainkan model pembelajaran di rumah dengan orang tua sebagai penanggung jawab utama. Orang tua bisa berperan sebagai guru atau juga mendatangkan guru pendamping atau tutor ke rumah.

"Sekolah rumah bukan berarti kegiatannya selalu di rumah. siswa dapat belajar di alam bebas baik di laboratorium, perpustakaan, museum, tempat wisata, dan lingkungan sekitarnya. Komitmen orangtua dalam menemani anak belajar adalah kunci utama."

Para orangtua memiliki sejumlah alasan yang membuat mereka memilih model pendidikan homeschooling untuk anak-anak mereka. Tiga alasan yang kebanyakan dipilih di Amerika Serikat adalah masalah mengenai lingkungan sekolah yang tidak kondusif, orang tua ingin lebih menekankan pengajaran agama atau moral, dan ketidaksetujuan dengan pengajaran akademik di sekolah negeri maupun sekolah swasta.

4. Prabowo-Sandiaga mengajak semua pihak memperhatikan homeschooling

ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

Ledia mengajak semua pihak untuk mendukung kurikulum homeschooling, mendorong potensi dalam diri anak dan fokus untuk mengembangkannya.

“Kita fokus akademik, tidak banyak sekolah formal untuk mengembangkan kemampuan secara spesifik. Seperti yang berkaitan dengan sosial budaya Ini belum terlalu diperhatikan, perlu ada kesiapan dari semua pihak. Berkebutuhan khusus bukan berarti kurang, tapi dia punya kelebihan,” ucap Ledia yang juga merupakan caleg dapil incumbent Jawa Barat 1.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
Sunariyah
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Sunariyah
EditorSunariyah
Follow Us