Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Berhaji Tertunda Tahun ini, Berkurban Jadi Pilihan Rayakan Iduladha

IDN Times/ACT
IDN Times/ACT

Jakarta, IDN Times – Berangkat haji ke Tanah Suci merupakan keinginan semua orang beriman karena termasuk dalam Rukun Islam yang kelima. Saking besarnya keinginan untuk menyempurnakan rukun islam, banyak orang yang menabung uang, kemudian mengantre giliran keberangkatan hingga belasan tahun lamanya. Oleh karena itu, sulit terbayangkan betapa bahagianya hati seorang muslim apabila hari itu pun tiba. Air mata para calon jemaah haji akan berlinang tatkala nama dirinya sudah diumumkan akan berhaji. Segala jenis keperluan dipersiapkan dengan matang, mulai dari perlengkapan, persiapan fisik, hingga persiapan ilmu agama.

Meski begitu istimewa, tidak semua orang memiliki kesempatan untuk menunaikan haji. Bisa jadi dana belum tersedia, tidak sampai usia, bahkan ada pula yang mautnya menjemput di tengah perjalanan menuju Makkah. Namun, niat dan tekadnya yang kuat sudah dicatat sebagai satu kebaikan. Tentu ada langkah nyata yang ditempuh untuk berhaji. Berbeda halnya dengan angan-angan karena tidak ada langkah menuju kebaikan tersebut. Hal itu mengajarkan manusia untuk bertekad kuat untuk melakukan amalan saleh.

1. Rombongan haji dari Indonesia terpaksa tidak diberangkatkan pada tahun ini akibat pandemik Covid-19

Ribuan umat muslim memadati padang Arafah, Arab Saudi, saat wukuf, Sabtu (5/11). Jutaan umat muslim dari berbagai negara mengikuti prosesi puncak haji 1432 H. (ANTARA FOTO/Prasetyo Utomo)

Di tanah Makkah nanti, manusia berbagai penjuru datang memenuhi panggilan Allah subhanallahu wa taala. Tidak ada lagi perbedaan di antara kaum muslimin yang berkumpul. Semua manusia sama di mata Allah pencipta semesta. Tidak dibedakan kedudukan, harta, ras, warna kulit, dan bangsa menyerukan seruan yang sama, yaitu labbaikallah humma labbaik yang artinya aku memenuhi panggilan-Mu. Karena memang, Islam tidak memberikan kekhususan dalam menjalankan syariat islam, kecuali mereka yang memiliki uzur yang syar’i.

Tawaf di Makkah, Sai dari Bukit Safa ke Bukit Marwa, wukuf di Padang Arafah, lempar jumroh, dan beragam rangkaian ibadah haji terngiang-ngiang di pikiran para calon jemaah haji yang akan berangkat menjadi tamu Allah pada 2020. Namun, rindu menjadi tamu terpaksa harus ditahan. Rombongan haji dari Indonesia terpaksa tidak diberangkatkan pada tahun ini akibat pandemik Covid-19. Penantian puluhan tahun untuk bertamu ke Baitullah harus diperpanjang. Meski demikian, niat ibadah haji insyaallah sudah tercatat sebagai amal ibadah.

2. Dengan berkurban, Allah akan membuka pintu rezeki lain

IDN Times/ACT
IDN Times/ACT

Tertundanya haji tahun ini bukan berarti melemahkan semangat beramal saleh bagi setiap muslim sedunia. Niat berhaji tentunya didasari pada ketauhidan dan ketakwaan yang kuat, yaitu beribadah semata-mata hanya untuk Allah. Pada momen Zulhijah ini, berhaji dan berkurban jadi ibadah yang mulia di mata Allah. Inilah kesempatan untuk tetap membuktikan cinta kepada Allah subhannallahu wa taala dengan kurban terbaik sekaligus pelipur rindu Baitullah yang tertunda. Jangan sia-siakan kesempatan berkurban yang merupakan puncak ibadah pada  Zulhijah. 

Sama halnya seperti tekad berhaji, komitmen dan niat untuk menunaikan kurban diperlukan. Terlebih saat pandemik Covid-19 dengan kekhawatiran harta menjadi hal yang memberatkan sebagian orang untuk berkurban. 

“Syariat Islam yang Allah perintahkan pasti memiliki hikmah yang sangat besar. Dalam hal berkurban dan berhaji dengan nominalnya cukup besar bagi sebagian orang, tidak pernah ada cerita seseorang menjadi jatuh miskin akibat menjalankan ibadah tersebut. Bisa jadi dengan kurban, Allah akan membuka pintu rezeki yang lain karena dia menegakkan perintah Allah,” tutur Presiden Aksi Cepat Tanggap (ACT), Ibnu Khajar.

3. Ini beberapa hikmah berkurban, terlebih saat pandemik

Ilustrasi Suasana Pandemik COVID-19 di Kota Guatemala, Amerika (ANTARA FOTO/Press Service of The Presidency)

Dalam sejarahnya, syariat kurban memiliki hikmah yang sangat banyak. Jika ditelisik lebih dalam, berkurban tidak sebatas syariat Islam, tetapi juga pembuktian cinta kepada Sang Pencipta dan jembatan silaturahim dengan sesama muslim. Berkurban saat pandemik Covid-19 ini juga memiliki dimensi sosial sebagai penyelamatan jiwa karena sebagian besar dari masyarakat terdampak secara ekonomi.

Poin keikhlasan menjadi landasan perintah berkurban terkait dengan kondisi pandemik saat ini karena masyarakat dalam ekonomi merosot, nafkah kian sulit dicari, dan kebutuhan sehari-hari sulit dipenuhi. Sebab, betapa banyak umat muslim yang enggan kurban terlebih pada saat krisis akibat pandemik Covid-19. Keterbatasan harta tentu menjadi kekhawatiran yang dirasakan sebagian besar masyarakat karena Covid-19 di tengah kehidupan yang penuh ketidakpastian.

4. Global Qurban–ACT mengajak masyarakat untuk menunaikan ibadah kurban saat pandemik

IDN Times/ACT
IDN Times/ACT

Ketaatan dalam ibadah di tengah pandemik tak boleh melemah. Segala bentuk seruan segera disiapkan dan dilaksanakan. Termasuk berkurban yang bakal jatuh pada akhir Juli mendatang. Melalui tema Labbaik Berqurban Terbaik, Global Qurban–ACT ingin mengajak masyarakat untuk menunaikan ibadah kurban saat pandemik yang memberi dampak signifikan di berbagai aspek kehidupan ini di www.globalqurban.com. Global Qurban yakin, masyarakat Indonesia tak pernah lemah dalam berbuat baik, termasuk dalam berkurban yang akan Global Qurban salurkan untuk masyarakat prasejahtera nantinya.

“Insyaallah, kami akan menyalurkan hewan kurban masyarakat Indonesia ke berbagai daerah, khususnya yang dihuni masyarakat prasejahtera dan episentrum penyebaran Covid-19. Akan ada ratusan hewan kurban setara kambing yang disembelih dengan jutaan penerima manfaat. Global Qurban juga mengirimkan hewan kurbannya, khususnya ke negara yang sedang dirundung konflik kemanusiaan,” tutur Presiden Global Qurban-ACT, Hafit.

Share
Topics
Editorial Team
Editor IDN Creative
EditorEditor IDN Creative
Follow Us