Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Data Imunisasi Anak akan Masuk Aplikasi PeduliLindungi

ilustrasi aplikasi PeduliLindungi (IDN Times/Hana Adi Perdana)

Jakarta, IDN Times - Kementerian Kesehatan akan melakukan digitalisasi data imunisasi anak yang langsung tersimpan di aplikasi PeduliLindungi.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, mengungkapkan jika berkaca dari kesuksesan program vaksinasi COVID-19, nantinya sistem pendataan imunisasi anak tidak lagi dilakukan manual.

''Terkait dengan imunisasi, kami akan melakukan digitalisasi penuh, sehingga semua anak-anak yang nanti kita lakukan imunisasi akan terekam individunya,'' kata Menkes dalam siaran tertulis dilansir laman kemkes.go id, Minggu (15/5/2022)

1. Setiap anak akan memiliki sertifikat elektronik

Imunisasi bayi di tengah pandemi COVID-19. (ANTARA FOTO/Fauzan)

Budi menilai, upaya digitalisasi data imunisasi ini akan memudahkan orang tua untuk mengakses data imunisasi anak setiap saat, bahkan sampai belasan tahun tanpa khawatir hilang, tercecer, atau rusak, seperti kartu atau buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) yang selama ini digunakan untuk mencatat data imunisasi anak.

''Setiap anak akan memiliki sertifikat elektronik yang disimpan secara digital, jadi kalau sewaktu-waktu dibutuhkan, baik 15 tahun lagi atau 20 tahun lagi, data itu tetap tersimpan dengan aman di Kementerian Kesehatan,'' ujar pria berusia 58 tahun itu.

2. Sistem untuk mendukung program imunisasi

Ilustrasi penimbangan berat badan bayi di Posyandu. (ANTARA FOTO/Anis Efizudin)

Budi menambahkan, saat ini sistem digitalisasi tersebut sedang dipersiapkan. Sehingga, nantinya bisa diaplikasikan untuk mendukung program Imunisasi.

''Sekarang dalam persiapan, diharapkan sebentar lagi sudah siap dan bisa digunakan untuk mendukung peningkatan cakupan program imunisasi rutin pada anak,'' ujar Budi.

3. Sebanyak 1,7 juta anak belum mendapatkan imunisasi dasar lengkap

Ilustrasi bayi menjalani imunisasi di Posyandu. (IDN Times/Dini Suciatingrum)

Saat ini Kemenkes berupaya menggaungkan rebranding Posyandu, sebab sekitar 1,7 juta anak Indonesia belum mendapatkan imunisasi dasar lengkap pada tahun 2019 sampai 2021.

Dengan jumlah anak yang belum mendapatkan imunisasi dasar lengkap yang semakin banyak, Budi khawatir akan berdampak pada peningkatan jumlah kasus Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I), dan terjadinya Kejadian Luar Biasa atau KLB PD3I seperti campak, rubela dan difteri di beberapa wilayah.

"Kementerian Kesehatan berupaya menutup kesenjangan imunitas di masyarakat dengan mengharmoniskan kegiatan imunisasi tambahan dan imunisasi kejar dengan melaksanakan Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) yang dilakukan secara bertahap," kata Budi.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ilyas Listianto Mujib
EditorIlyas Listianto Mujib
Follow Us