Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Cerita Ziarah ke Makam Imam Al-Bukhari, Suara Megawati Bergetar

Megawati Soekarnoputri saat hadiri pertunjukan teater musik bertajuk 'Imam Al-Bukhari dan Sukarno' yang digelar di Gedung Kesenian Jakarta, Selasa (15/4/2025) malam (dok. PDIP)
Intinya sih...
  • Megawati Soekarnoputri berbagi pengalaman emosional saat ziarah ke makam Imam Al-Bukhari di Uzbekistan.
  • Ziarah dilakukan saat dirinya menerima gelar Profesor Kehormatan dari Universitas Silk Road Uzbekistan, dan ia memuji ketelitian Imam Al-Bukhari dalam menyeleksi hadis.
  • Kunjungan Bung Karno ke Uni Soviet tahun 1956 menjadi titik balik bagi pengenalan kembali makam Imam Al-Bukhari ke dunia, yang kemudian dipugar dan dijadikan destinasi ziarah religi.

Jakarta, IDN Times - Presiden Kelima RI, Megawati Soekarnoputri, membagikan pengalaman emosionalnya saat berziarah ke makam Imam Al-Bukhari di Uzbekistan. 

Momen ini ia ceritakan dalam pertunjukan teater musik bertajuk "Imam Al-Bukhari dan Sukarno" yang digelar di Gedung Kesenian Jakarta, Selasa (15/4/2025) malam.

1. Megawati menitikkan air mata

Megawati menyebut, ziarah ini bukan sekadar kunjungan biasa. Di hadapan para tokoh nasional dan tamu undangan, suara Megawati terdengar bergetar saat mengingat momen spiritual tersebut. Ia pun menitikkan air mata.

“Ada getaran spiritual saat saya berdoa di makam beliau. Saya membayangkan perjuangan Imam Al-Bukhari, dan tentu saja Bung Karno yang pernah datang ke sana di tahun 1956,” ujar Megawati dalam sambutannya.

2. Jejak Bung Karno dan warisan Islam di Asia Tengah

Megawati Soekarnoputri hadiri pertunjukan teater seni musik bertajuk 'Imam Al Bukhari-Soekarno' di Gedung Kesenian Jakarta (GKJ), Selasa malam (15/4/2025) (dok. PDIP)

Ziarah Megawati ke makam ulama besar ini dilakukan saat dirinya menerima gelar Profesor Kehormatan dari Universitas Silk Road Uzbekistan, September 2024. Ia menyebut perjalanan tersebut sebagai pengalaman yang sangat membekas secara spiritual.

Sebagai informasi, Imam Al-Bukhari adalah ulama ahli hadis kelahiran Bukhara (kini Uzbekistan) pada tahun 810 M. Karyanya yang paling terkenal, Shahih Al-Bukhari, menjadi rujukan utama umat Islam di seluruh dunia hingga saat ini.

Megawati memuji ketelitian Imam Al-Bukhari dalam menyeleksi hadis khususnya dalam menilai kredibilitas perawi sebagai bentuk integritas keilmuan yang masih relevan sampai sekarang.

Tak cuma itu, Megawati juga mengenang bagaimana Bung Karno punya andil besar dalam mengenalkan kembali makam Imam Al-Bukhari ke dunia. Kunjungan Bung Karno ke Uni Soviet tahun 1956 menjadi titik balik—makam yang sebelumnya terlupakan kemudian dipugar dan dijadikan destinasi ziarah religi.

“Langkah kecil Bung Karno itu membuka pintu bagi kebangkitan warisan Islam di Asia Tengah,” kata.

3. Teater musik Jadi simbol persahabatan Indonesia-Uzbekistan

(IDN Times/Yosafat Diva Bayu Wisesa)

Megawati lantas mengatakan, acara teater musik Imam Al-Bukhari dan Sukarno sebagai "jembatan sejarah dan perasaan" yang mempererat hubungan Indonesia dan Uzbekistan. Pementasan ini merupakan kolaborasi seni dua negara yang menyatukan dua tokoh besar dari dunia Islam dan Indonesia.

Sejumlah tokoh penting terlihat hadir dalam acara ini, seperti Menteri Kebudayaan Fadli Zon, Gubernur Jakarta Pramono Anung, Wakil Gubernur Rano Karno, serta elite PDIP seperti Puan Maharani, Ganjar Pranowo, dan Deddy Sitorus.

Keluarga Megawati pun turut mendukung, mulai dari Prananda Prabowo, Sukmawati Soekarnoputri, hingga Guruh Soekarnoputra.

Ketua BPIP Yudian Wahyudi dan budayawan Butet Kartaredjasa juga ikut hadir. Duta Besar Uzbekistan untuk Indonesia, Oybek Eshonov, menyambut baik kolaborasi ini dan menegaskan pentingnya kerja sama budaya antarkedua negara.

“Semoga persahabatan Indonesia-Uzbekistan tetap abadi, dijaga dengan rasa hormat, penghargaan, dan cinta kasih," imbuh dia.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ilyas Listianto Mujib
Yosafat Diva Bayu Wisesa
Ilyas Listianto Mujib
EditorIlyas Listianto Mujib
Follow Us