BPBD DKI: 1.810 Bencana di Jakarta Sepanjang 2024, Terbanyak Kebakaran

- BPBD DKI Jakarta mencatat 1.810 kejadian bencana sepanjang 2024, terutama kebakaran.
- Bencana didominasi oleh kebakaran gedung/permukiman, pohon tumbang, dan jalan tergenang. Total kerugian mencapai Rp442 miliar.
- Program edukasi dan pelatihan bertujuan meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana serta mengurangi risiko sejak dini.
Jakarta, IDN Times - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mencatat sebanyak 1.810 kejadian bencana sepanjang 2024. Sebagian besar adalah bencana kebakaran.
Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta, Isnawa Adji menegaskan, pentingnya kesiapsiagaan bencana. Ia menyampaikan, BPBD DKI Jakarta bersama OPD terkait juga aktif melakukan sosialisasi, pelatihan dan edukasi kepada masyarakat untuk meningkatkan pemahaman dan kesiapan menghadapi bencana.
“Program-program ini mencakup simulasi tanggap darurat, pelatihan evakuasi, dan edukasi pengurangan risiko bencana yang melibatkan berbagai elemen masyarakat, termasuk sekolah, komunitas dan dunia usaha,” ujar Isnawa, Minggu (2/1/2025).
1. Jumlah korban mencapai 10.632 orang

Isnawa memaparkan bencana di Jakarta masih didominasi oleh kebakaran gedung atau permukiman sebanyak 788 kejadian, disusul pohon tumbang ada 435 kejadian, jalan tergenang 257 kejadian, kejadian lainnya 149 kejadian, banjir 131 kejadian, tanah longsor 37 kejadian) dan angin kencang 13 kejadian.
"Adapun jumlah korban mencapai 10.632 orang mengungsi, 87 meninggal dunia, 302 luka-luka, dan tiga hilang," katanya.
2. Total taksiran kerugian capai Rp442 miliar

Isnawa menambahkan dari sisi kerusakan, tercatat 1.593 rumah tinggal, 487 bangunan semi permanen, 441 kios/ruko, 139 kendaraan dan 106 gedung dan gudang mengalami kerusakan.
"Total taksiran kerugian akibat bencana tersebut mencapai Rp442.193.643.628," ujarnya.
3.Masyarakat diminta proaktif

Ia menjelaskan, edukasi dan pelatihan bertujuan agar masyarakat tidak hanya mengetahui apa yang harus dilakukan saat bencana terjadi, tetapi juga mampu mengurangi risiko sejak dini.
“Kami ingin memastikan bahwa semua pihak berperan aktif dalam menciptakan Jakarta yang lebih tangguh terhadap bencana. Masyarakat juga diminta proaktif, menjaga lingkungan dan menghubungi Jakarta Siaga 112 untuk keadaan darurat,” ujarnya.