Dapat Komplain dari WNA, Jokowi Minta Kapolri Usut 'Pemain' Karantina

Jakarta, IDN Times - Presiden Joko "Jokowi" Widodo mengaku mendapat komplain dari sejumlah warga negara asing (WNA) yang melakukan karantina di Indonesia. Komplain tersebut berupa adanya 'permainan' karantina yang tidak sesuai dengan aturan.
"Disiplin dalam melakukan pengetatan di pintu-pintu masuk dan pelaksanaan proses karantina yang benar dari luar negeri. Saya masih mendengar dan ini saya minta Kapolri untuk mengusut tuntas permainan yang ada di karantina. Sudah, karena saya sudah mendengar dari beberapa orang asing komplain ke saya mengenai ini," ujar Jokowi dalam keterangannya di situs setkab.go.id, Selasa (1/1/2022).
1. Jokowi ingatkan lonjakan kasus COVID-19 sedang naik

Dalam kesempatan itu, Jokowi mengingatkan, kasus COVID-19 di Indonesia sedang naik. Dia menyampaikan data kenaikan kasus COVID-19 per 31 Januari 2022.
"Hati-hati, saya ingin menegaskan kehati-hatian kita karena kasus aktif naik 910 persen, dari yang sebelumnya 6.108 kasus di 9 Januari (2022), kemudian menjadi 61.718 kasus di 30 Januari (2022)," ujar Presiden.
2. Kasus COVID-19 dari 9-30 Januari 2022 meningkat lebih dari 2 ribu persen

Sementara, untuk kasus aktif COVID-19 selama 9 hingga 30 Januari 2022, bertambah 2.248 persen. Angka tersebut menjadi perhatian serius Jokowi.
"Ini penambahan kasus baru naik 2.248 persen, dari 529 kasus di 9 Januari (2022) menjadi 12.422 kasus di 30 Januari (2022). Sekali lagi, hati-hati kita dalam menyikapi ini. Tapi yang kita patut bersyukur meskipun kasus aktif naik 910 persen, tidak diikuti dengan melonjaknya angka kematian, ini bagus. Meskipun demikian, tetap harus kita harus tetap waspada," ucap dia.
3. Soal kasus Omicron, Jokowi sebut perlu ada penanganan berbeda

Lebih lanjut, Jokowi mengatakan, perlu ada penanganan berbeda terhadap varian COVID-19 Omicron. Mantan Gubernur DKI Jakarta ini mengatakan, pemerintah sudah menyiapkan skemanya.
"Dalam jangka pendek, kita harus memperkuat bagian di hilir, sosialisasi, edukasi yang masif untuk masyarakat yang positif tanpa gejala, untuk melakukan karantina mandiri dengan konsultasi dokter secara mandiri di puskesmas, di faskes atau melalui telemedisin. Dan kemudian stok obat-obatan yang ada di apotek-apotek ini betul-betul harus dikontrol keberadaannya," kata dia.
Kemudian di bagian hulu, kata Jokowi, perlu adanya pencegahan transmisi lokal, terutama yang berada di enam provinsi penyumbang kasus COVID-19 tertinggi.
"Betul-betul harus dimonitor dengan ketat, tetapi juga masyarakat ditenangkan dan tidak usah panik, tapi harus tetap waspada. Kemudian juga disiplin protokol kesehatan bersama TNI dan Polri, terutama 3M yang masif dan juga pelacakan kontak erat. Ini seperti yang sudah kita lakukan," ucap Jokowi.