Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Bucin Maksimal, Romansa Jemaah Haji Lansia dari Bilik Demensia

Suasana pelayanan pasien demensia Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah. IDN Times/Faiz Nashrillah

Makkah, IDN Times - Adagium bahwa cinta memang bisa bikin orang hilang ingatan ternyata bukan bualan belaka. Itulah yang terjadi pada pasangan lanjut usia yang sedang menjalankan ibadah haji di Kota Makkah. Kisah mereka terekam di bilik perawatan demensia, Klinik Kesehatan Ibadah Haji Indonesia (KKHI) Makkah. 

Romansa lansia ini diceritakan oleh dokter spesialis kejiwaan KKHI, dr. Muhammad Andi Sameggu Sp.Kj. Mulanya, kata Andi, mereka menerima laporan tentang adanya seorang jemaah perempuan berusia 70 tahun asal Banten yang mengalami sesak napas, pada Sabtu, (25/5/2024). Setelah diperiksa, ia diharuskan untuk opname di KKHI. Keputusan tim medis ini nyatanya membuat sang suami resah. Pria 81 tahun tersebut enggan berpisah dengan sang istri. Ia pun ikut mendampingi saat istrinya  dibawa ke KKHI. ''Dia duduk di samping istrinya seharian tak mau berpisah,'' ujarnya, Jumat (7/6/2024).

Suasana pelayanan pasien demensia Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah. IDN Times/Faiz Nashrillah

Masalah muncul karena pria tersebut mulai menunjukkan kegelisahan yang tak wajar. Selain, mondar-mandir, ucapan yang keluar dari mulutnya juga ngelantur. Yang lebih parah, dia mengalami disorientasi tempat. Kepada para petugas yang mendampinginya, pria ini beberapa kali merasa masih sedang di kampungnya.

''Dari sini kami mulai memutuskan bahwa beliau mengalami demensia,'' ujarnya. Demensia sendiri adalah kondisi menurunnya daya pikir dan daya ingat yang biasa dialami oleh para lansia. Menurut Andi, ada banyak hal yang bisa mempengaruhi munculnya demensia. ''Biasanya mereka punya riwayat demensia di rumah. Lalu terpicu oleh dehidrasi,'' ujarnya. 

Dengan kondisi yang seperti itu, kedua pasangan ini pun harus dipisah. Sang istri yang dirawat di lantai bawah, sementara pria tersebut akhirnya dibawa ke klinik demensia di lantai 5. Namun, upaya membujuk pria itu tak mudah. Dengan berbagai pendekatan, akhirnya ia mau dipisah.

Suasana pelayanan pasien demensia Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah. IDN Times/Faiz Nashrillah

"Tapi dia kan tidak merasa sedang tidak sakit. Yang ada di pikirannya itu dia cuma sementara istirahat di lantai 5. Hampir setiap dua jam sekali minta turun ketemu istri,'' ujar Andi. 

Layaknya pasangan yang sedang kasmaran, momen perjumpaan ia gunakan dengan sebaik-baiknya. Sang suami tak henti-hentinya mengelus rambut sang istri. Sebaliknya, ketika kembali ke kamar, ia seperti tak menjadi diri sendiri. Selain omongannya tak jelas, ia bertingkah aneh, misalnya kerap mencoba memperbaiki ranjang tempatnya tidur. Andi menduga, ia dulunya adalah seorang tukang kayu. 

Petugas kesehatan kesehatan, kata Andi, terus mencoba untuk memulihkan kesadarannya. Salah satu caranya adalah dengan lebih banyak mengajak berinteraksi. Di sisi lain, kondisi kesehatannya terus dikontrol. Sayangnya, hingga hari ketiga, ia tak menunjukkan banyak perkembangan positif. 

 

Suasana pelayanan pasien demensia Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah. IDN Times/Faiz Nashrillah

Masalah selanjutnya muncul. Setelah tiga hari dirawat, sang istri akhirnya diizinkan untuk meninggalkan KKHI. Beda dengan suami yang ingin terus bersama, sang istri memilih pulang ke hotel. Di sisi lain kondisi sang suami masih belum stabil dan masih kerap meracau. 

''Ini seperti cinta tak berbalas. Kami mencoba membujuk beberapa kali, sang istri sempat tak mau. Akhirnya dia mau tapi dengan syarat cuma satu malam,'' ujar Andi. Syarat itu pun diiyakan oleh petugas KKHI. Bahkan, mereka kemudian ditempatkan di kamar yang sama. 

Ajaibnya, hanya dalam semalam, kesadaran pria itu pulih sepenuhnya. Setelah dilakukan beberapa kali pemeriksaan, keesokan harinya mereka pun diizinkan untuk pulang ke hotel. Agar tak kambuh, Andi pun meminta kepada petugas di kloter untuk mengatur agar pasangan ini bisa satu kamar. Beruntung, permintaan itu bisa dituruti meski harus berbagi dengan pasangan lain. ''Kalau kata anak sekarang, beliau ini bucin. Butuh banyak perhatian dari pasangannya.''

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Faiz Nashrillah
EditorFaiz Nashrillah
Follow Us