Bonus Demografi Penduduk Capai 208 Juta, Gibran: Ini Kesempatan Emas

- Gibran mengingatkan bonus demografi Indonesia 208 juta akan hadir pada 2030-2045.
- Anak muda Indonesia diminta manfaatkan bonus demografi, contoh animasi Jumbo dan Timnas U-17.
- Gibran ajak anak muda tak takut AI, percaya diri dan beradaptasi dengan teknologi. Tanggung jawab keterlibatan pemerintah hingga masyarakat sipil.
Jakarta, IDN Times - Wakil Presiden RI, Gibran Rakabuming Raka mengingatkan Indonesia akan mendapatkan bonus demografi sebesar 208 juta pada periode 2030 sampai 2045. Maka, ia mengajak anak muda Indonesia untuk tidak menyia-nyiakan momen berharga itu. Pada momen itu, maka jumlah usia produktif di Tanah Air mencapai lebih dari separuh total penduduk Indonesia.
"Ini merupakan sebuah kondisi yang terjadi dalam satu kali sejarah peradaban sebuah bangsa. Kesempatan ini tidak akan terulang, di mana sekitar 208 juta penduduk kita akan berada di usia produktif," ujar Gibran seperti dikutip akun YouTube Gibran pada Sabtu (19/4/2025).
Dalam situasi itu, penduduk usia produktif di suatu negara lebih besar sehingga memiliki pengaruh yang signifikan dalam menentukan arah kemajuan. "Ini adalah kesempatan emas untuk mengelola bonus demografi agar tidak menjadi sekadar bonus," tutur dia.
Diharapkan bonus demografi ini, kata Gibran, bisa menjadi jawaban untuk masa depan Indonesia.
1. Anak muda Indonesia terbukti mampu tampil tunjukkan prestasi level dunia

Lebih lanjut, Gibran kemudian memberikan sejumlah contoh bahwa anak muda Indonesia sudah mulai menjadi jawaban dari tantangan yang ada. Contoh pertama, film animasi Indonesia berjudul Jumbo karya rumah produksi Visinema Pictures ternyata sudah ditonton oleh empat juta penonton.
"Film Jumbo ini karya animator muda Indonesia yang saat ini sudah mencapai 4 juta penonton. Serta akan ditayangkan di 17 negara, yakni Asia dan Eropa. Ini menjadi era baru industri animasi Indonesia," ujar Gibran.
Contoh kedua yang disebut oleh Gibran yakni Timnas U-17 yang untuk kali pertama berhasil lolos kualifikasi ke Piala Dunia 2025.
"Timnas U-17 menjadi satu-satunya wakil dari Asia Tenggara (yang lolos)," tutur putra sulung Presiden ke-7, Joko "Jokowi" Widodo.
2. Gibran meyakini AI tidak akan pernah menggantikan manusia

Di dalam video itu, Gibran juga pernah menyampaikan bahwa manusia tak perlu takut terhadap teknologi kecerdasan buatan atau AI. Sebab, AI tidak akan pernah menggantikan manusia. Dengan menggunakan AI menjadi penanda manusia bersedia untuk beradaptasi.
"Jadi, AI itu bukan ancaman. Manusia yang tidak menggunakan AI akan dikalahkan oleh manusia yang menggunakan AI," tutur dia.
Ia pun meyakini bahwa anak muda Indonesia tidak akan takut terhadap tantangan. Anak muda Indonesia adalah petarung tangguh.
"Kita hanya butuh alasan untuk percaya," katanya.
Oleh sebab itu, mengelola bonus demografi, kata Gibran tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah saja. Tetapi, dibutuhkan keterlibatan sektor swasta, praktisi, akademisi, tokoh agama hingga masyarakat sipil.
3. Warganet berharap Gibran bisa berdiskusi soal bonus demografi di kampus

Sementara, warganet ikut berkomentar soal video Gibran yang tayang pada hari ini. Sebagian dari mereka mengharapkan agar Gibran bersedia berdiskusi mengenai topik bonus demografi di kampus. Publik tak ingin ide bonus demografi hanya didiskusikan di media sosial saja.
"Coba dong, Pak Wapres mampir ke kampus kita untuk diskusi mengenai bonus demografi yang akan kita tuju itu. Biar kita bisa saling bercakap-cakap perihal itu," demikian komentar warganet yang dikutip pada hari ini.
Ada pula warganet yang mempertanyakan langkah nyata Gibran sebagai wapres ketimbang hanya memaparkan data belaka. "Lalu, langkah nyata pemerintah agar bonus demografi tidak hanya menjadi data statistik belaka, apa?" tanya warganet.
"Loe sebagai wapres harusnya mengisi dan memperbaiki kekosongan peran-peran pemerintah selama ini dalam berbagai aspek. Semua orang juga tahu kalau kita akan menghadapi bonus demografi, bahkan narasi ini sudah dari zaman gue SMA. Sekarang apa sih yang sudah dilakukan oleh pemerintah untuk menaikan angka penyerapan tenaga kerja yang setiap tahunnya bertambah? Mulai dari fresh graduate hingga angka pengangguran yang tidak menemukan solusi," kata warganet.