BGN Alihkan MBG bagi Warga Terdampak Banjir Sumut

- Rincian distribusi paket makanan di wilayah terdampak banjir.
- Hadapi sejumlah tantangan dalam proses penyaluran.
- Pemenuhan gizi masyarakat terdampak jadi prioritas utama lembaga.
Jakarta, IDN Times - Badan Gizi Nasional (BGN) melakukan langkah cepat dalam merespons bencana banjir yang melanda sejumlah wilayah di Sumatera Utara. Melalui kebijakan pengalihan penerima manfaat, BGN memastikan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) tetap berjalan dengan menyasar masyarakat yang terdampak langsung oleh bencana.
Sejumlah daerah di Sumatera Utara mengalami gangguan operasional sekolah akibat banjir, sehingga ratusan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) mengalihkan distribusi paket makanan dari siswa ke warga terdampak. Hingga hari ini, terdapat 179 SPPG yang melaksanakan operasi bantuan dengan total distribusi mencapai sekitar 290.000 paket makanan.
"Prihatin dengan kondisi banjir yang terjadi, seluruh jajaran BGN di Sumatera Utara bergerak cepat. Sebanyak 179 SPPG kami operasikan untuk memastikan masyarakat terdampak tetap mendapatkan asupan makanan bergizi. Total sekitar 290 ribu paket makanan telah kami distribusikan di sepuluh kabupaten/kota,” ujar Kepala Regional Sumatera Utara BGN, Agung Kurniawan.
1. Rincian distribusi paket makanan

Adapun rincian distribusi paket makanan di wilayah terdampak banjir meliputi Kota Medan dengan 48 SPPG yang menyalurkan sekitar 55.000 paket, Kota Padangsidimpuan dengan 4 SPPG menyalurkan sekitar 10.000 paket, Kota Tebing Tinggi dengan 13 SPPG menyalurkan sekitar 45.000 paket, Tapanuli Utara dengan 5 SPPG menyalurkan sekitar 9.000 paket, Kabupaten Serdang Bedagai dengan 28 SPPG menyalurkan sekitar 12.000 paket, Kabupaten Langkat dengan 11 SPPG menyalurkan sekitar 32.000 paket, Kota Sibolga dengan 3 SPPG menyalurkan sekitar 7.000 paket, Tapanuli Selatan dengan 3 SPPG menyalurkan sekitar 7.000 paket, Mandailing Natal dengan 10 SPPG menyalurkan sekitar 13.000 paket, serta Kabupaten Deli Serdang dengan 54 SPPG menyalurkan sekitar 100.000 paket.
2. Hadapi sejumlah tantangan

Dalam proses penyaluran, sejumlah tantangan turut dihadapi tim di lapangan, antara lain akses bahan baku dan listrik yang terbatas di wilayah banjir, gangguan jaringan internet, serta terhentinya operasional beberapa SPPG di Kepulauan Nias akibat penutupan Pelabuhan Sibolga. BGN juga tengah menyiapkan mekanisme khusus untuk mendukung operasional SPPG yang harus berjalan di akhir pekan.
3. Pemenuhan gizi masyarakat terdampak jadi prioritas

Kepala Biro Hukum dan Humas BGN, Khairul Hidayati, menegaskan bahwa pemenuhan gizi masyarakat terdampak menjadi prioritas utama lembaga.
“BGN memastikan bahwa masyarakat terdampak bencana tetap mendapatkan akses makanan bergizi. Kami terus memantau kondisi di Sumatra Utara dan berkoordinasi dengan semua pihak untuk memastikan distribusi berjalan lancar meski menghadapi keterbatasan di lapangan,” ujar Hida di Jakarta, Sabtu (29/11).
Hida menambahkan bahwa BGN akan terus memperkuat sistem tanggap darurat pangan gizi di seluruh Indonesia.
“Ke depan, BGN akan memperkuat mekanisme respons cepat di setiap wilayah agar bantuan pangan bergizi dapat segera disalurkan begitu terjadi bencana. Kolaborasi dengan pemerintah daerah sangat krusial untuk memastikan pelayanan kepada masyarakat berjalan tanpa hambatan,” tutup Hida. (WEB)



















