CEK FAKTA: Kentang Berwarna Hijau dan Bertunas Mengandung Racun?

- Memasak tidak menghilangkan racun Kentang berwarna hijau dan bertunas mengandung racun solanin dan chaconin yang tidak bisa dihilangkan dengan memasak.
- Cara menyimpan kentang supaya tetap aman Kentang harus disimpan di tempat yang sejuk, gelap, dan kering. Jangan mengonsumsi kentang yang sudah tua, kering, berwarna hijau, atau bertunas.
- Apakah kentang hijau di dapur harus dibuang? Kesadaran masyarakat terhadap keamanan pangan harus ditingkatkan. Penyimpanan dan pemilihan kentang berdampak serius bagi kesehatan tubuh.
Jakarta, IDN Times - Belakangan beredar kabar di media sosial mengenai pasangan WNI di Jepang yang meninggal diduga mengonsumsi kentang bertunas. Informasi ini dikaitkan dengan keracunan senyawa glikoalkaloid seperti solanin dan chaconin yang memang terdapat pada kentang.
Supervisor Jaminan Mutu Pangan Sekolah Vokasi IPB University, Dr. Andi Early Febrinda menjelaskan, informasi tersebut benar adanya dan penting untuk menjadi perhatian masyarakat. Ia membenarkan bahwa kentang berwarna hijau dan bertunas berbahaya bagi kesehatan tubuh.
Dr Andi menjelaskan, kentang mengandung senyawa glikoalkaloid, yaitu solanin dan chaconin, yang berfungsi sebagai mekanisme pertahanan alami tanaman terhadap hama dan penyakit. Tunas dan bagian berwarna hijau pada kentang harus dibuang.
“Solanin dapat ditemukan di daun, kulit, daging umbi, dan terutama tunas. Kandungan solanin bisa meningkat akibat penyimpanan yang salah, pemanenan kentang yang belum matang, atau paparan cahaya matahari yang terlalu lama,” ujar Dr. Andi dalam keterangan tertulis, dikutip Minggu (22/6/2025).
1. Memasak tidak menghilangkan racun

Banyak orang mengira bahwa proses memasak dapat menghilangkan racun pada kentang. Namun, Dr Andi menegaskan, merebus, menggoreng, atau memanggang kentang tidak efektif mengurangi kadar solanin.
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa merebus hanya mampu mengurangi kandungan solanin sekitar satu persen saja. Kentang dengan kadar solanin tinggi akan terasa pahit.
"Gejala keracunan yang dapat muncul antara lain rasa terbakar di mulut, mual, muntah, kram perut, diare, hingga pendarahan internal,” jelasnya.
Dr Andi menegaskan, warna hijau pada kentang menandakan tingginya kadar solanin. Jika direbus bersama umbinya, senyawa itu bisa menyebar ke seluruh bagian kentang.
"Oleh karena itu, tunas dan bagian hijau tidak boleh dikonsumsi,” ujar dia.
2. Cara menyimpan kentang supaya tetap aman

Dr. Andi lantas memberikan tips supaya kentang tetap aman dikonsumsi. Kentang harus disimpan kentang di tempat yang sejuk, gelap, dan kering. Jangan mengonsumsi kentang yang sudah tua, kering, berwarna hijau, atau bertunas.
Dia menambahkan, jika ingin memakan kentang bersama kulitnya, pastikan kentang dalam kondisi segar, tidak bertunas, dan tidak ada bagian hijau. Hindari mengonsumsi kentang yang rasanya pahit.
Selain itu, anak-anak sebaiknya hanya diberikan kentang yang sudah dikupas karena lebih sensitif terhadap racun solanin. Jangan gunakan kembali air rebusan kentang karena senyawa beracun bisa larut ke dalam air.
3. Apakah kentang hijau di dapur harus dibuang?

Dr. Andi menegaskan, kesadaran masyarakat terhadap keamanan pangan harus ditingkatkan. Dia mengatakan, penyimpanan dan pemilihan kentang berdampak serius bagi kesehatan tubuh.
“Kesadaran masyarakat terhadap keamanan pangan harus terus ditingkatkan. Hal-hal yang tampak sepele seperti penyimpanan dan pemilihan kentang bisa berdampak serius bagi kesehatan,” jelas Dr Andi.
Kesimpulannya: benar kentang berwarna hijau dan bertunas cukup berbahaya bagi kesehatan. Memasak bahkan tidak bisa menghilangkan kandungan racun dalam kentang berwarna hijau.