Curhat Neni Herlina Dipecat Kemendiktisaintek Melalui Telepon dan WA

Jakarta, IDN Times - Kebijakan kontroversial kembali mencuat dari lingkungan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Diktiristek) Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Kemendiktisaintek).
Seorang pejabat fungsional, Neni Herlina, mengungkapkan pengalamannya yang tidak mengenakkan akibat keputusan pimpinan yang memecatnya, dan memindahkan pegawai secara sepihak melalui telepon dan aplikasi WhatsApp.
Neni menceritakan salah satu staf sekretariat pimpinan diberhentikan secara mendadak, melalui panggilan telepon pada 1 Desember 2024, tanpa adanya proses formal.
Selain itu, Ketua Tim Umum dan Barang Milik Negara (BMN) juga dipindahkan dari posisi rumah tangga, melalui pesan WhatsApp pada 3 Desember 2024, saat yang bersangkutan sedang sakit dan tidak dapat mengangkat telepon dari pimpinan.
“Apakah pantas seorang pimpinan tertinggi kementerian memindahkan atau memecat stafnya, tanpa mengacu kepada peraturan PNS/ASN yang berlaku?” ujar Neni dalam keterangannya, Senin (20/1/2025).
Neni juga menceritakan bagaimana ia mengalami nasib serupa. Pada Jumat, 17 Januari 2025, ia diminta meninggalkan ruangannya oleh pimpinan di hadapan rekan-rekannya, hanya karena persoalan terkait meja tamu di lantai 18 yang dianggap tidak sesuai standar pimpinan baru.
“Kejadian ini seperti penghuni kos yang diusir karena tidak membayar sewa. Rasanya sangat di luar perikemanusiaan,” ungkapnya.
Neni menyampaikan permohonan maaf kepada para pimpinan definitif atas segala kekurangan dalam melaksanakan tugasnya. Namun, ia menegaskan, tindakan tersebut telah melanggar etika kerja, Hak Asasi Manusia, serta aturan yang ada.
“Saya berharap kejadian ini tidak terulang kepada pegawai lain. Sungguh ini mencederai nilai-nilai keadilan dan kemanusiaan yang seharusnya dijunjung tinggi,” tegasnya.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kemdiktisaintek Togar M Simatupang mengatakan, hal ini merupakan dinamika yang biasa terjadi dalam pemekaran organisasi. Kementerian, kata Togar, pihaknya terbuka buat berdialog.
"Sebenarnya masih tersedia ruang dialog yang lebih baik, dan ini tetap dengan tangan terbuka, pemikiran yang terbuka, dan pecapaian resolusi yang terbaik," kata Togar seperti dikutip dari ANTARA.
Togar menyebut, pemberhentian pegawai juga tak dilakukan secara mendadak. "Tidak sejauh itu, dalam penataan ada tingkat layananan mutu yang harus dijamin oleh bagian atau individu. Ada perbedaan dan pembinaan," kata Togar.